empatbelas

6K 501 21
                                    

Cerita dibuat pada tahun 2016, lalu saya unpublished dan sekarang saya re publish tahun 2020.

Mohon maaf jika terdapat penulisan kata yang salah, mohon beritahu saya secara baik-baik:)

Terima kasih.

***

Lucy membuka matanya pukul 5 pagi. Dia menghadap kesamping dan tertegun saat matanya menemukan David yang tertidur dengan pulas. Tanpa sadar senyum Lucy mengembang. Dia bangun dari tidurnya dan duduk disamping David yang masih tertidur.

Lucy terus memandang David dengan dalam. Tanpa sadar tangannya bergerak sendiri menyentuh wajah David dan menelusuri lekuk wajah suaminya itu.

"Kenapa?" Tanya Lucy dengan tenang kepada David. Pertanyaan ambigu yang membuat David tidak menjawab karena tidur dan tidak mengerti apa maksudnya.

"Kenapa kita harus bertemu? Apa ini sebuah takdir?" Tanya nya lagi.

Katakanlah Lucy pengecut, karena dia hanya bisa berbicara saat David tertidur. Bukannya dia tidak berani berbicara sama David ketika David bangun. Tapi lebih karena tidak ingin melihat wajah datar mengesalkan milik David.

"Lo tau... gua bingung sama kita nantinya akan gimana," ucap Lucy lagi dengan pelan.

"Kalo lagi tidur, wajah lo itu keliatan polos. Tapi kalo pas bangun, wajah lo itu seperti Malaikat berhati Lucifer." Lucy terkekeh sendiri membayangkan wajah David yang sedang marah.

Lucy menghembuskan nafasnya dengan panjang, senyum yang terukir tadi sudah terlihat.

"Gua gak tau harus ngomong apalagi. Tapi...." Lucy membungkukan badannya agar lebih dekat dengan David dan senyumnya kembali muncul.

"Makasih ya," lirih Lucy sambil mengecup kening David singkat.

***

Lucy mengutuk dirinya sendiri pada saat di dapur. Dia membolak balikan langkahnya dengan gusar sambil menunggu omelet nya jadi.

"Apa sih yang gua pikirin tadi?" Tanyanya pada diri sendiri dengan gusar.

Bagaimana bisa dia mencium David, ya walaupun cuma dikening sih. Tapi kan.. sama aja mencium. Dan kenapa dia bisa kelepasan saat melihat wajah polos David. Coba bayangin gimana malunya Lucy saat David tau kalau dia pernah mencium keningya. Bisa-bisa harga diri Lucy langsung turun seketika.

Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Lucy putuskan untuk pura-pura tidak tau apa-apa. Dengan cekatan Lucy menata omelet di atas meja makan.

Setelah itu dia mandi dikamar mandi yang berada di dekat dapur. Sekitar 15 menit berada dikamar mandi, Lucy keluar kamar mandi dengan wajah segarnya.

Saat berada di ruang makan, Lucy mendengar suara sepatu mendekatinya. Dengan gugup dia merapihkan alat alat makan.

"Pagi David," sapa Lucy dengan ceria.

"Pagi." David menoleh kearahnya sebentar dan melanjutkan langkahnya dengan wajah datar.

"Mau makan? Gua udah buatin omelet nih," seru Lucy sambil menunjuk kearah meja makan.

"Gak usah, gua buru buru." Tanpa menoleh sedikitpun kearah Lucy, David berjalan menuju pintu.

Sedangkan Lucy masih diam mematung, dia tidak percaya kalau David menolak sarapan yang dibuatnya. Walaupun David sudah menjelaskan kalau dia terburu buru, tapi kan seenggaknya hargain dulu masakannya. Mau bagaimanapun, Lucy ini tetap istrinya.

Bahkan Lucy tidak sempat membuat omelet untuk dirinya sendiri, dia hanya membuatkan omelet buat David. Karena dia takut kalau David kesiangan jika dia masih membuat omelet buat dirinya sendiri. Kalau tau jadinya begini sih Lucy akan membuat omelet buat dirinya juga.

Best Mistake In MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang