Sepanjang jalan yang kulalui aku hanya melihat cewek-cewek di kota ku memegang poster bergambar an bertulisan Matthew Espinosa dan juga Magcon. Yah, memang sepertinya Matt itu sedang berada di kotaku ini. Dasar pencari perhatian, begitulah artis,menyusahkan saja.
Aku tak punya waku untuk melakukan hal gak berguna begitu.
Lebih baik aku membantu mom di restoran kecilnya. Restoran sedehana itulah sumber pendapatan keluargaku setelah di tinggal pergi dad yang sudah 3 tahun meninggal.
Selama itulah, aku menjadi anak yang ansos dan ngga pernah hang out bareng teman-temanku lagi. Mau bagai mana lagi? Aku harus membantu mom.
Aku terduduk di halte bis sendirian. Seseorang dengan jaket yang topinya menutup kepalanya dengan kacamata hitam berjalan cepat menuju kearah halte. Aku tak mengubrisnya. Namun tiba-tiba teriakan cewek-cewek membuatnya menarik tanganku dengan paksa.
What is this?
Aku melepaskan genggaman kami dengan paksa. Ia membalikkan badannya dan menatap diriku. Aku terdiam melihat tatapan anehnya.
Siapa dia? Mengapa ia dikejar-kejar cewek tadi? Dari pakaiannya, apakah ia pencuri?
Merasa takut, akupun mundur beberapa langkah. Ia membuka kacamatanya pelan dan masih menatapku tajam. Yaampun, matanya hangat sekali.
"Hai." Sapanya yang daritadi hanya terdiam. Ia masih menatapku.
"Apa yang kau inginkan?" Tudingku.
Ia mendekatiku dan tersenyum kecil. "Matamu begitu indah." Pujinya yang membuatku tambah takut, apakah ia akan mencungkil mataku?
"Apa maksudmu? Kau siapa?"
"Kau tak mengenaliku? Okay, mari kita kenalan." Lelaki itu seperti familer, tapi siapa ya?
Ia mengajukan tangannya, "Matt. You?"
What? Dia Matthew kah? Oh my god, aku bahkan bertemu dengan si pencari perhatian di kota orang.
Buang-buang waktu saja.
Aku tak menanggapi jabatan tangannya dan membalikkan badan.
Tampaknya ia mengikuti langkahku kemudian menepuk pundakku, "Hello, apakah aku berbicara dengan tembok? Namamu siapa mata indah? Kau bahkan tak meminta tanda tanganku? Atau berjabat tangan denganku saja kau tak mau?"
Aku membalikan badanku dan menatapnya sekilas. Apakah setiap artis seperti ini? Menyebalkan sekali!
"Hah, begitulah para artis, kepengen banget dijabat tangannya. Sorry, i am not your fans. Dan buang-buang waktu buat ngeladenin kamu!" Ucapku dan meninggalkannya lalu menaiki bis.
Mom melihat kedatanganku dengan khawatir "Claire, dari mana saja kau?"
"Maafkan aku mom, tadi ada hambatan di jalan. Mana yang harus ku kerjakan?" Aku memakai celemekku dan mulai menuruti perintah mom.
"Claire tolong antarkan ini ke meja pojok sana!"
Aku mengambil nampan dan membawanya menuju meja pojokan. Betapa terkejutnya aku melihat sosok Matt yang duduk di meja pojokan dengan kacamata hitamnya.
Ia melambaikan tangannya. "Apa yang kau lakukan?"
"Hai mata indah,kita bertemu lagi. Inikah restoranmu?"
Menyebalkan!
Aku menaruh dengan kasar pesanannya dan membalikan badan. Langkahku terhenti ketika tangan matt memegang tanganku, "kau bahkan belum menyebutkan namamu."
Aku mengangkat sebelah alisku, "bukan hakmu." Jawabku sinis dan meninggalkanya.
Dari dapur aku melihat matt lagi, apakah ia masih disana dan ternyata ia juga sedang melihatku dan tersenyum sambil melambai pelan.
Apa-apaan itu? Apa maksudnya ia mengikutiku. Dasar artis ngga ada kerjaan.
"Ternyata namamu Claire?" Aku terkjut mendapati wajah matt didepan dapurku. Ia tersenyum lagi, dasar penebar pesona, apa bagusnya senyumannya itu?
"Enyahlah. Sudah ku katakan, aku BUKAN fansmu!"
"Namamu seindah matamu, mau kah kau menjadi menjadi orang yang spesial untukku... Claire?"
Thanks to read gaes!
Part 1 end.. gimana? Maaf masih amatir, maklumlah saja ya :D
Penasaran dengan lanjutannya, sengaja dibuat gantung biar greget itu #abaikan
So lanjutkan bacanya gaes, semoga suka.Harap meninggalkan comment/vote atau apapun. Thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old MAGCON Love Story
FanfictionOne shot! [COMPLETE] Ini hanya sepenggal kisah dari Matthew Espinosa, Cameron Dallas dan Shawn Mendes dalam menemukan pujaan hatinya:) Let fallin in love with me -m.e Hate but love -c.d My feeling never the end -s.m ©in-mattchu😻