#13 New Team

207 9 0
                                    

"Hidup itu perjuangan, karena itulah jangan takut untuk berproses."

***

Tak terasa, besok adalah hari perlombaan debat bahasa Inggris dilaksanakan. Setelah kurang lebih satu bulan Alvin dan kawan-kawan melakukan latihan bersama akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini, mereka memilih mengadakan latihan terakhir sebelum datangnya hari perlombaan. Entah kenapa, Hanin sangat bersemangat mengikuti latihan kali ini. Bahkan sejak setengah jam lalu ia sudah stand by di tempat latihan yang tak lain adalah ruang ekskul English Club, padahal latihan dimulai pukul 09.00 pagi.

Walaupun hari ini libur sekolah, suasana sekolah tidak sesepi yang Hanin kira. Beberapa saat lalu ia baru mengetahui kalau ternyata anak-anak organisasi terbiasa menggunakan hari libur sekolah untuk mengadakan rapat, persiapan kegiatan, dan aktivitas lainnya. Bahkan mungkin ada beberapa dari mereka yang datang hanya sekadar berkunjung ke markas mereka. Hanin sama sekali tidak mengerti mengapa mereka bisa sebegitu semangatnya melaksanakan aktivitas organisasi yang menurutnya melelahkan itu. Padahal menurutnya mengikuti pelajaran di kelas saja sudah cukup membuatnya kewalahan.

Tiba-tiba ponsel Hanin bergetar, "Halo? Iya, Kak. Ini udah di tempat latihan, sih. Kenapa, ya?"
Bersamaan ketika Hanin masih menerima telepon itu, masuklah Rey dan Emma ke dalam ruangan.

"Apa?!" pekik Hanin spontan. Sontak Rey yang baru saja mengambil posisi duduk langsung terlonjak kaget.

"Ya ampun, Han! Lo kenapa, sih? Pagi-pagi udah bikin gue jantungan aja," gerutu Rey sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Lebay banget sih lo! By the way, what's wrong, Han?" tanya Emma penasaran.

Hanin meletakkan ponselnya di meja setelah mengakhiri panggilan, "Kak Zahra kecelakaan."

Hanya tiga kata itu saja namun sukses membuat ketiga manusia yang sedang berada di ruang ekskul English Club terdiam selama beberapa detik.

"Ma-maksudnya kecelakaan gimana, Han? Terus sekarang kondisinya gimana?" tanya Emma mulai cemas.

Hanin lantas menjelaskan kabar yang baru saja ia terima lewat telepon. Barusan Alvin yang meneleponnya dan mengabarkan kalau latihan pagi ini ditunda karena Zahra kecelakaan.

Rey akhirnya menghela napas, "Kita mending jenguk Kak Zahra sekarang. Tadi Kak Alvin bilang udah dibawa ke rumah sakit, kan? Di mana katanya?"

"Iya, Han. Mending kita bertiga ke sana sekarang aja. Semoga kondisinya baik-baik aja, ya," tambah Emma dan langsung diikuti anggukan Hanin.

Akhirnya mereka bertiga bergegas menuju ke rumah sakit tempat Zahra dirawat. Sekitar lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di lokasi. Mereka langsung menuju ke ruangan yang sudah Alvin kirimkan lewat pesan WhatsApp.

"Gimana kondisi Kak Zahra, Kak?" tanya Emma begitu sampai di depan ruangan tempat Zahra di rawat.

Alvin yang sedang duduk di kursi panjang di depan ruangan sontak menoleh, "Anaknya masih sedikit shock, tapi sekarang udah selesai ditangani sama dokter. Rio yang sekarang lagi nemenin di dalam."

"Kok bisa, Kak? Gimana ceritanya bisa kecelakaan?" tanya Hanin prihatin.

Alvin menghela napas panjang, "Tabrak lari. Zahra baru aja mau berangkat naik motornya. Pas baru keluar gang rumahnya, ada motor yang tiba-tiba nyerempet dia dan malah lari nggak tanggung jawab. Rio yang kebetulan ngelihat kecelakaan itu langsung bawa Zahra ke sini karena lukanya cukup parah. Zahra bahkan sampai nggak sadarkan diri di tempat. Kata dokter tulang kaki kanannya patah, dia harus menjalani masa pemulihan paling gak minimal tiga bulan."

The Missing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang