Rasa Ini

28 4 0
                                    

Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa
Cinta datang terlambat?

Maudy Ayunda - Cinta datang terlambat

* * * * * * * * *

Disinilah Putra berada, duduk disebuah pondok sambil menunggu seseorang yang akan datang. Termenung ditemani dengan rintik rintik hujan, sendiri bersama perasaan yang menggelutinya. Gantung...

Putra menyeruput kopi hitamnya yang perlahan mulai mendingin seperti hatinya

Dibawah rintik hujan, Nanda berencana menemui Putra yang tadi menunggunya disebuah emperan pondok didaerah puncak, dekat kampusnya. Mereka akan membicarakan hubungan mereka yang entah bagaimana kelanjutannya

Nanda sedikit berlari menerobos gerimis hujan keluar dari mobilnya menuju kepondok tersebut. Menggunakan tas kecilnya sebagai penutup kepala agar tidak dibasahi oleh air hujan. Tak lama Nanda bergulat dengan menghindari air hujan, Nanda sampai di pondok tersebut. Dari jarak yang agak dejat ini Nanda bisa melihat punggung Putra dari belakang tersebut.

Nanda lambat lambat menghampiri lelaki tersebut. Ditepuknya pelan bahu Putra yang membuat Putra gang sedang menyeruput kopi hitamnya menoleh kearah Nanda. Nanda tersenyum kemudian dibalas oleh Putra

Kemudian Nanda duduk disamping Putra, menatap lurus kearah danau yang kini dituruni hujan. Keadaan hening, diantara mereka layaknya tidak ingin membuka pembicaraan dahulu

Mungkin menurut mereka kebersamaan mereka hari ini adalah... Yang terakhir?

Nanda yang menggunakan baju tipis mengusap usap tangannya yang dingin. Cukup menggigil, ditambah disini daerah pegunungan. Tanpa ia sadari sebuah jaket tersampir dibadannya, sesaat memberi kehangatan yang ada

Nanda menoleh kearah Putra, Putra tersenyum kearahnya. Senyum itu masih sama seperti dulu, seperti mereka pas SMA

" makasih " ucap Nanda yang dibalas dengan anggukan oleh Putra

Lama mereka hening, hingga Putra membuka suara untuk memulai pembicaraan mereka yang melibatkan hati Putra

" Nan... " ucap Putra yang membuat Nanda menoleh kearahnya, awalnya Nanda tidak tau apa arti tatapan itu, seketika ia baru sadar. Lalu menghela nafas berat " Aldi kemarin dateng kerumah aku buat minta izin ngelamar aku "

Seketika saja hal itu membuat Putra tertohok hatinya, nafasnya tercekat mendengar kalimat yang diluncurkan dari mulut Nanda

Nanda menunduk, ia gugup. Menggigit bibir bawahnya. Putra secepat kilat merubah raut wajahnya, kini ia tersenyum menatap Nanda

" Da... " ucap Putra yang membuat Nanda mendongak

" aku cuma mau ngasih ini ke kamu, aku harap kamu jangan membatalkan lamaranmu dengan Aldi. Bagaimanapun juga dia telah berjuang selama ini "

" maaf telah mengganggu kalian, aku seperti orang ketiga dalam hidup kalian. Kehadiranku juga tidak berdampak banyak untuk perasaanmu. Mungkin benar, seiring berjalannya waktu perasaan itu akan hilang. Dan mungkin inilah saat yang kau hadapi, perasaanmu untukku telah hilang seiring jalannya waktu. Terlebih dahulu kita tidak pernah mengungkapkan perasaan satu sama lain "

Putra tersenyum lalu menyodorkan amplop berwarna biru langit kepada Nanda. Ragu ragu Nanda menerima amplop tersebut. Ia takut akan perasaannya goyah kepada Aldi

" aku tau, tenanglah. Aku yakin perasaanmu tidak akan goyah untuk Aldi. Terimalah Aldi, aku yakin jika Aldi sangat mencintaimu. Bahagiakanlah dia, kumohon jangan kau sakiti dia, jangan kau buat dia kecewa " ucap Putra tersenyum yang masih dibalas dengan tatapan kosong oleh Nanda

" sayang? Kau disini rupanya " ucap seseorang berteriak dari kejauhan. Mereka berdua menoleh, lalu Putra tersenyum menatap kedua orang tersebut secara bergantian

" temuilah dia, hiduplah bersamanya. Aku pergi, dan satu lagi. Aku mencintaimu " ucap Putra tersenyum lagi, lalu mengacak acak rambut Nanda sayang. Lalu berlalu dari hadapan Nanda

Putra berpapasan dengan Aldi, Putra tersenyum dengan Aldi tapi dibalas dengan raut bingung oleh Aldi. Nanda menatap punggung Putra yang menjauh, cepat cepat Aldi menghampiri Nanda yang masih menatap punggung lelaki asing tersebut

" kamu kenapa yang? " tanya Aldi cemas. Nanda tersenyum getir, mengalihkan pandangannya dari punggung Putra yang kini sudah menghilang

" gakpapa kok "

Aldi mengangguk, lalu mengajak Nanda pulang karena hari sudah hampir gelap

Sebenarnya bukan kepergian Putra yang Nanda inginkan, ia mengizinkan Putra untuk pergi darinya tapi Putra salah, Putra pergi meninggalkan Nanda dengan segala rasa bersalah yang menghinggapi diri Nanda. Terlebih dengan surat yang ia pegang saat ini. Surat yang sudah Nanda duga isinya apa

* * * * * * * *

Halo! Cerita ini bakal gue targetin buat selesai akhir maret! Dan gotcha tanpa gue duga duga akhirnya gue bisa nyelesain 2 novel sekaligus diakhir maret. Yuhu!

Welcome April.

Question : What's your April best wishes? And than... April mop!!!!

Triseptarp^^

Love Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang