Someday 1

37 5 0
                                    

" Saat masih kecil, saya suka membaca dongeng. Dalam dongeng, kau akan bertemu Prince Charming. Dia adalah segalanya yang kau inginkan. Dalam dongeng, orang jahat sangat mudah ditemukan. Orang jahat selalu memakai jubah hitam, sehingga kau selalu tau siapa dia. Lalu ketika kau tumbuh dewasa, kau menyadari bahwa menemukan Prince Charming tak semudah yang kau bayangkan. Kau menyadari bahwa orang jahat tidak memakai jubah hitam melainkan dia sulit untuk ditemukan. Dia membuatmu tertawa dan juga dia memiliki rambut yang sempurna "

- Taylor swift

*****************

Adel menghela nafas panjang kala melirik jam ditangannya. Sudah pukul 8 malam tapi David belum juga datang. Seharusnya lelaki itu sudah ada sejak satu jam yang lalu. Adel melirik ponselnya, tak ada tanda tanda pesan atau telepon masuk dari David.

Adel menggeram kesal, ia mencari nama David didaftar kontaknya lalu menghubungi lelaki tersebut

Tepat dinada sambung ke lima, David mengangkat telponnya

" Halo sayang? " tanya David dengan suara serak seperti habis bangun tidur. Adel menghela nafas berat

" kamu baru bangun dav? "

" iya, habis reuni sama temen lama, ada apa? "

" kamu tanya ada apa?! " Adel menjerit tertahan akibat pertanyaan dari David " kamu sendirikan yang ngajak aku dinner malem ini buat ngerayain Anniversary satu tahun kita! Kenapa kau bisa lupa? "

" astaga, maaf ya sayang. Aku lupa. Lain kali saja ya? Aku capek " jawab David santai yang membuat Adel melongo tidak percaya ditempatnya. Adel memikirkan hal itu, apa yang membuat David berubah akhir akhir ini?

* * * * * * *

Sudah seminggu sejak kejadian waktu itu, David tidak menghubunginya seperti biasa yang membuat Adel mendesah. Adel berpikir untuk sesuatu yang membuat David merasa senang. Mungkin... Surprise?

Adel menjentikkan jarinya tanda mendapatkan sebuah ide. Ia melirik kearah jarum jam yang menempel didinding. Biasanya David sudah pulang kerja jam segini

Taklupa Adel pergi kesupermarket untuk membeli beberapa camilan kesukaan David lalu mengemasi barang barangnya yang ada diatas meja dan pamit pulang dari kantornya. Kemudian Adel malajukan mobilnya kearah restaurant dekat apartment milik David. Dan gotcha! Dari kejauhan ia sudah melihat sosok David didalam sana.

Senyum terulas dibibir Adel. Cepat cepat Adel memarkirkan mobilnya lalu turun sambil membawa kantong berisi camilan yang semt dibelinya tadi

" Surprise! " teriak Adel dengan wajah sumringah membuat David terlonjak kaget

" A-adel? " Ucap David terbata. Wajah David pucat pasi, keringat dingin seketika membanjiri keningnya. Adel bingung melihat perubahan raut yang diperlihatkan David kepadanya

" kamu kenapa sayang? Kok keliatan takut gitu ngeliat aku? "

Pertanyaan Adel seketika terjawab dengan hadirnya seorang perempuan dengan pakaian minim berjalan kearahnya. Tanpa permisi kepada Adel, wanita tersebut langsung melingkarkan lengannya diantara lengan David dan bertanya " siapa sayang? Teman kantormu? "

Seketika wajah Adel memerah menahan amarah. Gadis itu menoleh nyalang menatap David yang tampak membeku, berdiri ditempatnya

" ini ya rupanya alasan dari sikap aneh kamu beberapa minggu belakangan ini hm? " Adel menatap David tak percaya. Hatinya patah saat ini

* * * * * * * * *

" Adel please, buka pintunya. Aku tau kamu ada didalam "

Adel menyandarkan punggungnya dibalik pintu rumahnya, mendengar segala kalimat yang diteriakkan oleh David kepadanya. Air mata Adel yang tadi ditahannya kini jatuh

" buka pintunya Del, aku mau jelasin semuanya ke kamu "

Mama Adel keluar dari ruang keluarga saat mendengar teriakan David dari luar. Ibunya menatap Adel protes. Tak biasanya Adel dan David bertengkar separah ini sebelumnya

" kalo belum siap ngomong sama dia hari ini, suruh dia pulang dan datang lagi besok " ucap ibunya, lalu diangguki oleh Adel dan menghapus air matanya. Iapun membuka pintu

" nggak cukup ya? Kamu bikin malu aku direstoran tadi? Perlu apa kamu teriak teriak gini didepan rumah aku? " tanya gadis itu datar. Tanpa ekspresi yang seketika membuat David terdiam. Gadis itu menghela nafas panjang, dadanya terasa sesak sekarang. Bahkan dengan perasaan sesakit ini ia tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa sebenarnya ia menyayangi David

" pulang dan datang lagi besok " ucap Adel sebelum menutup pintu rumahnya, dalam hitungan detik Adel mendengar suara motor yang menjauh dari pekarangan rumahnya

Miris. Lelaki itu bahkan tidak sedikitpun mencoba untuk tinggal ketika ia menyuruhnya pergi. Adel menertawakan dirinya sendiri, merutuki kebodohan yang ada

Ibu Adel mendekat " Del, orang yang sayang sama kamu gak akan pernah buat kamu nangis dan sedih kayak gini " ucap ibu Adel, memeluk putri bungsunya itu erat

" Nggak perlu cari pacar yang romantisnya seperti pangeran, cukup cari orang yang takut bikin kamu sedih. Dengan begitu, kamu akan bahagia sama dia seperti Cinderella yang bahagia sama Pangerannya "

Love Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang