Reza menatap Ava yang lagi memesan batagor, namun yang membuatnya bingung kenapa Ava beli enam bungkus sedangkan tadi Ava baru selesai makan batagor. Apa Ava masih kelaperan? Atau perut Ava, perut karet? Tapi mana mungkin.
Reza terus menatap Ava yang sudah memegang enam bungkus batagor lalu keluar dari kantin. Reza yang baru saja mau berdiri, tiba-tiba Dava datang dan menepuk bahu Reza pelan.
"Mau kemana Za? Disini aja dulu, bentar lagi juga istirahat,"
"Emang ya?" tanya Reza. Dava pun mengangguk mengiyakan. Reza mengangkat tangan kirinya dan melihat jam tangan yang bertengger di tangannya. Jam 10. Artinya bentar lagi istirahat, dan kantin bakalan penuh dan sesak.
"Gue ke kelas aja, nitip soda ya Dav. Uang gue udah abis." Reza terkekeh pelan. Dava mendengus kesal, lalu tangannya mengibas-ngibas kearah Reza.
"Tai, emang lo kira gue kucing."
-
Ava masuk kedalam kelasnya yang begitu ribut dan kacau. Ada yang lagi nonton di infocus, ada yang bergossip ria di pojok kelas, ada yang makan bekelnya, ada yang konser diatas meja dan ada yang main perang-perangan pake sapu.
"WOY DEVA, DEBBY, AYAS!" teriak Ava kencang membuat semua teman di kelasnya langsung menoleh kearah Ava. Menerka nerka apa yang bakal Ava lakuin nanti.
"Apasi Va? Suara lo kaya toa tau gak, gede banget." sewot Ayas. Sapu yang di pegangnya di taro di pojok kelas. Matanya menatap Ava kesal.
"Lo kaya anak kecil tau gak, lo juga Dev." tangan Ava mengarah tepat di wajah Deva, "Beda banget sama kembaran lo yang kalem-kadang. Gak kaya lo, ribut terus. Apalagi sama Debby."
Deva mendelik kesal, "Kadang doang kan? Yaudah berarti gue sama kaya Dava. Lagian lo juga sering ribut."
"Ngelak aja terus, oh, atau lo berdua suka sama Debby?" Ava tertawa mengejek. Sedangkan Debby wajahnya sudah memerah.
"Engga lah!" jawab Ayas dan Deva barengan. Mereka berdua pun akhirnya duduk di tempatnya masing masing. Ava melirik satu persatu temen sekelasnya.
"Apa lo liat liat? Mau gue makan hidup hidup? Sana, urusin urusan kalian sendiri." serempak teman sekelasnya kembali ke kegiatannya masing-masing.
Ava menuju mejanya dan melihat Keyra dan Alfa yang melongo. Kesambet mungkin kali ya?
Ava mengarahkan enam bungkus batagor yang di belinya ke Keyra dan Alfa. Dan langsung diambil cepat oleh keduanya.
"Thank you Ava!" ucap Keyra dan Alfa riang. Ava mengangguk dan mengucapkan oke. Ava baru saja ingin meluruskan kakinya di kursi milik Reza, namun dengan cepat Reza menahan kakinya.
"Gue mau duduk, kaki lo di ke bawahin aja." Reza melepaskan pegangannya pada kaki Ava. Cowok itu mengeluarkan handphone dan earphone-nya. Menyetel lagu kesukaannya.
Ava mendengus kesal, tangannya menarik asal earphone milik Reza dan memasangkannya ke telinganya. Reza mendesah, tadi marah marah sekarang malah ikutan dengerin musik, main asal tarik lagi.
"Lagu kesukaan lo?" tanya Ava. Matanya melirik kearah Reza yang hanya mengangguk. "Ini juga lagu kesukaan gue,"
Reza melirik Ava, earphone yang di pakainya dilepas. Alis tebalnya bertautan bingung. Ava yang melihatnya menjadi ikutan bingung.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Ada. Sikap lo cepet banget berubahnya."
Ava manggut manggut.
"Biasalah, cewek. Eh Dava!" panggil Ava saat Dava baru saja mau masuk kedalam kelas.
Ava langsung melepaskan earphone milik Reza dan menghampiri Dava lalu mengambil soda yang di pegang Dava tanpa peduli tatapan Dava.
Ava membuka soda tersebut sampai bunyi klek dan meminumnya.
"Av, itu punya gue." Reza melotot kesal kearah Ava. Lalu Ava menyerahkan soda yang sudah diminumnya hampir setengah ke Reza.
"Oh, maaf, gue gak tau. Lo kok gak bilang sih Dav!"
"Ava mah kalo pengen ya pengen aja, gak usah ngelak kaya kebo!" tawa Keyra.
"Tau lo, sok sokan minta maaf, biasanya juga gak pernah!" kini Alfa yang tertawa. Ava melempar penghapus papan tulis kearah Keyra dan Alfa namun tidak kena.
"Somplak lo berdua!"
jangan lupa tinggalkan jejak kalian guys. Thank youuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl
Teen FictionFabiola Avalen Bramastyo. Cewek SMA dengan gayanya yang terkesan bandel dan sikapnya yang selalu membuat masalah di sekolahnya. Tanpa mandang siapa pun itu. Termasuk guru. Namun semua siberubah saat murid cowok pindahan datang ke sekolahnya dan dudu...