Part 19

18 2 0
                                    

Wajah Andre pucat pasi, aku baru saja melihat wajahnya sepanik itu sekarang. dan kami berdua langsung bergegas menuju ruang piket guru.

Setelah medapatkan izin dari Walikelas kami berdua, aku dan andre, segera menyambangin rumah sakit tempat tante reyna dirawat.

Dan tepat ketika kaki kami menyentuh lobby rumah sakit hujan deras pun turun.

"Untung aja udah sampe..." Ujar ku sambil menurunkan restleting jaket ku.

Andre masih diam, sepanjang perjalanan kami berdua menuju rumah sakit dia hanya diam ,ku tanyai apapun dijawab singkat. Mungkin dia khawatir sekali dengan tante reyna.

Andre berjalan didepan ku ,tidak santai,terkesan terburu buru.

"Sus, pasien bernama reyna khalida ada dimana ya?" Tanya andre ketika sampai di depan meja receptionist

"Ohh yang baru aja masuk ya? Di kamar 213 ka,lantai 2.." Ujar suster itu dengan ramah.

Tanpa pikir panjang,andre langsung menaiki tangga rumah sakit,padahal disebelah tangga tersebut terdapat lift,mau tidak mau aku harus mengikutinya sampai lantai 2.

***

"Mah! Mam-" ucapan andre tertahan ketika sampai di mulut pintu kamar vip itu, ia terdiam seketika.

"Woi! Kenapa deh lo.. Tan-" ucapan ku juga tertahan ketika melihat sesosok perempuan anggun yang nampak sangat sopan dan lembut. Matanya membentuk bulan sabit ketika melihat andre dan aku di depan pintu kamar.

"Lho kok diam disana,ndre,ta? Ayo masuk?" Ucap tante reyna lirih sambil menyunggingkan sedikit senyumnya.

"Ka-kamu kok ada disini?" Tanya andre terbata,raut wajahnya tidak bisa menutupi kegembiraannya. Namun sengaja tidak ia curahkan.

"Aku udah pulang dari jepang,niatnya tinggal di indo lama.. Kamu tinggi ya sekarang!" Ujar gadis perempuan berkulit putih dengan rambut panjang sepunggungnya itu. Tingginya setelinga andre. Bisa dibilang dia lumayan tinggi untuk seukuran remaja wanita.

"E-eh.. Iya dong! Orang anak basket sekarang hehe.. Jahat,ga ngabarin kalo kesini,kan bisa aku jemput di bandara.." ujar Andre sambil memberi pelukan hangat. aku langsung berjalan menyambangi tante Reyna dan menanyai kondisinya.

"Aku mau ngasih kejutan buat tante reyna,dan pas sampai rumah kamu tante reyna udah tiduran di taman,aku panik! aku langsung panggil tetangga.." Ujar gadis itu bersemangat,tidak meninggalkan sikap lembutnya.

"Duh,tuhkan pasti darah tinggi mama kumat kan! Udah andre bilangin jangan makan sate kambing.." Ujar andre yang langsung mendekati mamanya yang sedikit pucat,tapi hanya dibalas dengan senyuman lirih.

"Habis,mama kangen makan sate kambing! Kamu sih makan sate kambing di deket mama.." Ujar tante reyna lirih tapi senyum di wajahnya tidak sirna.

Tangan ku gatal untuk menoyor kepala andre. Tapi niat itu ku urungkan karna melihat gadis , atau bisa dibilang teman dekat Andre itu,mendekat pada kasur tante reyna.

"Engg, pasti pada laper kan,aku pergi beli roti sama minuman dulu ya.." Ujar ku yang kemudian berjalan cepat menuju pintu kamar rumah sakit lalu menuruni tangga menuju kantin rumah sakit. Tanpa melihat kondisi orang orang yang berada dikamar itu.

'Duh,gue kok kesannya kayak ngehindar gitu ya.. Cemen banget.' Aku berbicara dalam hati sambil menunggu antrian kasir untuk membayar roti roti yang ku beli.

***

Krieett..

Aku benci decitan pintu,membuat 3 pasang mata didalam ruangan itu langsung menoleh ke pintu masuk.

Among the MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang