はにかみロリーポップ (Malu-Malu Lollipop)

7K 434 35
                                    

Melody langsung menyenderkan tubuhnya pada punggung Nabilah ketika latihan sedang rehat. Gadis itu menjadikan Nabilah sebagai sandaran keningnya yang masih bercucuran peluh.

"Kak Imel beraaaaat." Gerutu sang dedek kinci sambil berusaha lepas dari cengkraman Melody. Tapi walaupun badannya kecil begitu, Melody bisa dengan mudahnya menahan Nabilah agar tidak pergi kemanapun.

"Bentaaar aja dek, aku butuh senderan nih."

"Yeee, panggil kak Lidya aja sana, kan sandaran hati tuh."

Nabilah pun mengaduh kecil ketika Melody mencubit pinggangnya dari belakang. Gadis itu hanya bisa pasrah sambil akhirnya dia juga bersandar pada Melody.

Dua orang yang kelelahan itu larut dalam keheningan, bahkan Nabilah yang biasanya tidak pernah kehabisan energi terlihat kelelahan karena siksaan dari pelatih hari ini. Nabilah pun kembali tersadar dari lamunannya ketika ponsel Melody berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

"Halo Lids?" Nabilah mengernyit geli karena suara Melody terdengar sangat lembut, "Iya masih latihan, ini lagi istirahat sih."

Dengan susah payah Nabilah berusaha menangkap suara Lidya yang samar terdengar, tapi konsentrasinya kembali buyar ketika Melody mengeluarkan tawa yang terdengar riang seperti anak kecil. Nabilah hanya melongo, Melody yang biasanya galak dan sadis dan sarkastik dan menyebalkan itu bisa berubah layaknya abg yang sedang terserang cinta monyet hanya gara-gara mahluk seperti Lidya.

Pake pelet apa yak. Batin Nabilah keheranan.

"Yaudah, aku tunggu ya. Hati-hati nyetirnya." Suara Melody kembali terdengar, "Kenapa nunggu di parkiran? Sini aja Lids, kamu udah jarang main bareng team J lagian."

Mendengar itu, Nabilah langsung bereaksi. "Woooooe kak Lidy! Cepet sini bawain kite-kite makanan!"

Melody menegakkan tubuhnya ketika Nabilah menggapai-gapai ponselnya untuk bicara langsung dengan Lidya, sambil tersenyum geli Melody pun menyerahkan handphone tersebut.

"Halo om Lidy? Dengan Nabilah yang super cantik disini."

"Ya ampun Nab, suaramu tadi kenceng banget aslinya."

"Hehehe, ya maap maap. Mau kesini kan kak? Bawain makanan bisa keleees. Jangan kak Mel mulu yang dikasih, kita yang tuna asmara ini kan merana kagak ada yang bawain makanan dan gak nerima kucuran kasih sayang."

"Yawlaaa, terus aja palakin gue."

"Gak malakin woy, anggep aja ini salah satu cara biar usaha lo mulus kak." Desis Nabilah dengan sembunyi-sembunyi, jelas gadis itu berusaha menyembunyikan fakta bahwa ia sedang memeras calon pacar Melody. Untungnya Melody sedang diajak bicara oleh Sendy sehingga tidak terlalu memperhatikan obrolan Nabilah dan Lidya.

"Yaudah iye, gue bawain makanan sejuta umat aja ya."

"Hah, apaan? Kerupuk?"

"Martabak, ah elah."

"Uwaaaah boleh banget! Saik emang kak Lidy!" Pekik Nabilah agak keras, akhirnya Melody pun menoleh kearahnya sambil mengangkat sebelah alis.

Seolah mengerti, Nabilah langsung beralasan sambil menyerahkan ponsel itu pada Melody. "Nih kak, masa tadi kak Lidy bilang mau bawain martabak buat kita. Baik banget emang anaknya."

"Martabak? Pasti kamu suruh dia bawa makanan lagi ya? Udah dong kasian." Kening Melody langsung berkerut, kedua alisnya beradu.

"Dih, enggak kok. Orang tadi doi nanya kita makan atau belum, terus aku bilang belum. Yaudah bakal dibawain martabak gitu katanya."

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang