Rival Abadi

30 6 0
                                    

sudah satu tahun lamanya dira tidak kembali mengunjungi dia. dia yang dahulu sejak kecil menjadi penyemangat dira, menjadi pahlawan dira, menjadi segala galanya untuk Andira. tetapi itu dulu, sebelum segalanya merenggut kebahagiaan yang dira dapat. 3 tahun sudah kepergian orang yang dianggapnya menjadi cinta pertamanya. yang selalu melindunginya dikala ia sedang terancam.

Dira menapakkan kakinya di rumput rumput yang disisi sisinya dikelilingi oleh beratur ratus rumah tinggal terakhir bagi manusia di bumi ini. sampai akhirnya ia menemukan makam seseorang yang ia cintai dari dulu

Andra Bayunata Putra

dira mengusap kepala nisan tersebut. dan juga ia mengelus nama yang terpampang disana dengan perasaan sayang seakan akan ia sedang membelai kepala orang yang menjadi alasannya bahagia dahulu. ia membawakan bunga kesukaannya dengan andra dahulu yaitu bunga tulip. walaupun andra sudah meninggalkannya tetapi dira masih mencintai bunga itu. baginya ketika ia melihat bunga tulip yang lebih tepatnya lagi bewarna putih itu mengingatkannya kepada andra. dira tersenyum lalu meletakkan bunga tulip itu diatas makam andra

" hai an, sorry gue baru dateng hehe " ucap dira terkekeh. ia sedari tadi menahan air matanya yang hendak keluar. ia berusaha untuk tidak bersedih lagi semenjak kepergiannya. itulah janji dira kepada andra

sekelebat kenangan di masa lalu mengingatkan dira kepada suatu kenangan yang ia ukir indah sewaktu kecil yang masih dira ingat sampai sekarang

seketika saja dira tersadar akan lamunannya. iya melamun gara gara kenangannya bersama andra dahulu. bersama aannya. tanpa dira sadari pipinya sudah basah karena air matanya. entah mengapa ketika selalu saja dira mengenang tentangnya bersama aan dahulu, ia selalu menangis. dira berusaha melupakan semua memorinya bersama andra tetapi sulit baginya karena menurutnya andra itu Pahit dikenang, Manis dilupakan. setiap kali ia mengenang andra, itu terasa pahit baginya. terasa menyesakkan dada. dan ketika dira ingin melupakan andra, sulit sekali bagi dira. karena semua kenangan itu terlalu manis untuk dilupakan. ia membiarkan air matanya yang masih berada diwajah indahnya itu lalu meletakkan 9 tangkai bunga tulip

" an, ini bunga tulip putih. khusus huat lo, dan sesuai angka favorit kita yaitu angka 9. disini ada 9 bunga tulip warna putih " ucap dira tersenyum. ia tidak memperdulikan lagi air matanya yang sedari tadi luruh

" gue tau lo gak bakal jawab gue, tapi gue yakin kalo lo bakal denger gue. walaupun lo gak bakal ketemu gue kecuali di mimpi " ucap dira yang lagi lagi berusaha tersenyum. ia menjeda sebentar sambil menarik nafas dalam dalam

" an, lo masih inget janji lo dulu? kalo lo gak bakal ninggalin gue? dan gue gak bakal ninggalin lo? itu terbukti. gue sampe sekarang gak mau cari pengganti lo. dan lo inget? gue pernah bilang kalo gue janji gak bakal ninggalin lo selagi lo gak ninggalin gue. dan sekarang? lo ninggalin gue kan? tapi gue masih nunggu lo kan? gak ninggalin lo kan? walaupun gue sia sia nunggu lo, tapi gakpapa. lo tau alesannya? " ucap dira lalu menarik nafas dalam dalam

" karena gue cinta sama lo. dan lo, cinta pertama gue. gak ada yang bisa ganttin posisi lo dihati gue. cuma lo yang bisa. gaada yang lain " lirih dira. air kata yang sempat terhenti tadi lalu luruh seketika. lebih deras dari sebelumnya. tetapi langsung saja dihapus oleh dira secara kasar

" gue gak boleh nangis, gue harus kuat yakan? lo sendiri yang bilang kalo andi itu gak boleh cengeng. maafin gue ya kalo gue sering nangis, gak sekuat dulu saat sama lo. sekarang gue rapuh an. coba aja ada lo, pasti gue gakbakal serapuh gini karena lo selalu ngedukung gue buat bangkit " ucap dira tersenyum.

" gue mau bilang sesuatu sama lo " ucap dira menghela nafasnya dalam dalam seakan akan sulit untuk mengatakan ini

" gak kerasa ya, udah 3 tahun lo ninggalin gue. dan mirisnya gue baru tau lo ninggalin gue setelah 1 tahun lo pergi " lirih dira

" setiap setahun sekali, gue bakal cerita kan ke elo tentang apa yang gue alami sekarang. sekarang gue mau cerita " ucap dira. dengan jeda sebentar lalu menghirup napasnya dalam dalam

" sekarang gue punya rival. dia itu rival abadi gue, dia itu ngeselin. dia itu selalu ngebawa bencana buat gue. tapi yang gue bingung kenapa gue punya rival yang nama panggilannya sama kayak lo an? " ucap dira lalu beranjak pergi meninggalkan makam milik andra

Love Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang