Heart Gata Virus

6.9K 438 63
                                    

Dengan pikiran berkecamuk Yona akhirnya melangkah menuju parkiran. Sebelumnya ia agak tertahan dulu oleh Ve dan Kinal yang langsung bertanya perihal kejadian tadi, Naomi memang terkenal judes, tapi itu kan mukanya doang dalemnya mah bak ibu peri.
Makanya Ve dan Kinal agak kaget setelah melihat betapa dinginnya perlakuan Naomi ke Yona. Yang di interogasi pun hanya bisa mengelak dan berusaha meyakinkan bahwa tidak ada masalah serius yang sedang terjadi di antara mereka, setelah berhasil meyakinkan Ve dan Kinal. Yona langsung pergi dari situ.

Kini dengan langkah diseret, sebentar lagi Yona akan sampai di parkiran, dari kejauhan ia sudah melihat Naomi yang tengah bersandar pada mobilnya sambil menyilangkan tangan, wajahnya yang cantik terlihat sangat kusut.

Sampai akhirnya Naomi menyadari keberadaan Yona. Ia hanya melirik sekilas lalu bergegas masuk kedalam mobil, "Lama banget, kirain gak bakal dateng." Ucapnya culas.

Yona memainkan ujung bajunya seraya masuk kedalam mobil Naomi, "Maaf, tadi ketahan dulu sama mereka."

Naomi tidak merespon, dia hanya terdiam sambil langsung menancap gas dan meninggalkan area parkiran. Disampingnya Yona mulai bergerak-gerak tidak nyaman di kursinya, hawa didalam mobil pun terasa sesak.

"Tadi kamu bilang mau kesuatu tempat dulu, mau kemana?" Akhirnya Naomi angkat bicara.

Yona yang sebelumnya mengatakan itu secara asal-asalan dan memang tidak punya tujuan, langsung gelagapan, "Eh? Mm, ke...." disaat seperti ini otak encernya malah tidak bisa berbohong sedikitpun.

Menyadari kalau ia telah dibohongi untuk kesekian kalinya, Naomi mengeratkan genggamannya pada setir mobil. "Bohong aja terus sama aku." Ucapnya lirih.

Yona menggelengkan kepalanya keras-keras, sampai kepalanya terasa pening. Tapi gadis itu tidak menyangkal perkataan Naomi tadi.

Naomi menghela napas panjang, rasanya ia ingin membenturkan keningnya pada setir mobil. Entah kenapa semuanya bisa jadi seperti ini, dulu dia dan Yona sangat berteman baik, gadis yang sedikit lebih tua darinya itu selalu ada disampingnya, mendengarkan keluh kesahnya, bahkan nyaris setiap selesai latihan Yona menghabiskan malam di rumah Naomi.

Tapi entah sejak kapan, Naomi merasa Yona menjauh darinya, gadis itu bahkan selalu menghindarinya saat latihan, tidak membalas pesan ataupun telefonnya. Pernah Yona mengatakan kalau dirinya sedang sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Tapi Naomi selalu bertanya-tanya, Yona yang katanya selalu sibuk itu masih bisa menghabiskan waktu dengan Lidya, tapi kenapa kalau untuk Naomi dia tidak pernah menyisihkan waktu sedikit pun.

Perlahan kaki Naomi mulai menekan pedal gas dengan agak kencang, mobil pun melaju lebih cepat di jalanan yang sedang lengang itu. Yona agak tersentak dengan kecepatannya, dan ini pertama kalinya gadis itu melihat Naomi mengebut.

"Mi, pelan-pelan aja. Hati-hati bawa mobilnya." Ujar Yona pelan.

"Biar makin cepet nyampe rumah kamunya, kamu udah gak betah disini kan." Bahkan yang tadi itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan dingin yang keluar begitu saja dari mulut Naomi.

"Nggak gitu Mi." Yona membantah keras, "Aku cuma--"

"Berisik, Yona. Aku lagi nyetir." Sela Naomi dengan suara bergetar.

Yona menelan ludahnya dengan susah payah, dan gadis itu memutuskan untuk tutup mulut. Akhirnya sisa perjalanan mereka habiskan dalam diam, Naomi yang tengah menahan tangis tidak bicara lagi begitupun Yona yang tidak mau semakin menyulut amarah Naomi.

Setelah sampai di depan rumah yang sangat Naomi kenali, ia langsung memarkirkan mobilnya. Tapi gadis itu sama sekali tidak melirik Yona. Jari-jemarinya beradu dengan setir mobil beberapa kali, seolah tidak sabar ingin Yona cepat-cepat pergi dari situ.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang