月のかたち (Bentuk Sang Rembulan)

5.1K 374 38
                                    

Viny menggerutu pelan saat mengangkat kardus berisi botol air mineral yang beratnya memang agak lumayan itu. Sambil terus mengomel dalam hati, dia kembali masuk ke ruang latihan untuk menyelamatkan mahluk-mahluk pemalas yang dari tadi mengomel kehausan tapi tidak mau repot-repot mengambilnya di ruangan sebelah.

"Yaaaaay Inyi Minyi penyelamat bangsa!" Terlihat trio Devils Attack langsung menerjang gadis itu dan mengambil beberapa air mineral. Disusul oleh member lain yang menyeret kaki mereka untuk mendapatkan air.

"Cuma kuat ngangkut segini, masih ada sih di sebelah. Tapi berat woy." Viny menyimpan kardus itu di bawah dan mendorongnya ke depan menggunakan kaki.

"Gapapa Vin, thanks ya." Ve yang baru saja menerima operan air dari Kinal pun menyahut. "Dari sekian banyak orang disini cuma kamu yang peka dan rela ngangkut kardus berat kaya gitu." Nada sindiran sangat kental melapisi perkataanya, di tambah kerlingan mata yang terus menghujami wajah Kinal.

Kinal menghela napas kesal, lalu ia berjalan keluar dengan gontai. "Gue angkut sisanya."

"Akhirnya sang kapten bertanggung jawab dan gak ngebiarin anak buahnya mati kehausan." Cibir Hanna dengan kencang.

"Diem lo." Kinal menoleh ke belakang, "Lid, bantuin gue. Kita bawa aja semuanya."

Yang di panggil hanya mendongkak dengan jengah, Lidya baru akan merengek dan menolak mentah-mentah saat Melody menyipitkan mata ke arahnya.

"Masih banyak yang belum kebagian minum." Ujar Melody dengan pelan.

"Makanya pada bawa kek dari rumah." Gerutu Lidya sambil menyamakan langkahnya dengan Kinal.

"Kalo air aja harus modal sendiri, duit yang kita cari pake keringet itu nanti ilangnya kemana? Buat tiket pulang kampungnya si Jiro?"

"Ya elah Nat, air doang."

"Eh setuju gue, lagian berat bawa air sendiri. Kalo disini bisa nyiapin sih ya siapin aja." Desy mengangguk dengan nada sok diplomatis.

"Satu botol berdua dulu aja deh, biar gak usah bolak-balik ngambil air." Usul Shania.

"Gak mau. Gue satu botol aja kagak cukup." Tolak Desy dengan cepat, di ikuti anggukan beberapa orang yang pro dengan 'satu member satu botol'.

"Elo minumnya kaya onta sih, ngabisin."

"Itu mah Ayana, Je. Desi mah jerapah."

"Apaan bawa-bawa Ayana?!"

"Ayana tuh kukang kali, pada tau kan? Yang jalannya lelet, yang nemplok di pohon buat tidur seharian."

"Tega lo Beb."

"Kukang tuh yang makan buah?"

"Kaga tau gue doi makan apa."

"Makan semut kayanya."

"Kukang tuh yang idupnya malem? Yang bisa terbang?"

"Njir, sekolah dimana sih lo Gab?"

"Udah udah, kasian nanti orang manajemen sama binatang-binatang itu kupingnya pada merah. Sekarang rehat dulu bentar, nanti mulai lagi." Melody kembali menghentikan obrolan aneh yang biasanya bisa menyulut pertikaian yang sangat tidak penting di antara member itu.

Setelah Michelle mengambil botol terakhir dari dus yang dibawa Viny, member yang belum kebagian air hanya bisa duduk merana dan menunggu Lidya dan Kinal kembali.

Viny hanya bisa terkulai lemas dan ingin menggaruk wajahnya hingga lepas karena dia pun belum kebagian minum, dan gara-gara tadi bagun kesiangan Viny pun tidak sempat membawa minum dari rumah.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang