Love Story [ End ]

Tak bisa dimiliki

Penyesalan selalu tepat, yaitu berada diakhir suatu perbuatan. Dan penyesalan tidak mungkin hadir sesesak ini jika sedari awal dila sadar akan perbuatannya. Dila benar benar menyesal sekarang. Kalau bukan kesalahan dila, mungkin alex akan menimbang ulang mengenai kepergiannya

Dila melirik jam dinding dikamarnya. Dila masih meringkuk disini, duduk di lantai yang dingin dan melihat keluar jendela. Padahal, dilangit sangat gelap. Tidak ada bulan, bintang pun enggan untuk menampakkan diri. Tapi yang anehnya, dari sanalah seutas senyum hangat dari bibir alex yang sangat dila rindukan muncul

Kalau alex tau, mungkin alex akan merapatkan badannya pada dila. Mungkin alex akan begitu khawatir karena hawa dingin yang berusaha membuatku menggigil dan membiru. Asal alex tau, dila hujan hujanan pergi mencari alex

Dibawah serangan hujan, dila pergi ke kampus milik alex dengan tergesa gesa. Meski dila adalah orang terakhir yang mendapat kabar bahwa alex berhasil mendapat beasiswa studi S2 di Belanda, dila tidak mau menjadi orang terakhir yang mengucapkan salam perpisahan. Dila ingin menjadi orang pertama yang memeluk alex dan membekalinya dengan rindu.

" tadi kulihat dia pergi sama andira, dil " ujar rizka lalu dilanjutkan " mungkin mau beli bekal, besokkan alex udah berangkat "

Seketika saja dila terpaku ditempat. Besok? Tidak mungkin. Itu terlalu cepat untuk kepergiannya dan terlalu lambat untuk mengucapkan selamat tinggal

" be-besok? "

" iya, lo gak usah repot repot anter alex ke bandara deh, dia usah sama andira. Mereka berdua udah jadian " ujar ferdi, ikut menimpali perkataan rizka. Asal alex tau, nada ketus yang terlontar dari pada sahabanya alex selalu dila terima sejak kita memutuskan untuk menyudahi semuanya

" salah sendiri lo udah nyia nyiain alex "

Dengan hati yang perih dan mulut bergetar dila menjawab pernyataan dari para sahabat alex " i see... Thanks "

Setelah itu, hujan turun bertambah deras. Tubuh dila basah kuyup dibawah jatuhan air hujan mengguyur tubuhnya. Lagi lagi sebutir air mata jatuh, mewakili seluruh ungkapan penyesalan yang sama sekali tak mampu diutarakan

Dila merasakan bel apartemen miliknya berbunyi tanda orang bertamu. Dila bangkit dari segala hal yang membuatnya mellow seperti ini. Dila perlahan bergerak menuju pintu. Begitu pintu terbuka, sebuah senyuman terukir disana

" kamu gak papa kan sayang? " tanya laki laki itu. Ia langsung membentangkan tangannya, memberi pelukan. selalu seperti ini. Dila hanya diam tak menjawab. Sejurus kemudian sebelah tangannya menutup pintu apartemen milik dila agr adegan berpelukan mereka tidak dikonsumsi banyak orang

Dila tak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya menuntaskan tangisannya dipundak lelaki itu. Karena ingin melihat reaksi dila, laki laki itu mengendurkan pelukannya. Memberikan dila tatapan teduh

Dila benar benar bisa merasakan sekilas ketulusan dari sepasang mata lelaki tersebut. Inilah hal yang tidak alex ketahui, lelaki yang alex sebut selingkuhan dila atau orang ketiga ini menawarkan banyak hal. Sebanyak apapun yang ia bisa dan itu adalah jenis cinta yang paling menggiurkan menurut versi dila

" aku gakpapa kok Ben, percaya deh "

Suara dila bergetar, menandakan bahwa ia sedang berbohong. Dari kata " sayang " yang hilang dan berganti dengan nama asli, Benni sudah tau kalau dila sedang menyembunyikan sesuatu. Benni juga tau, bahwa dila sekarang sedang memikirkan alex

Benni kembali mengeratkan pelukannya, ia tidak sedang berusaha mengenyahkan semua hal tentang kamu dipikiran dila. Benni hanya sedang memberikan dila sedikit kekuatan yang ada dan juga sedang menghibur dirinya sendiri. Selama ini benni tau bahwa hati dila tidak pernah bisa dimiliki. Itu hanya akan menjadi milik alex seutuhnya walaupun dila dan alex sudah lama pisah

Akhirnya, benni mengendurkan pelukannya terhadap dila. Benni tersenyum untuk terakhir kalinya kepada dila. Benni memutuskan untuk pergi dari dila dan berjanji untuk memperbaiki hubungan alex dan dila yang dahulu sempat kandas

Untuk terakhir kalinya benni memeluk dila lalu pergi keluar menuju pintu apartemen yang tidak akan bisa benni kunjungi lagi setelah ini

Pikiran itu terus melayang. Tapi tetap saja, dila tidak bisa merubah itu semua menjadi seperti dahulu. Semuanya telah berubah, dila sangat menyesal. Sekarang, dila hanya bisa meratapi kesendiriannya disini, dibawah kegelapan malam yang pekat