#3 Punishment

560 22 5
                                    

"Karena kau, aku berdiri di sini."

***

"Perkenalkan nama saya, Orion El-Muwaffiq. Kalian bisa panggil Rio. Saya kebetulan diamanati sebagai ketua OSIS SMA Putra Bangsa. Terima kasih," Rio memperkenalkan dirinya secara singkat, sempat terlihat dia tersenyum sekilas.

Laki-laki yang mengaku sebagai Rio ini memang memiliki postur tubuh yang ideal untuk ukuran laki-laki. Rambutnya yang hitam dan sedikit acak-acakan di bagian depan sangat kontras dengan aura karismatik yang terpancar pada wajahnya. Sorot matanya tajam tapi begitu tenang menandakan keseriusan dan tekadnya dalam segala hal. Sementara ujung kerah bajunya yang sengaja dibuka dan dasi yang dilonggarkan menandakan dia adalah tipe orang yang tidak terlalu menyukai hal-hal formal dalam hidupnya. Jas hitam pengurus OSIS-nya menambahkan kesan wibawanya tersendiri.

Sebagian siswa perempuan langsung speechless dibuatnya dan bahkan ada yang berteriak histeris memanggil-manggil namanya tanpa merasa malu sedikit pun. Tetapi ada juga diam saja terutama para siswa laki-laki. Ekspresi mereka sama seperti pada saat Galih dan beberapa anggota pengurus laki-laki lain tadi memperkenalkan diri.

"Kak Rio cool banget ya, guys. Gue suka deh cowok cool kayak dia. Dia ketua OSIS lagi! Bener-bener kece, kan? Jiwa pemimpinnya juga pasti, ya ampun!" Novi sibuk dengan khayalannya yang mengarah entah ke mana itu.

"MaasyaaAllah. Biasanya kalo cowok cool kayak dia di novel-novel sih banyak yang naksir, apalagi dia Ketua OSIS," timpal Fani.

Novi memelototkan matanya, "Tuh lo juga sependapat kan, Fan? Kalo di anime-anime Jepang juga kayak gitu tau!"

Hanin mendengus pelan, "Nggak ngaruh. Lagian dunia nyata itu nggak segampang dunia novel apalagi anime kali."

"Yee, apaan sih, Han. Bilang aja lo sirik, kan."

Novi menuduh Hanin. Lantas Hanin hanya membalasnya dengan pelototan matanya.

"Kalo di novel ending-nya itu si Ketua OSIS jadian sama si tokoh utama yang cewek. Biasanya cewek ini awalnya benci banget sama si Ketua OSIS ini tapi ujung-ujungnya jadi cinta."

Di luar dugaan ternyata Fani penggemar novel. Novi terlihat antusias, ternyata Fani memiliki selera yang mirip-mirip dengannya. Sangat berbeda dengan Hanin yang seringkali berbeda pendapat dengannya, dan akhirnya menimbulkan sebuah perdebatan konyol yang tak akan ada habisnya!

"Wah, Hanin banget itu!" tukas Novi.

Hanin langsung mencubit lengan Novi. Sementara Fani hanya menahan tawa melihat tingkah kedua temannya.

"Aw, sakit, Han! Aduh, bisa-bisanya ya gue sahabatan sama orang yang hobinya KDRT kayak lo," Novi berkata seadanya.

Hanin memutar kedua bola matanya, "Kalian berdua, yang kebiasaan nonton kartun nggak jelas atau yang suka baca novel. Maaf tapi kayaknya perlu gue sadarin dulu. Yang kalian bicarain tadi, itu cuma cerita fiksi, alias nggak nyata! Dunia nyata ini kejam, kalian denger kan? Kejam!"

"Ya, gue akui pernyataan lo emang nggak salah sih, Han," komentar Fani pendek sambil berpikir.

Novi melirik Hanin dengan kesal, "Han, gue udah bilangin sama lo berkali-kali. Anime itu beda sama kartun!"

Hanin tak habis pikir kenapa sahabat satunya itu malah mengomentari hal yang menurutnya tak penting itu. Sementara Fani hanya tersenyum simpul.

Setelah perkenalan Pengurus OSIS berakhir, salah seorang kakak kelas mengumumkan supaya mereka mengumpulkan barang-barang yang diharuskan mereka bawa.

The Missing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang