#11

6.5K 376 0
                                    

"Ava!" panggil Reza saat melihat Ava yang baru keluar dari mobilnya.

Ava mengerutkan dahinya bingung. Ngapain coba Reza manggil?

"Wey, Avalen!" Reza menepuk bahu Ava. Sementara Ava mendelik tidak suka. "Apaan sih, sokap banget!"

Reza menaikkan alisnya bingung. Jadi Ava masih marah gara gara kemarin?

"Gue duluan. Lo buang buang waktu gue tau gak."

"Eh, Ava tunggu!"

Baru aja Reza mau memegang bahu Ava tetapi tangannya di tahan sama Keyra dan Alfa.

"Jangan di ajak ngomong dulu. Ava kalo kaya gitu bakalan sensitive banget." kata Alfa dan Keyra mengangguk setuju.

"Ntar lo malah jadi bahan bully-annya lagi." kata Keyra.

"Ava suka ngebully?" tanya Reza tidak percaya. Tangannya terkepal kuat. Nafasnya sedikit tercekat. Seorang Avalen suka ngebully? Sekalipun itu di sekolah? Astaga.

Alfa mengangguk, "Masih batas wajar sih ngebully-nya. Santai aja, asal gak ketauan dan gak di aduin sama guru."

"Dan lo harus tau, korban yang biasanya jadi bahan bully-an Ava itu gak mandang kelas berapa aja. Sepuluh, sebelas bahkan dua belas juga di gas terus sama Ava." ucap panjang lebar Keyra. Alfa mengangguk mengiyakan.

"Hati hati nanti malah lo yang kena bully-annya." Alfa menepuk bahu Reza dan pergi bersama Keyra meninggalkan Reza yang masih gak percaya.

Ava suka ngebully?

Jadi, yang di bilang teman sewaktu di SMA Bintang Jaya bener? Ada cewek yang suka ngebully, tidak peduli siapa pun itu.

Dan itu ternyata Ava?

Temen sebangkunya?

●●●

Ava membuka botol minuman yang tadi ia ambil paksa dari Ayas yang baru saja dari kantin. Tangannya memegang botol minuman itu dan di letakkan tepat di atas kepala yang jadi sasaran korban Ava.

"Ampun Va. Gue minta maaf, gue gak sengaja numpahin donatnya ke baju lo." kata Denia yang lagi meringkuk di bawah Ava. "Gue ganti baju lo sekarang, asal jangan siram gue Va."

Ava mendecak sebal.

"Gue gak mau tau, pokoknya lo harus gue siram!" Ava membalikkan botolnya perlahan. Namun suara milik Ayas menegurnya, Ava pun jadi urung menyiramnya.

"Va jangan gila. Ini masih pagi, kasian anak orang lo bully."

"Bodo amat! Apa lo mau gue bully juga?"

Ayas menyengir. Tangannya di angkat keatas dan kepalanya menggeleng.

"Gak, makasih Va! Terakhir lo bully gue, gue di ejekin sama satu sekolah."

Denia yang mendengar itu menggelengkan kepalanya gusar. Matanya ngeluarin air mata, menangis.

"Va, gue janji gak bakal ngulangin lag-"

Dan tanpa mendengar lagi apa kata Denia, Ava langsung menyiram air botol minuman itu ke atas kepala Denia. Sementara Denia, menunduk dan menangis.

"Gila lo Fab." Ayas menggeleng pelan. Matanya melirik kearah Denia yang masih menangis. Sementara Ava tersenyum mengejek.

"Fab fab, lo kira gue lagi fapfap. Udah biasa aja kali mata lo! Mau nolongin ya? Silakan," Ava mengarahkan dagunya ke arah Denia dan saat mau jalan lagi ke kelasnya, ada yang memanggil Ava dengan kencang.

"AVALEN!"

NGEGANTUNG NIH CERITANYAAA. TEBAK COBA SIAPA YANG MANGGIL AVA? HAHAHAHA.

jangan lupa tinggalin jejak kalian guysss! Thank youuu

Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang