Flying Get

6.4K 448 31
                                    

Lidya langsung merebahkan tubuhnya di lantai yang dingin begitu sensei memberi mereka waktu untuk rehat. Lengannya menggapai-gapai tas yang dia letakan tidak jauh darinya, berusaha mengambil botol minum untuk membasahi tenggorokannya yang sangat kering.

Setelah puas menenggak air sampai tersisa setengahnya, ia kembali ke posisi awal, mencoba mendapat kesejukan dari lantai dibawahnya. Lalu ujung matanya tak sengaja menangkap Yona yang terlihat sedang uring-uringan. Gadis berambut pendek itu sedang mengigiti ujung kukunya tanpa sadar, terlihat tidak tenang sama sekali.

Lidya yang khawatir melihat gelagat tak biasa dari sahabatnya langsung bergerak mendekati Yona, tapi dengan posisi masih rebahan. Setelah posisi mereka cukup dekat, Lidya mulai mencolek pinggang Yona dengan jempol kakinya.

"Kak Yon."

Yona yang mulai risih dengan colekan-colekan Lidya akhirnya menoleh, "Hmm?"

"Kenapa kak? Mukanya ditekuk gitu bisa-bisa patah ntar."

"Gapapa kok, capek aja."

"Tumbenan gitu, biasanya kan selalu ceria dan pantang menyerah."

"Aku bukan Melody-mu yang selalu bersinar ya, biarin dong kalo sekali-kali kepengen gloomy."

Sesaat berlalu dan masih belum ada balasan dari Lidya, akhirnya Yona menoleh dan mendapati partner-nya itu sedang terdiam dengan muka memerah. Rupanya gadis itu masih termenung karena Yona menyebut kata-kata sakral "Melody-mu."

Kata-kata tabu yang seharusnya jangan disebut didepan Lidya kalau tidak mau gadis itu gelagapan layaknya ikan yang dipaksa hidup di darat, pokoknya jangan sebut kata-kata semacam itu ke Lidya kalau gak mau anaknya asma.

Yona berdecak kesal, kemudian menjentikkan jari tepat didepan hidung Lidya. "Heh anak alay! Ngedenger begituan doang langsung merah mukanya. Nyebut woy nyebut!"

Lidya yang dipaksa sadar dari khayalannya hanya bisa pura-pura marah dan melotot namun sambil tersenyum konyol kearah Yona, "Duh jangan bilang kaya gitu kek, gak sehat buat gue tau."

"Payah banget lo. Gimana caranya mau ngegebet dia kalau ngebayangin gitu doang udah kaya kepiting rebus, kalau ketemu malah gelagapan kaya orang bego."

"Ish. Gue kan udah nyusun strategi."

"Strategi macem apa--" kata-kata Yona terhenti ketika kedua matanya menangkap beberapa sosok yang tidak asing berjalan melewati pintu, lalu ia melirik kearah Lidya sambil tersenyum licik.

"Lids."

"Ape."

"Lo bener udah punya strategi?"

"Punya dong. Lidya gitu."

"Hm gitu? Yaudah lo praktekin sekarang ya."

"Mana bisa dipraktekin sekarang, orangnya aja kaga ada."

Lidya kebingungan melihat Yona yang balik menatapnya dengan pandangan puas, sampai akhirnya dia mendengar sebuah teriakan yang melengking dan langsung bergema di ruangan itu.

"SAMLEKOOOOM. TEAM J IS IN DA HAUZZZ."

Yup. Suara Nabilah sang dedek Kinci langsung menusuk ke setiap gendang telinga semua orang yang ada disitu. Kinal yang berjalan dibelakangnya langsung menepuk kepala Nabilah dengan lumayan keras.

"Berisik woy! Masuk ke kandang orang itu ada etikanya ya kang bajay!" Gerutu Kinal, lalu ia melemparkan pandangan ke anak-anak Team K3 yang masih termenung karena disuguhi pemandangan seperti itu, "Ehehehe maaf nih gaes dateng-dateng berisik, cuman gegara sensei gak bisa sampe malem jadi latihan sore kali ini agak digabung gitu team kitanya. Gapapa kan yaaaak?"

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang