"Aku pulang" sahut Sana.
Ia melihat eommanya sedang terduduk lesu di sofa. Sana menghampiri eommanya.
"Waeyo eomma? Apa ada masalah?" Tanya Sana.
Eommanya tetap tak bergeming. Ia mengusap puncak kepala putrinya.
"Waeyo eomma?" Tanya Sana.
"Perusahaan appamu, bangkrut" jawab Eomma Sana.
Sana menutup mulutnya kaget. Matanya mulai berkaca-kaca. "Bang-bangkrut?! Bagaimana bisa?"
"Appa ditipu dan dana nya cukup besar. Appa tak dapat membayar hutang jadi semua aset milik Appa akan disita" cerita eommanya.
"Mwo?! Jadi kita akan menjadi gelandangan?" Tanya Sana. Air mata mulai terjatuh ke pipinya.
"Tidak, Sana. Nenek di Jepang akan menampung kita. Jadi kita harus pindah ke Jepang" balas Eommanya.
Tangis Sana mulai pecah. Ia benar-benar tak ingin pindah. Ia tak ingin pindah. Ia tak mau meninggalkan Tzuyu, Ten, dan... Mingyu.
"Kita akan pindah 1 minggu lagi" kata Eomma Sana.
-
Keesokan harinya, Sana tak menunjukkan sama sekali wajah cerianya. Ia tertunduk. Ia sedih.
"Waktuku di korea tinggal seminggu lagi. Tidak ada Tzuyu. Ten. Dan Mingyu" lirihnya.
"Sana-ya!" Teriak Tzuyu. "Sana kenapa kau sedih?" Heran Tzuyu.
Sana langsung memeluk sahabatnya itu. Erat sekali.
"Sa-sana?"
"Tzuyu, ada yang ingin aku katakan. Perusahaan appaku bangkrut jadi aku akan pindah ke Jepang" kata Sana.
"M-mwo? Wae? Kenapa kau pindah? Jangan tinggalkan aku Sana!" Kata Tzuyu sambil memeluk Sana.
"Aku juga tak ingin, tapi kami tak punya apa-apalagi di korea. Mau tidak mau aku harus pindah" balas Sana.
"Sana aku pasti akan merindukanmu" kata Tzuyu.
"Aku juga. Tzuyu, kau adalah sahabatku. Aku tak akan melupakanmu" kata Sana. "Tolong jangan beritahu pada siapapun" kata Sana.
Tzuyu mengangguk. Tiba-tiba seorang pria datang. Bukan Mingyu. Bukan Ten. Tapi Taeyong.
"Annyeong sister" kata Taeyong. "Annyeong Tzuyu" katanya lagi.
"Annyeong" sapa Tzuyu balik. "Sana aku duluan ya" kata Tzuyu sambil beranjak pergi.
"Aku sudah dengar kabarnya dari eommaku. Aku turut bersedih" kata Taeyong.
"Ya terima kasih" balas Sana.
"Juga aku sudah tau semua tentangmu. Kau menyukai Mingyu kan?" Tanya Taeyong.
"Kata siapa?" Balas Sana.
Taeyong memberikan buku berwarna pink kepada Sana. Sana membulatkan bola matanya.
"Da-darimana kau mendapatkannya?!" Kaget Sana.
"Dari mana mana. Aku belum membacanya sampai habis tapi inti dari buku ini hampir sama" balas Taeyong.
Sana menghela nafas berat.
"Tenang saja sister, aku adalah penyimpan rahasia yang baik" kata Taeyong. "Tapi kalau rahasia itu harus terbongkar, aku akan membongkarkannya"
Taeyong meninggalkan Sana. Sana mengepal tangannya kesal. Demi apapun ia sangat membenci Taeyong.
-
Ten dan Sana pun pulang ke sekolah bersama. Sebenarnya Sana ingin memberi tahu Ten tentang kepindahannya.
"Hmm.. Ten" panggil Sana.
"Ne?"
"A-aku... minggu depan akan pindah ke Jepang" balas Sana. Rasanya sedikit lega mengatakannya.
Ten terdiam. Ia menghentikan langkahnya dan menatap sendu Sana. "Kau akan pindah? Berapa lama?"
"Ntahlah. Mungkin selamanya. Sampai perusahaan ayahku pulih kembali" balas Sana.
Ten langsung memeluk Sana. Ini pelukan pertama mereka.
"Itu artinya kita tidak akan bertemu lagi?" Tanya Ten.
"Aniya. Aku masih bisa dua tahun sekali mengunjungi korea. Kau jangan khawatir" Jawab Sana.
"Lalu bagaimana dengan Mingyu?" Tanya Ten.
Sana menghela nafas berat. "Aku belum memberitahunya. Sepertinya aku harus melepaskannya karena mungkin aku tak berjodoh dengannya"
Ten menepuk bahu Sana pelan.
-
Mingyu mulai mengendarai mobilnya keluar dari sekolah namun tiba-tiba mobilnya nyaris tertabrak sebuah motor sport.
Dengan sebal ia turun dari mobil. "Hei Lee Taeyong kau sengaja bukan"
"Aniya" balas Taeyong sambil membuka helm nya.
"Kau tahu mobilku hampir lecet karena kau" balas Mingyu.
"Jangan berlebihan. Kau kan orang kaya. Kau bisa meminta baru bukan? Kata Taeyong.
Mingyu meninju wajah Taeyong. Taeyong pun lantas memegangi wajahnya.
"Kau. Kau sendiri yang mengajak bertarung. Jangan salahkan aku jika aku melukaimu!" Kata Taeyong sambil meninggikan suaranya.
Ia meninju wajah Mingyu habis-habisan. Mingyu kalah. Kalah telak. Wajahnya sudah babak belur.
"Jangan berani melawanku. Kau berani. Tapi kau tak punya strategi hebat sepertiku" kata Taeyong sambil menaiki motornya dan pergi.
Mingyu menatap kepergian Taeyong. "Sialan"
![](https://img.wattpad.com/cover/62587743-288-k68500.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
love or friendship ; sana's fanfiction
FanficDalam keadaan ini kau harus memilih tetap berjuang atau mengorbankan perasaanmu.