Takut kehilangan

49 6 0
                                    

Dibawah guyuran hujan, remang remang lampu dan pacuan adrenalin menambah situasi malam ini terasa sangat mencekam, penuh ketegangan dan juga rasa tak sabar menanti akhir dari balapan liar ini

" Tiga... "

" Dua... "

" Sa... Tu!!! "

Seru si pemandu start. Langsung saja, kedua motor itu melesat menjauh dari tempat mereka masing masing meninggalkan kepulan asap yang perlahan menghilang diguyur oleh air hujan. Kenanga memejamkan matanya, tak bisa melihat kedua orang yang kini sedang berpacu dengan kecepatan yang melebihi batas dijanan yang licin ini. Tapi sayangnya, kenanga tidak bisa menulikan pendengarannya untuk saat ini

Kenanga tetap saja mendengar bunyi motor motor itu membelah jalanan. Kenanga bisa membayangkan betapa ngerinya melihat kendaraan beroda dua itu melintas secepat kilat diatas jalanan

Kehilangan konsentrasi sedetik saja bisa berakibat fatal. Bagaimana jika ada hal lain yang membuat keselamatan mereka... Terancam?

Bukan mereka, bukan

Tetapi... Tara!! Kenanga hanya peduli kepada Tara

Kenanga menatap jalanan yang kosong, kedua motor tersebut sudah melesat jauh dan tak terlihat lagi. Tapi sudah sekian lama menunggu Kenanga tidak melihat penampakan dari kedua motor tersebut. Rasa khawatir kini menggerogoti hati Kenanga

Ya tuhan! Mana Tara? Kenapa dia belum kembali juga? Apa dia... Baik baik saja? Atau malah... Sebaliknya?

Kenanga langsung menggeleng tanda berkata tidak, ia yakin jika Tara akan berhasil sampai digaris Finish lalu menemuinya dan memberinya pelukan hangat

Terdengar dari kejauhan, sayup sayup suara sebuah motor menuju kearahnya. Hati Kenanga yakin jika itu adalah motor Tara

Kenanga menyipit, ditengah kegelapan malam, Kenanga masih bisa melihat bahwa itu adalah motor Tara. Dan benar saja, itu adalah Tara! Tara kembali kepada Kenanga dengan selamat

Tapi keberuntungan sepertinya tidak memihak kepada Kenanga. Kebahagiaan itu sepertinya hanya melekat sesaat karena tepat dihadapannya, motor yang ditumpangi Tara menginjak sebuah genangan air yang tak terlihat lalu terperosok dilubang itu

Saking cepatnya Tara membawa motor, tubuhnya sampai terlempar kedepan dan jatuh keaspal dengan kepala terlebih dahulu menyentuhnya. Helm yang ia pakai pecah, tubuhnya berguling guling beberapa kali. Kenanga membeku ditempat melihat sebuah kejadian yang tidak ia inginkan terjadi didepan matanya sendiri

Kenanga menembus hujan, tidak peduli dengan tubuhnya yang saat ini basah kuyup demi menghampiri Tara yang terkulai lemas tak berdaya. Kepala lelaki tersebut bercucuran darah, sangat banyak bahkan sampai merubah warna baju yang kini dikenakan oleh Kenanga. Dan juga hujan yang sepertinya sangat berniat mengalirkan darah Tara kemana mana agar semua orang tau bahwa kini ada seorang yang terkulai lemas dan berjuang untuk meregang nyawa

Kenanga memeluk erat tubuh Tara yang saat ini berada dipangkuannya, matanya masih terbuka dan Kenanga yakin bahwa Tara sedang tersenyum kearahnya. Tara mengangkat tangannya lalu menyentuh pipi Kenanga

Tapi yang Kenanga rasakan berbeda, tangannya mulai kaku, lalu mendingin. Tidak sehangat biasanya

Kenanga takut saat ini. Tapi Tara masih tersenyum dengan mata yang setengah terbuka melihat Kenanga. Kenanga merasa tak nyaman dengan rasa hangat ini. Rasa hangat yang terasa terus menerus mengalir dipahanya, cairan merah pekat yang membuat Kenanga tambah terisak

Kenanga takut jika setelah ini ia tidak bisa memangku Tara lagi, Kenanga takut jika... Ini kali terakhirnya melihat wajah orang yang ia sayangi

Kenanga juga takut jika... Kisah cinta mereka berakhir

" Ke-kenanga... Gu-gue cinta s-sama lo. Gu-gue menang. G-gue menang buat lo... " ucap Tara dengan terbata dan susah payah

Kenanga mengusap pipi Tara lembut, berusaha membersihkan darah yang terus saja mengalir sampai menutupi wajah tampannya yang sangat Kenanga kagumi

" l-lo cinta s-sama g-gue? "

" iya Tar, gue cinta sama lo! Gue cinta sama lo! Selalu dan selamanya! "

Tara tersenyum mendengar penuturan dari Kenanga. Tara membelai pipi Kenanga lagi dan perlahan menutup mata

" T-tar? Tara? Jangan tidur dong! Bangun! Gue disini " teriak Kenanga yang mulai bercucuran air mata

Tapi sayang, Tara tak kunjung membuka mata. Tak kunjung menyahuti panggilan yang dilontarkan oleh Kenanga berulang ulang kali. Menjerit jerit memanggil namanya. Menciuminya tanpa henti dengan tidak merasa jijik dengan darah yang saat ini sudah menutupi wajah tampannya

Dan kini, Tara juga tidak membuka matanya lagi. Tak juga menyahuti Kenanga lagi

Tara, kumohon... Jangan pergi...

Jika kau pernah mencintai seseorang sepenuh hatimu, aku yakin kaupun takkan sanggup melawan kenyataan yang suatu saat akan memaksamu harus kehilangan seseorang itu dari hidupmu.

Dan juga

Cinta memang tak harus memiliki, tetapi kasih dan sayang akan selalu tercurah tanpa akhir, bahkan sampai maut memisahkan

Love Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang