Sabtu pagi aku melangkahkan kaki menuju toko berhubung sedang libur. Mom dan Karen akan menyusul setelah menghadiri acara di sekolah Karen, terpaksa aku sendiri yang mengurus toko pagi ini.
Sebelum membukanya, aku membersihkan lantai restoran dengan menyapu dan mengepelnya. Setelah selesai didalam, aku melanjutkan menyapu diluar toko.
Aku mendudukkan pantatku di kursi laur toko dengan meminum teh hangat. Aku menengadahkan wajahku ke langit pagi yang masih terlihat biru dengan silaunya sinar matahari pagi. Burung-burung berkejar-kejaran dengan riang yang membuatku sedikit iri. Bebasnya mereka.
"Apa yang kau inginkan di dunia ini?" Tiba-tiba terbesit kembali kata-kata itu. Aku menggeleng cepat melupakan sosok orang yang tak ingin kuingat lagi.
Ia telah pergi dan semua perkataannya itu hanyalah keohongan. Ucapku pada diriku sendiri.
Hidupku kini telah tenang tanpanya. Aku tak ingin lagi mengingatnya.
--
Mom memintaku membawa kan pesanan kepada seorang turis diluar toko. Dengan senang hati aku mengantarnya. Turis itu tampak senang dan memberikan uangya.
"Datanglah kembali!" Ujarku diselanya pergi, turis itu mengangguk.
Aku membalikkan tubuhku berencana kembali masuk. "Aku telah datang kembali!" Ucap seorang dibelakangku.
Aku membalikkan badan dan mendapatkannya dihadapanku. Ia tersenyum sambil melangkah mendekatiku. Mataku masih melongo tak percaya.
Apa ini? Setelah aku hampir sempurna melupakannya dan kini ia kembali? Stop mempermainkan perasaanku!
Dengan cepat aku berlari memasuki toko dan mengkunci pintu toko dari dalam. Lelaki itu terkejut melihat gerak gerikku.
Mom serta para pengunjung yang lain terkejut melihatku membanting pintu. "What's wrong, honney?" Tanya Mom sambil mendekatiku. Aku menggeleng cepat, jika Mom melihatnya pasti Mom akan menyuruhnya masuk.
Kepala Karen muncul dari pintu dapur dan melotot melihat sosok dibelakangku. Oh, tidak!
"MATT?!" Pekik Karen sambil berlari kearahku.
Diluar kaca Matt tersenyum lebar. Beberapa gadis mulai melihatnya dan berlari kerahnya. Raut wajah Matt berubah bingung, "Tolong, buka pintunya!" Pintanya yang langsung kugelengkan.
Para gadis-gadis yang berlari kearahnya makin mendekat, Matt berlari meninggalkan toko. Betapa terkejutnya aku, ketika ia muncul kembali dan mengetuk-ketuk kaca toko dengan wajah memelas, tetap kugelengkan. Kejadian itu berulang lagi.
Karen menatapku kesal, "Apa-apaan sih, kau?" Ujarnya seraya membukakan pintu, Matt berlari dan memasuki toko dengan sengit. Pintupun ditutup kembali.
Matt masih terengah-engah dihadapanku. Ia menyunggingkan senyumnya. Mom hanya menggeleng dan kembali ke tempatnya.
Kami bertiga duduk di salah satu kursi. "Hai, Matt, bagaimana kabarmu?" Tanya Karen.
"Baik." Jawab Matt santai.
"Untuk apa kau datang kesini lagi?" Tanyaku sinis.
"Karena aku sudah berjanji kepadamu." Jawabnya seperti biasa dengan santai.
Aku mendesus, muncul beribu pertanyaan, mengapa ia tak pernah menghubungiku selama disana? Apa karena ada gadis lain yang punya mata yang lebih indah disana? Atau karena sibuk tour? Kemana tanggung jawab setiap penyataannya dulu?
"Dan aku juga merindukanmu," ujarya seraya mendekatkan wajahnya denganku aku memalingkan wajahku. "Kau tak merindukanku?"
"Jangan harap!" Jawabku cepat. "Enyahlah kau, aku tak ingin lagi melihatmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Old MAGCON Love Story
FanfictionOne shot! [COMPLETE] Ini hanya sepenggal kisah dari Matthew Espinosa, Cameron Dallas dan Shawn Mendes dalam menemukan pujaan hatinya:) Let fallin in love with me -m.e Hate but love -c.d My feeling never the end -s.m ©in-mattchu😻