10 - The Hardest Thing

1.7K 150 5
                                    

Joohyun POV

Jeju-do, Januari 2010

Sebulan lagi aku akan lulus dari SMA Gwangmyun. Aku rencananya akan melanjutkan studi di Seoul National University jurusan kedokteran. Aku beruntung bisa mendapatkan beasiswa penuh di universitas itu.

Sebulan yang lalu, aku memutuskan untuk mengikuti seleksi Seoul National University jurusan kedokteran. Park saem dan guru-guru lain juga membantuku dalam proses pendaftaran serta menyiapkan berkas-berkas yang aku butuhkan.



*Flashback On*

"Bae Joohyun, di kertas penelusuran minat ini kau menulis ingin melanjutkan sekolahmu di jurusan kedokteran, benarkah itu?" Park saem mulai membuka pertanyaan. Sekarang aku sedang berada di ruangan Park saem untuk konseling.

"Ah ne saem. Aku sangat ingin menjadi dokter."

"Kudengar Seoul National University setiap tahun selalu mengadakan seleksi beasiswa penuh untuk mahasiswa jurusan kedokteran, apa kau ingin mengikuti seleksinya? Aku dan guru lain serta kepala sekolah akan membantumu untuk pendaftarannya, kuyakin dengan nilaimu kau bisa lulus dan mendapatkan beasiswa itu."

"Ne saem aku memang bermaksud ingin mendaftarkan diri ke seleksi itu. Benarkah kau dapat membantuku saem? Gamsahamnida saem."

"Tentu saja aku akan membantu semua muridku Joohyun-ah. Mulai besok siapkanlah semua berkas-berkas yang ada di kertas ini, disini tertera semua syarat untuk mendaftar seleksi beasiswa itu, serta buatlah sebuah essay, tema dan semua ketentuannya ada di kertas itu. Setelah semua lengkap, aku akan memeriksanya lebih dulu baru aku kirim ke Seoul National University. Arraseo?" Park saem lalu menjelaskan dengan rinci semua berkas yang harus aku lengkapi sambil memberikan aku kertas yang berisi daftar syarat mendaftar seleksi beasiswa tersebut. Setelah selesai, aku pamit untuk kembali ke kelas.

"Geundae Joohyun-ah, apa kau tau kalau Sehun akan melanjutkan sekolah di Tokyo? Minggu lalu dia mengatakan padaku kalau dia juga mendapat beasiswa di Tokyo University jurusan manajemen bisnis."

Aku sempat diam sejenak, lalu aku tersenyum pada Park saem.

"Ne saem aku sudah mengetahuinya dari Jongin, tapi Sehun belum memberitahuku. Aku permisi dulu saem." Kataku sambil membungkukkan badan, lalu pergi menuju ruang kelas.

'Aku tau ini akan, tidak, pasti terjadi. Setiap pertemuan akan ada perpisahan Joohyun-ah, back to realize now!' gumamku dalam hati.


*****


Aku memutuskan untuk pergi ke atap sekolah, aku rasa aku perlu menenangkan pikiranku. Setelah sampai di atap sekolah, aku terduduk di lantai dan mulai meneteskan air mataku. Ada sesuatu yang selalu mengganggu pikiranku akhir-akhir ini. Benar, kabar tentang Sehun yang akan melanjutkan studinya di Tokyo. Aku mengetahui ini dari Jongin. Aku berpikir mungkin Sehun akan memberitahuku setelah ia siap, 'dia juga butuh waktu bukan?'

Sejujurnya aku tak mau berpisah dengannya sejauh itu, selama ini kami tak pernah terpisah jauh, kami selalu bersama setiap hari. Memikirkan kalau aku akan berpisah jauh dari Sehun saja sudah membuatku lemah, apalagi jika aku harus benar-benar berpisah jauh dengannya. Mungkin ini terdengar berlebihan, tapi aku mengatakan yang sebenarnya.

Tapi di sisi lain aku mencoba realistis, bukankah setiap pertemuan akan ada perpisahan? Aku tak bisa membatasi Sehun, apalagi ini tentang masa depan dan studinya, bukankah itu lebih penting?

Fallin' In Love [Sehun - Irene Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang