蜃気楼 (Khayalan)

3.2K 329 137
                                    

Ponsel milik gadis itu terus bergetar, sementara si pemiliknya masih tertidur lelap. Sampai akhirnya getaran itu membuat Shani kesal lalu menyambar handphone yang ada tepat di meja sebelah ranjangnya, sepasang mata itu berusaha menyesuaikan dengan cahaya lcd yang terlalu terang, lalu menemukan beberapa chat dari Nadse sejak tadi pagi.

Sebelum membuka chat dari temannya yang setengah-manusia-setengah-kelicikan-yang-hakiki itu, Shani merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Efek latihan militer tempo hari masih terasa, sampai kemarin ia langsung terlelap saat bertemu dengan kasurnya.

Tapi semua rasa letih dan pening itu langsung hilang ketika matanya menangkap sederet kalimat.

Calon pacar idaman lo putus sama tuan putrinya tadi malem. Keren kan gue? Bilang makasih dong.

.
.
.

Viny terus menggedor pintu kamar itu dengan keras, sesekali ia melirik pada Yona yang juga terlihat cemas.

"Dia beneran ada di dalem gak sih?" Yona mulai kehilangan kesabaran.

"Kata mamahnya ada kok, masa sih kita di bohongin."

Viny nyaris saja menggaruk pintu kamar Lidya karena kesal, lalu ia kembali meraih ponselnya dan terus menghubungi nomer Lidya untuk ke sembilan belas kalinya di pagi ini.

"Di angkat gak?" Yona mulai kehilangan kesabaran.

Viny hanya menggeleng kesal, ia menjejalkan kembali ponselnya ke kantung celana sambil terus menggedor pintu kamar Lidya.

"Lid! Gue tau lo di dalem, buka ah! Jangan macem-macem Lid, lo masih muda bencong!"

Yona melotot pada Viny yang tidak sekalem biasanya, "Macem-macem gimana?"

Viny mengangkat bahu, "Salah gue sih kebanyakan nonton tv series, tapi biasanya orang yang patah hati gitu kemungkinan buat macem-macemnya lebih gede."

Helaan napas keluar dengan berat dari bibir Viny, "Ya lo taulah kak. Semacem loncat dari balkon, nyilet tangan, minum baygon, gantung diri pake-"

"Viny ih!"

"-tisu toilet. Dih, kak Yon kalemin dulu!" Viny mengelak dari pukulan keras yang di layangkan Yona. "Lidya gak akan ngelakuan gituan lah, gue yakin dia masih waras kok. Semoga."

Keduanya terdiam sebentar. Pagi ini suasana cukup kacau ketika pesan singkat yang dikirim oleh Frieska sampai ke Viny dan Yona.

Mau minta tolong, tolong liatin Lidya ya. Semalem ribut ternyata sama mbak Imel, kayaknya mereka sampe putus.

Kontan keduanya panik, Yona bahkan berhasil membuat rekor mandi tercepat yang hanya menghabiskan waktu 2 menit sampai akhirnya Viny datang menjemput untuk sama-sama pergi ke rumah Lidya.

Dan sesampainya disana, mamah Lidya hanya tersenyum cemas kearah kedua teman anaknya. Ia lalu mempercayakan Lidya pada Viny dan Yona sebelum akhirnya pergi bekerja.

"Kok bisa kayak gini sih kak?"

Yona hanya bisa menggeleng mendegar pertanyaan dari Viny.

"Apa kita coba telepon kak Melody?"

Kening Viny mengkerut, "Bukan ide bagus kayaknya."

"Ya mau gimana lagi Vin? Diliat dari gelagatnya sih Lidya gak akan bukain pintu sampe kapan juga."

"Tapi kalo kita telepon kak Mel, mau ngomong apaan coba?"

"Ya apa kek... Apa kek!" Yona mulai geram. "Lagian mereka ribut kenapa sih?"

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang