What do you mean? (4)

325 53 7
                                    

Nay POV

Jujur, aku tak tahu mengapa aku kini menangis dan tak mau keluar kamar sejak kejadian sore tadi. Beberapa kali telah kusela air mata ini, namun tanpa diundang ia turun lagi.

Magcon Boys, sedari tadi menungguku diluar. Aku tak mengijinkan mereka untuk masuk. Bagaimana bisa mereka melihat diriku yang sedang lemah seperti sekarang ini. Terserah jika mereka bilang aku ini cengeng atau semacamnya.

"Nay, ayo kita makan malam dulu.." Lox menyentuh bahuku.

Aku menatapnya lalu mengeleng, "Aku tak lapar.." Jawabku.

Claire mendektiku dan memelukku dengan lembut. "Hei, kau tahu, aku rasa Cam sangat menyukaimu, ia tak pernah se-nervous itu.." bisik Claire yang dianggukkan Lox dengan senyumannya.

Aku menatap keduanya bergantian. "Tidak! Dia membenciku. Dari awal dia sudah tak menginginkanku! Apakah aku seaneh itu? Aku.. aku hanya ingin membantu Dad untuk pekerjaannya.. sebentar saja." Air mataku kembali mengalir. Jujur saja, aku tak pernah dihina seburuk itu. Perempuan aneh? Dengan rambut merah? Aku masih sakit hati dengan kata-kata itu.

Bisakah Cameron mengatur cara bicaranya?

--

Dihalaman belakang, aku membuka kotak kecil yang kutemukan di depan pintu kamar. Tampaknya semua masih tertidur, yah seperti biasa aku yang bangun lebih dulu dari mereka.

Sebuah coklat dan surat?

Hai Kanayya.
I am sorry to hurt you.
Tak ada lagi yang bisa kutuliskan selain itu.
Semoga kau memaafkanku.
Dan makanlah coklat itu untuk memperbaiki mood mu.

-cameron

Cameron?

Entah mengapa hatiku jadi senang setelah membaca suratnya. Oh God! No! Apa yang kufikirkan? Ayo kembali kedunia mu Nay!

Muncul setitik rasa benci dalam diriku. Segampang itukah ia meminta maaf?

"Kau memaafkanku?" Aku terkejut mendengar suara dingin itu lalu menoleh. Cameron tersenyum padaku. "Bahkan kau telah memakan coklatnya." Aku lebih melongo mendengar kalimat barusan.

Ya Tuhan! Tanpa kusadari aku tengah memakan coklat pemberin Cam. Mengapa aku tak sadar?

Cameron tampak senang lalu menghampiriku dan memelukku. Aku melepaskan dengan paksa pelukannya. Apa-apaan dia? "Hei, lepaskan!" Aku bangkit dari dudukku. "Untuk apa kau meminta maaf? Bukankah yang kau bilang itu benar Cameron? Tak ada yang salah dengan pernyataan mu kemarin. Dan terima kasih telah menganggapku perempuan aneh!" Ucapku lalu meninggalkannya.

Dalam langkahku meningalkannya, kok seperti ada rasa yang aneh ya? Seakan apa yang ku bilang tadi itu salah. Seperti ada perasaan tak enak. Yaampun, hatiku masih berdebar sejak tadi.

Ah, sudahlah. Untuk apa aku memikirkan orang yang tak pernah memikirkanku.

Cameron POV

Oh god! Aku sangat mengutuk diriku yang bodoh ini! Sekarang apa? Nay membenciku? Aku mulai tak ada harapan.

Apakah kau tak tahu, Nay, aku sangat menyukaimu. Dan.. sulit untukku langsung mengungkapkannya.

Aku benar-benar heran dengan diriku. Mengapa aku sepengecut ini? Pokoknya, aku harus membuat Nay memaafkanku dan tersenyum lagi kepadaku. Walaupun sebenarnya dia tak pernah tersenyum kepadaku.

Old MAGCON Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang