Part 8

1.7K 39 0
                                    

Pagi pun datang, aku segera bergegas ke kamar Clarisa untuk mengajaknya makan pagi. Dan hari ini aku pun akan mengajaknya pergi berjalan-jalan.

"Clarisa bangun lah sayang, matahari telah datang, mari kita pergi untuk makan pagi. Pagi ini aku akan mengajakmu jalan-jalan bukan." Ucapku sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Heeeemmm. Iyah Fadli aku telah bangun tunggulah sebentar aku akan bersiap-siap." Ucapnya dengan suara yang masih mengantuk.
"Baik Clarisa aku akan menunggumu di teras yaa sayang." Jawabku dan bergegas pergi meninggalkan kamarnya.

Akhirnya setelah menunggu Clarisa hampir 30 menit lamanya ia selesai juga dari bersiap-siapnya.

"Maafkan aku Fadli membuatmu lama menunggu." Ucapnya dengan wajah tersenyum padaku.
"Tidak Clarisa ini bukanlah waktu yang lama. Aku selalu bersabar menunggumu hingga akhirnya aku bisa memiliki mu sekarang." Jawabku dengan memegang tangan Clarisa.

Aku Dan Clarisa segera menuju Mobil Yang telah aku parkirkan didepan Villa ku. Setelah membukakan pintu untuk Clarisa ku aku segera masuk kedalam mobil dan pergi ke rumah makan sederhana yang kami jadikan tempat makan kami malam lalu.

Setelah sampai di rumah makan sederhana itu akhirnya kami duduk di pojok tempat kemarin aku dan Clarisa duduk.

Kami pun memesan makanan Clarisa memesan roti panggang dan teh hangat dan aku memesan nasi goreng dan cappucino tea.

Setelah selesai makan kami pun bergegas kembali ke Villa. Setibanya kami di villa Clarisa pun duduk di ruang tamu sambil menonton film kesukaannya dan aku menemaninya duduk di sebelah nya.

"Clarisa nanti kita pergi jam 10 yah." Ucapku dengan memegang tangannya.
"Baiklah, kau akan mengajak aku kemana Fadli?" Jawabnya dengan kepala yang bersender di pundakku.
"Nanti kau juga akan mengetahuinya."
"Fadli aku akan kembali ke kamar, aku masih mengantuk." Ucapnya dan ia bergegas kembali ke kamar nya.
"Iyah aku juga akan ke kamar. Clarisa pintu kamarmu jangan kau kunci yah." Jawabku dengan memegang kepalanya dan mengecup keningnya.
Dan akhirnya kami pun masuk kedalam kamar masing-masing.

Clarisa pov

"Apa yang akan kau lakukan padaku Fadli mengapa kau melarangku mengunci pintu? Aneh sekali. Tapi ya sudah lah aku ikuti saja maumu, aku juga yakin kau tidak akan macam-macam denganku." Fikirku dan segera pergi tidur.

Fadli pov

"Aku tidak akan telat untuk hari ini. Aku akan melihat senyum indah mu Clarisa. Ohh betapa aku mencintaimu." Ucapku dengan mengehela nafas panjang dan membayangkan Clarisa sambil memutar alarm agar tidak telat yah walaupun yang sering telat adalah Clarisa dan akhirnya akupun memejamkan kedua mata ku.

Alarm berbunyi pukul 9.30 dan aku segera bergegas mandi dan mengganti pakaian. Setelah selesai aku bergegas untuk pergi ke kamar Clarisa.

"Clarisa bangun sayang, kita kan akan pergi berjalan-jalan." Ucapku sambil mengelus rambut Clarisaku.
"Heeem. Aku masih mengantuk Fadli." Jawabnya dengan tangan yang menggosok kedua matanya.
"Baiklah kalau km tidak mau bangun aku akan pergi berjalan-jalan sendiri." Ucapku sambil berjalan keluar pintu.
"Siapa tau ada gadis cantik yang mau menemani ku jalan-jalan." Ucapku dengan terus mengarah keluar pintu kamar Clarisa.

Dan ketika itu Clarisa langsung bangun dari tidurnya seakan dia kaget mendengar ucapan ku.

"Fadli tunggu, aku sudah tidak mengantuk lagi. Aku akan menemani km jalan-jalan jadi kau tidak perlu berjalan dengan gadis lain." Jawabnya dengan nada semangat.
"Hahaha. Kau takut aku pergi dengan wanita lain. Berarti kau sangat mencintaiku. Padahal tadi aku hanya berpura-pura." Ucapku dengan tertawa yang meledekku.
"Kau menyebalkan." Jawabnya dengan kembali tidur dan menarik selimutnya.
"Jangan marah sayang aku hanya menggoda mu. Bangunlah." Ucapku duduk dipinggir tempat tidurnya sambil menarik-narik kedua tangannya.

Akhirnya setelah lama membangunkannya ia terbangun dari tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk segera bersiap-siap.

Aku pun pergi ke ruang tamu dan menonton televisi sambil memakan popcorn yang tadi kami beli di supermarket. Akhirnya setelah menunggu 30 menit ia telah bersiap-siap dan betapa cantiknya dia. Dengan balutan sweter rajut berwarna putih, jeans navynya ditambah dengan sepatu boot berwarna hitam menambah aura cantik yang ia keluarkan.

Dan kami keluar dari villa menuju perkebunan teh yang terbentang luas berwarna hijau di tambah gunung-gunung tinggi yang berada dibalik kebun teh.
Setelah kami sampai di kebun teh Clarisa sangat bahagia. Dan memutar-mutar badannya dengan tangan yang direntangkan kesamping tubuhnya seolah-olah ingin terbang dan sesekali menarik nafasnya dan mengeluarkannya.

"Fadli it's amazing. I Like it. Thanks you darling." Ucapnya dengan memeluk tubuhku.
"I Like you, when you smile and I don't like you if you cry. And now you should smile for me." Jawabku dengan mengecup puncak kepala Clarisa.

Clarisa pov

"Kau istimewa untukku Fadli. Kini aku merasakan cintamu. Peluk aku dan berjanjilah tidak akan melepaskan ku. Aku menyadari kini hadir mu menyembuhkan seribu lukaku. Fadli you're mine." Batinku dengan tersenyum bahagia.

Dan Fadli menarik kedua tangan ku menarik ku, ke sebuah sungai yang airnya sangat tenang namun terlihat dalam karena airnya yang sangat jernih dan aku bisa merasakan dinginnya air itu ketika aku mencelupkan tanganku kedalam air sungai itu. Karena terlalu menikmati indahnya sungai ini aku lupa bahwa tadi Fadli disampingku dan kemana ia sekarang.

"Fadli menghilang. Kemana dia aku harus bagaimana? Tega sekali dia meninggalkanku" Ucapku dan segera kembali ke kebun teh berharap Fadli disanah. Namun aku tidak menemukannya. Dan akhirnya aku segera kembali ke sungai dan duduk ditepi sungai dengan tangan yang menutup kedua mataku dan menangis dengan terisak-isak berharap Fadli kembali.

"Ya tuhan dimana kau, tega sekali kau meninggalkan ku. Apa kau tidak tau bahwa aku mencemaskan mu." Ucapku dengan suara yang terbata-bata.

15 menit sudah namun Fadli belum kembali hingga pada akhirnya ada sesuatu di kepalaku dan ketika aku memegang kepalaku aku melihat mahkota bunga yang dibuat dari bunga asli yang melingkar indah di kepalaku. Saat ku berbalik ternyata itu Fadli dia memberikan ini semua untukku.

"Maaf membuatmu khawatir, aku hanya mencari sesuatu yang indah untuk menghiasi kepalamu saja. Dan aku membuat ini untukmu." Ucapnya dengan senyum indah di wajahnya.
"Mengapa kau meninggalkanku? mengapa kau tak bilang bahwa kau akan membuatkan sesuatu untukku? Aku mencarimu aku khawatir aku fikir kau telah kembali ke villa." Ucapku dengan tangan yang dilipat diatas dada.
"Mana mungkin aku meninggalkanmu, kalau aku bilang itu tidak suprise dong. Itu tandanya kau takut kehilanganku makanya kau mengkhawatirkan ku." Jawabnya sambil menarik hidungku dan mencium keningku.
"Sebagai hukumannya kau harus menggendong ku sampai ke villa. Karena telah membuat ku sangat khawatir." Ucapku dengan senyum jahil dari bibir ku.
"Baiklah. Mari kita pulang. Dan aku akan menggendongmu sampai ke villa." Jawabnya sambil menurunkan badannya untuk bersiap-siap menggendong ku.

Aku pun telah berada di punggung Fadli. Dan aku memeluk lehernya agar pegangannya tidak terjatuh. Disepanjang perjalanan kami bercanda bahkan tidak jarang warga desa yang melihat Fadli menggendongku namun aku hanya diam dan tertawa dalam hatiku.

Setelah sampai di villa Fadli pun duduk disofa mungkin karena ia kelelahan setelah menggendong ku tadi.

Aku duduk disampingnya hingga ia mendekat dan berbisik.
"Jangan lupa nanti malam kita akan pergi dinner." Ucapnya dan bergegas pergi ke kamar nya.

"Hah. Ini benar-benar terjadi kau datang disaat ku membutuhkan mu dan kini kau telah mengobati hatiku yang rusak kemarin." Ucapku dengan senyum lebar dan bergegas pergi ke kamar.
"Tidak sabar menunggu malam nanti." Ucapku dengan senyum cerah diraut wajahku.

Jangan lupa vote yaah dan minta kritikannya. Maaf kalo ceritanya enggak bagus ini pertama kalinya aku buat cerita:)

terimakasih:)
*happy reading yaah:D

MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang