Last but not Least

15.1K 243 1
                                    

Luke's POV

Hari pemakaman tiba, aku mencoba tegar di hadapan Scarllet walaupun sebenarnya aku lebih terpuruk daripada Scarllet. Mengingat ibuku juga sudah mendahuluiku. Sedangkan ayah Scarllet masih ada walaupun dengan istri barunya.

Pemakaman terlihat sudah mulai sepi. Para pelayat sudah mulai meninggalkan tempat. Tersisa hanya aku dan Scarllet yang masih terpuruk di makam Ayah dan Ibu. Hujan dari tadi pun juga tak kunjung reda. Jadi aku tidak tahu sebenarnya Scarllet menangis atau terkena air hujan.

"Scar, mari kita pulang." kataku sambil memayungi Scarllet.

Dia menunduk lesu perhalan kepalanya naik turun tanda dia setuju untuk pulang. Aku merangkul Scarllet yang mulai lemah untuk masuk ke mobil. Di dalam mobil aku tidak menyalakan musik apapun. Biar keheningan yang menyelimuti agar Scarllet bisa menenangkan hatinya. Bahkan mesin mobil pun belum aku nyalakan.

"Scar, its only you and me. What do we do?"

Scarllet hanya menduduk diam dan tidak menjawabku. Aku mengangkat dagunya pelan dan membuatnya menatapku. Jujur aku tidak suka melihat dia menunduk dalam kesedihan seperti itu.

"Scar, ayo kita mulai dari awal. Kita harus membuat komitmen."

"Komitmen apa lagi Luke?" suaranya lemah aku tau dia sedang sedih.

Ingin rasanya aku memeluknya agar membuatnya tenang. Namun bila aku memeluknya sekarang, pembicaraan kita tidak akan berlanjut.

"Sekarang hanya ada aku dan kau, aku bertanggung jawab atasmu. Dan status kita sebagai saudara tiri sudah berakhir."

Scarllet terhening memandangku. Wajah frustasinya masih belum beralih ke bahagia. Padahal menurutku ini akan menghiburnya dengan menjadikannya sebagai kekasihku lagi.

"Sorry Luke.."

Scarllet kembali hening dan meneteskan air matanya. Kata maaf itu sangat meyakinkanku bahwa Scarllet hanya ingin menganggapku sebagai kakaknya saja. Dan aku akan terus terjebak dalam family zone oleh mantanku sendiri.

Aku menarik nafasku pasrah. Aku menyalakan mesin mobilku. Dan mungkin kini aku yang frustasi.

Tiba-tiba Scarllet memelukku dan menangis keras.

"Lets start again Luke!"

Ujarnya sambil mencampur tangisan dengan tawa bahagianya. Aku tidak menyangka akan seperti ini. Aku dan Scarllet akan kembali bersama lagi. Dan membangun komitmen baru.

"I love you, Scar!"

"I Love you more, Luke!"

Aku mencium bibir Scarllet yang masih memelukku. Rasa sedih kehilangan orang tuaku kini berubah menjadi kebahagiaanku bersama Scarllet. Aku sangat bahagia!

I will hold Scarllet all day long, wherever she is, whenever she is!

**fin***

Hold Me Down ↗ l.r.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang