Seperti baru kemarin

31 7 0
                                    

Dina menginjak rem dengan kasar. Untungnya dina sekarang sudah tidak berada dijalan raya lagi. Dina sudah sampai didepan rumah dandi. Dina menghela nafas panjang. Dina tidak mempunyai rencana apa apa lagi selain mengucapkan salam perpisahan

Dina yakin seyakin yakinnya, dina melangkahkan kakinya lalu memencet bel rumah dandi. Satu kali, tidak ada sahutan. Dina mencoba lagi untuk kedua kalinya tapi masih tidak ada sahutan. Dina menyerah, jika yang ketiga kalinya pintu tidak terbuka, dina akan kembali pulang. Ketika dina memencet bel untuk ketiga kalinya, barulah pintu terbuka. Dan dandi langaung muncul dengan wajah yang segar dan berseri seri seperti baru saja mandi.

" aku punya firasat kalo kamu mau dateng " ujar dandi santai lalu melanjutkan " tapi aku takut kalo aku kepedean "

Tanpa babibu lagi dina langaung menghambur kepelukan dandi, mendekapnya seerat mungkin karena dina tidak tau apakah waktu bisa mengizinkan dina untuk melakukan hal ini lagi. Dibahu dandi, dina menumpahkan segala sesuatu yang saat ini mengganjal hatinya

" dina... Mungkin kamu bisa memprediksi atau merencanakan apapun sesuka hatimu, tetapi tidak untuk sekarang. Mau gimanapun juga, mau kamu nangis kayak gini juga aku tetap gak akan berubah pikiran "

Pelukan hangatnya merenggang. Sekarang, dandi bisa tau bagaimana sebebarnya keadaan dina tanpa dandi

" a-aku gak minta kamu berubah pikiran dan... Bi-biar aja aku yang menyesal " ujar dina pelan biar dandi bisa menyadari arti suara yang kukeluarkan saat ini " a-aku..--- "

Dina tak bisa meneruskan kalimatnya lagi, dandi telah memberikan apa yang dina inginkan sebelum dina selesai mengatakannya

" aku... "

" .... Sa-sayang kamu..... "

" Dina... "

Entah ditambah kekuatan magis dari mana, cinta dan kamu selalu terasa tepat waktu

********

Semuanya terasa seperti baru kemarin. Meski kenyataannya, semuanya telah cukup lama berlalu. Hampir satu tahun yang lalu. Yang paling dina ingat tentang dandi adalah saat Dandi bertandang kerumah orang tua dina untuk pertama kalinya

Sore sekitar pukul empat kurang, dandi turun dari BMW hitam kesayanganmu itu. Dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam jaket, dandi berjalan dari halaman depan rumah dina menuju teras. Tiba tiba dandi berbalik lalu lari terbirit birit kembali kedalam mobil. Sambil berdiri didepan teras, dina tersenyum melihat kelakuan pacarnya itu. Sifatnya masih sama seperti dahulu, masih pelupa

Dandi datang sambil membawa dua kantong plastik sedang yang dina yakini itu adalah buah buahan

Setelah masuk kedalam rumah, dandi menjabat tangan ayah dina. Begitu kencang dan lama. Sampai sampai ayah dina harus menggelitiki telapak tangan dandi dahulu agar jabatan tangan formalitas itu berakhir. Dina sampai tertawa lepas melihat kegugupan yang dandi perlihatkan kepada ayah dina

Dan rasanya aku tidak pernah menyangka bahwa adegan yang pernah memicu tawaku itu kini hanya bisa kukemas rapi dalam kotak yang bernama kenangan. Padahal rasanya seperti baru kemarin...

Ingatanku tentangmu pun mengabur, seperti mataku yang mengabur karena dipenuhi air mata

Dengan malas dina menghidupkan televisinya untuk menghibur dirinya sekarang. Tiba tiba saja dina tersentak dengan sisa sisa air mata yang menggenangi matanya

Tiba tiba saja air mata itu yang tadi tertahan kini luruh lagi dengan seiringnya berita yang mengabarkan situasi terkini disalah satu stasiun televisi

" pesawat yang mengangkut 137 penumpang beserta awaknya itu tergelincir saat pilot hendaj mengambil keputusan untuk membatalkan take off. Padahal, kondisi pesawat sudah melaju kencang ditengah guyuran hujan deras dan angin kencang sekitar pukul 09:00 waktu setempat. Saat proses pengereman, pesawat melenceng ke arah kiri landasan dan begitu roda pesawat berada ditanah, pesawat justru terbakar. Akibatnya, seluruh penumpang tewas beserta awak kabin lainnya "

Tadinya dina pikir, tidak mengantarkan dandi kebandara sendirian adalah sesuatu yang benar. Dina pikir, selly adalah satu satunya perempuan yang pantas untuk memeluk dandi dibandara layaknya Cinta dan Rangga didalam film Ada Apa Dengan Cinta. Namun nyatanya dina salah, tidak mengantarmu kebandara menimbulkan rasa penyesalan yang teramat dalam baginya. Dan lagi lagi, penyesalan selalu muncul disaat semuanya sudah terjadi

Tanpa memperhatikan trotoar yang basah, dina berlari sekencang mungkin. Dina terus melesat, menengok kesana dan kesini, menembus kerumunan orang yang berada didalam bandara.

Aku harus mendapatkan kabar tentangmu

Dan pada akhirnya dina tidak perlu lagi bersusah payah mencari kabar tentang dandi, dina sudah melihat selly dari kejauhan sedang menangis histeris. Gadis itu meneriakkan namamu berkali kali. Tolong beritahu aku... Apa maksudnya itu? Kamu pasti mengerti kan?

Dina membelokkan langkahnya kearah yang berbeda. Ia tak sanggup untuk melihat adegan yang haru biru itu. Kalau dandi tau, dina ingin sekali melakukan hal yang sama seperti selly lakukan kepada dandi. Tetapi percuma, menangisimu tak akan bisa membuatmu untuk kembali. Akhirnya aku memilih jatuh dan berlutut nanar didepan police line dari balik kaca jendela landasan penerbangan

Hatiku kini telah kehilangan soulmate-nya

Fix untuk cerita love story ini 22 part ya selesai. Makasih buat yang udah baca. Hihi

Berhubung gak ada prolog, dan juga epilog gak ada. Cuma ada part penutup yaitu " Never Ending "

Btw sekali lagimakasih yaa^^ sampai ketemu dicerita ceritaku selanjutnya, yang udah di publish maupun yang masih di draft

Love Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang