Part 15

28 4 0
                                    

Tante reyna masih menatap ku dengan tatapan yang aku tak mengerti. Sorot matanya sungguh membngungkan. 

"Ta, kamu serius amat sih... Tante tadi lagi akting tau! hahaha.." Tante reyna langsung menertawakan wajahku yang tampak khawatir. wajahnya yang tadi merengut berubah menjadi tawa

'Apa apaan ini..? Anak sama ibunya sama aja! usil!!" 

"Tante mahhhh.." Akuu kembali duduk di kursi meja makan. aku tidak bisa menutupi wajah ku yang memerah. aku ikut tertawa dibuatnya. 

"Kamu tau ga sih ta? Tante sama Andre itu suka banget ngusilin om adit... kalo dia belum ketawa kita belum pernah berhenti buat ngusilin dia.." tutur tante reyna padaku.

"Yahh.. tante aku kira tante lagi kenapa,hmm.." ujar ku datar. aku memang terlalu terbawa suasana. akibat raut wajah tante reyna yang seperti ingin cerita sesuatu. 

***

"Woi!" senggol seseorang dari sebelah ku, aku menoleh ke kursi sebelah ku. Aku berada di perpustakaan siang ini, itu andre dan beberapa buku kimianya.

Tepat 1 jam sebelum jam istirahat kedua berbunyi. karna bu linda tidak masuk,aku memutuskan untuk berada di dalam perpustakaan bersama beberapa orang yang tidak ku kenali. 

"ngapain lo disini?" tanya nya sambil mulai membaca buku buku kimia yang berbahasa inggris itu. 

"Belajar.." jawab ku yang kembali mengerjakan soal fisika yang diberikan pak berry.

"Tumben sendiri, bukannya lo trio kwek kwek?" andre masih menatap buku nya,sambil sesekali menenggak jus kemasan tanpa sedotan yang dibawanya. badannya bersender pada kursi dan kaki kanannya diangkat ke lutut, khas seorang lelaki.

"Mereka lagi ada urusan osis.." jawab ku singkat. aku tidak tahu pemikiran ku yang barusan saja terjadi tentang kevin merubah mood ku seketika.

"kenapa sih lo? tumbenan amat ga cerewet?" andre menutup bukunya, lalu memutar kursi kayu yang ia duduki kearah ku. aku pun menoleh sedikit. 

"Ngga apa apa kok.."

"yakin?" suara andre yang agak berat berhasil membuatku pura pura mengangguk.

"Yap.." aku berbalik kearahnya sekarang.

"Lo suka kimia?" tanya ku padanya.

"Suka, kakek gue ahli obat-obatan dijamannya. dia suka banget ngajarin gue hal hal yang berbau kimia dari kecil.." Andre bersender pada bangkunya lagi, namun ia masih tetap menghadap ku. 

"Ohh, gitu.." 

"cuma oh gitu? lo kira gue gatau kalo lo bodoh di kimia?! ha!" seketika raut wajah andre berubah marah.

'EH?!'

"Seenggaknya kalo lo tau gue bisa kimia, minta ajarin kek.. apa kek.. malah santai santai aja!" andre membuka buku kimianya sambil mendengus kesal. 

"Dih.. kok lo Ngegas sih ? ya kan dulu lo bilangnya suka sama fisika? mana gue tau!" aku berbalik kesal .

ssssttt!

kemudian terdengar desutan melengking  dari arah pintu, penjaga perpustakaan nampaknya kesal dengan obrolan kami berdua.

"Gue tau lo phobia kimia dari kelas 9 smp , si meydra yang cerita." Andre mencatat sesuatu di buku bergaris hitam putih yang ia bawa. nampaknya ia sedang mencatat hal-hal penting yang berada di buku itu.

"Meydra? hmm.." Aku berhasil mencerna perkataan andre, meydra memang selalu keceplosan bila ada seseorang bertanya rahasia ku dan audrey. tapi yasudahlah.

12 Menit berlalu.

"tuh kerjain soal soal yang udah gue buat.. nanti malem gue kerumah lo harus udah kelar! bye! gue mau kekantin." Andre menyodorkan buku bersampul garis hitam putih kedepan wajahku. terdapat 15 soal tentang reaksi kimia dan larutan asam basa. 

"Heh!! gue ga ngerti apa apa tentang ini!!!!" aku setengah berteriak kearah nya yang mulai berjalan meninggalkan perpustakaan.

sstttt!!! 

lagi lagi suara penjaga perpuskatakaan membuatku menutup mulut untuk yang ke sekian kalinya.

***

sore ini aku berjalan ke arah halte dengan lunglai karna hanya berhasil menjawab 5 soal yang dibuat andre.

 terlihat jere yang sedang tertawa menaiki mobilnya bersama beberapa teman temannya, yang kuharapkan ia tidak meneriakiku dengan kata 'sayanggg'. dan harapan ku terkabul, mobil jazz merah itu hanya lewat tanpa mengklakson atau mengerem mendadak di depan ku.

'akhirnya jere tobat..'

aku meneruskan langkah ku ke arah halte,lalu menunggu angkutan yang menuju rumahku. angkutan nya pun datang dan aku segera masuk kedalamnya. 

lalu aku melihat cowo yang menabrak ku dulu ikut memasuki angkutan ku juga.

"Eh elo.." ucap cowok itu sambil duduk bersebrangan dengan ku.

"Eh,iya.." aku berusaha tidak mengambil masalah dengan nya ,dan langsung mengalihkan pandangan ku ke jalan raya yang ramai.

"Gue ga bakal ngebentak lo lagi slow.." jawabnya sambil mengutak ngatik ponselnya.

"Eh engga, gue emang lagi pengin ngeliat jalan hehe.." ucap ku yang kembali ke posisi awal,menghadap kearahnya.

"Oiya,dari awal ketemu kita belum kenalan.. gue Rasta. Lo?" 

"woi! ditanya juga.." ia mengibas ngibaskan telapak tangannya kedepan wajahku. aku mengerjap ngerjap ,menormalkan wajah ku lalu menjawab pertanyaannya.

"Anesta.." 

"Ohh, dari kelas XI.5 ?"

"Iyap,hehe.. lo?"

"XI 4."

"Kok gue rasa ,lo anak baru ya? soalnya dari dulu gue belum pernah ngerliat lo?" aku berusaha membuka obrolan dengan topik yang agak aneh.

"Gue dari kelas X di pelita kok.. lo aja kuper!" ia menjawab dengan nada agak tinggi, tanpa menoleh sedikit pun kearah ku.

"Santai kali.."

"sorry.. gue jarang keluar kelas, soalnya gue lebih suka dengerin musik di kelas kalo jam istirahat ataupun jam kosong.." jawabnya yang kemudian memasukan ponselnya ke saku seragamnya.

"Ohh.." 

"Rumah lo dimana?" tanya nya memakai sebelah headphone di telingannya, mungkin agar sebelah telinganya masih bisa mendengarkan suaranya ku.

"Kompleks IKW.." jawab ku singkat.

"ohh, gue di SJW" jawabnya yang masih memandang ku.

"deketan dong haha.." aku tertawa receh dihadapannya

"Ya lumayan.."

setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara kami, ia sibuk mendengarkan musik,dan aku sibuk memandangi jalan. 

saat sampai di depan komplek

"Duluan ya!" aku berujar padanya

ia nampak memandangi ku sesaat menurunkan headphone nya lalu mengangguk, mungkin baru sadar kalau aku sudah sampai di komplek perumahan ku. lalu aku menuruni angkutan umum itu setelah membayarnya. dan mulai berjalan menuju rumah ku.

***

Ceritanya makin meluasss,jangan lupa vote dan comment yaaaa..

baca cerita selanjutnya walaupun gajelas tapi bakal terus memberikan kejutan

Salam
Headphone rasta

















Among the MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang