"Sana cepat bukakan pintu!" Kata Eommanya.
Sana yang sedang berada di ruang tamu pun membuka pintunya. Tiba-tiba matanya terbelalak kaget.
"Lee-Lee Taeyong?!" Kaget Sana.
Mata Sana membulat dan bisa saja hampir keluar. Untuk apa Taeyong kemari? Ia saja bahkan tak pernah berbicara dengan Taeyong.
"Hai Minatozaki Sana" sapanya.
"Taeyong?" Eomma Sana pun langsung menghampiri mereka.
"Aigo kau lama sekali tak berkunjung. Aku rasa hampir tidak pernah" kata Eomma Sana.
Sana makin bingung. "Eomma mengenalnya?"
"Sana kau lupa padanya? Aigo dia kan sepupumu. Eomma Taeyong adalah adikku" balas Eomma Sana.
Sana menutup mulutnya kaget. Iya. Ia baru ingat. Taeyong adalah sepupunya. Kira kira mereka bermain sekitar 16 tahun yang lalu. Tentu saja Sana tidak ingat.
"Annyeong sister" sapa Taeyong.
Sana memutar bola matanya. "Omo dunia sempit sekali. Kenapa aku harus bersaudara denganmu?"
"Ntahlah. Mulai sekarang kau harus memanggilku brother dan aku memanggilmu sister" kata Taeyong.
"Itu menjijikkan" balas Sana.
Taeyong memasuki rumah Sana dan duduk di ruang tamu.
"Ajhumma aku hanya ingin memberikan undangan pernikahan noonaku. Jadi aku akan pulang sebentar lagi" kata Taeyong.
"Aish kenapa cepat sekali? Apakah kau tak ingin makan bersama?" Tanya Eomma Sana.
"Tidak usah ajhumma" balas Taeyong sambil tersenyum.
"Kalau begitu biarkan kami memberikanmu makanan ringan. Tolong jangan menolak" kata eomma Sana. "Sana tolong bantu eomma" kata Eomma Sana.
Dengan terpaksa, Sana menuju dapur untuk membantu eommanya. Taeyong memandang sekitar rumah Sana sambil bersiul.
Siulannya terhenti ketika matanya tertuju pada buku pink yang tergeletak di meja. Ia mengambil buku itu.
"Sana's Secret Book" katanya pelan. Ia tersenyum miring lalu memasukkan buku itu ke dalam jaketnya.
Lalu datanglah Sana dengan snack dan minuman. Taeyong langsung meminum minuman itu.
"Cepatlah kau pulang. Aku akan ke super market dan aku tak akan membiarkanmu disini" kata Sana.
"Kau akan ke super market? Bagaimana kalau aku mengantarmu?" Tanya Taeyong.
"shi-re-o" tolak Sana.
"Sana, jangan menolak niat baik seseorang!" Kata eommanya dari dapur.
Sana menghela nafasnya. "Arasseo"
-
Sana dan Taeyong keluar dari super market setelah berbelanja. Mereka berjalan bersama. Tiba-tiba mereka bertemu dengan dua orang yang mereka kenal.
"Sana?"
"Sana-ya?!"
Mingyu. Tzuyu.
"Oh hai Mingyu. Hai Tzuyu" sapa Sana. Sumpah bagi Sana pemandangan seperti ini membuatnya sakit. Telihat dari ekspresinya.
Mingyu menatap Taeyong heran.
"Kalian kenapa bisa bersama?" Tanya Tzuyu.
"Ah tolong jangan salah paham" kata Sana. "Kami-"
"Kami sepupu" balas Taeyong. Sana menatapnya tajam.
"Jinjja?!" Kaget Tzuyu.
Mingyu tertawa licik. "Tolong jangan bercanda. Marga kalian berbeda. Sana bahkan orang jepang"
"Kalau ternyata eomma kami kakak adik bagaimana?" Balas Taeyong.
"Kajja sister" ajak Taeyong. Taeyong tersenyum sekilas pada Tzuyu lalu menarik Sana pergi.
Sana melirik ke belakang dan melihat Mingyu yang tengah menatapnya dengan tatapan tak mengerti.
-
Taeyong menghempaskan tubuhnya di kasur. Lalu ia teringat sesuatu. Buku pink milik Sana. Ntah kenapa ia ingin mengambilnya. Ia hanya penasaran dengan isinya.
Ia membuka lembaran demi lembaran dan setiap lembarannya benar-benar membuatnya terkejut.
"Jadi selama ini Sana menyukai Mingyu" katanya. "Mingyu kan berpacaran dengan Tzuyu. Tzuyu bukannya sahabat Sana? Aigo drama sekali" komentar Taeyong.
Lalu ia tersenyum licik. "Aku bisa menggunakan ini sebagai senjata untuk Mingyu"
-
Mingyu duduk di lapangan basket dengan lesu. Ia benar-benar overthinking sekarang. Ten dan Seungkwan mengatakan kalau ia menyukai Sana. Apa itu betul?
Tiba-tiba Mingyu langsung tersenyum melihat Sana lewat di hadapannya. Ia langsung memanggil Sana.
"Sana-ya!" Panggil Mingyu.
Sana menyaut dan tersenyum. "Hai Mingyu"
"Kau masih ingat utang mu? Kita akan bertanding basket" kata Mingyu.
"Iya aku ingat. Lalu?"
Mingyu melempar bola basket kepada Sana lalu Sana menangkapnya. "Ayo kita bertanding basket"
Sana tersenyum lalu langsung berlari untuk mendribble bola basket. Mingyu yang tak mau kalah mengejar Sana dan mencoba merebut bola dari Sana.
Skor akhir mereka adalah 4-3 dan Sana lah pemenangnya. Mingyu benar-benar terkejut.
"Aku tak menyangka bisa mengalahkan seorang namja yang lebih tinggi 10 cm dariku dan ia adalah kapten basket" kata Sana.
"Jangan sombong Minatozaki" kata Mingyu.
Mingyu langsung mengotori wajah Sana karena tangannya kotor terkena bola basket.
"Mingyu!" Kesal Sana.
Mingyu tertawa. Ia merogoh kantungnya dan mengambil tisu basah dan membersihkan wajah Sana.
Pipi Sana memanas. Ia takut wajahya berubah menjadi merah sekarang. Mingyu...
KAMU SEDANG MEMBACA
love or friendship ; sana's fanfiction
FanficDalam keadaan ini kau harus memilih tetap berjuang atau mengorbankan perasaanmu.