Damn!

23K 353 3
                                    

Scarllet's POV

Jam dinding menunjukan pukul setengah satu dini hari. Dan Luke masih belum sampai di rumah. Sebenarnya apa yang dia lakukan hinga lupa waktu seperti ini. Sungguh aku mulai mencemaskan Luke.

Bel berbunyi cepat-cepat aku melihat dari lubang pintu siapa yang menekannya. Ternyata Luke yang menekannya. Dan dia bersandar di pintu seperti tidak punya tenaga lagi.

Aku membuka pintu perlahan agar Luke tidak terjatuh.

"Scarllet."

Suara Luke lemah langsung menjatuhkan tubuhnya padaku. Aku tidak kuat menahan badan Luke yang besar. Dengan sisa tenaga aku menyeret pria ini ke sofha.

"Luke.."

Ujarku sambil melepaskan sepatunya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimutku yang aku bawa untuk menemaniku saat menunggu Luke tadi.

Bau alkohol tercium darinya bercampur keringat dan anyir. Sepertinya Luke baru saja meniduri seorang gadis.

"Luke aku mencemaskanmu. Tidur nyenyak oke."

Aku bangkit dan meninggalkan Luke. Tapi tanganku terasa ditahan oleh sesuatu. Ya tangan Luke memegang tanganku dan menahannku pergi menjauh.

"Temani aku Scar." ujarnya melemah.

Dia mengeserkan tubuhnya dan menyisakan sedikit bagian di sofha untuku. Tangannya membuka selimut seperti menyuruhku masuk ke dalamnya.

Aku memang merasa sangat mengantuk. Dan sepertinya kurang ada tenaga untuk naik ke kamarku.

Apa boleh buat.

Dan akhirnya aku tidur satu sofha dengan mantanku ralat kakak tiriku.

***

Pagi harinya.

Luke masih tertidur pulas. Aku terbangun pukul enam pagi. Aku berencana membuatkan sarapan untuk Luke di hari minggu ini.

Aku mulai sibuk di dapur.

"Morning little peanut." Luke datang tiba-tiba langsung memelukku dari belakang dan mencium pipiku.

"Luke! Get out!" aku. Berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

"Never, anyway berhubung minggu ini kita masih berdua di rumah. Aku mau kita diam di rumah dan mengobrol."

Aku mengigit bibir bawahku dan mematikan kompor. Badanku berputar 180° dan menghadap Luke. Kedua tanganku aku letakan di dada Luke agar ketika dia akan menciumku, aku sudah siap mendorongnya pergi.

"Tentang apa?"

"Semua yang belum pernah kita omongkan. Mungkin ada baiknya kalau kita mulai dari mengingat masa kita pertama kenal."

Luke kemudian mencium bibirku perlahan dan tanganku belum sempat menahannya.

Oh damn! Luke apa yang ada di pikiranmu.
.
.
.
.
.
Uwaoww akhirnya udah bisa update lagi
Jangan lupa vommentsnya yaaa
Loveyou all

Silvermist(๑・ิω・ิ)っ

Hold Me Down ↗ l.r.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang