Part 9

1.5K 37 0
                                    

Malam pun datang. Tepat jam 19.00 aku berniat pergi ke kamar Clarisa untuk membangunkannya ternyata dia sudah bangun dan telah siap untuk malam ini. Dengan gaun merah panjangnya, highhils berwarna hitam dan rambut yang tergerai panjang menambah kecantikannya.

Kali ini aku tidak akan mengajaknya untuk makan di rumah sederhana tempat biasa kami makan. Tapi kali ini aku akan membawanya ke sebuah taman yang jauh dari villa, taman yang kudekor sendiri agar terlihat seperti restoran tentu saja dengan nuansa hijau terbuka. Dan aku berharap dia akan menyukai semua ini.

Setelah kami berdua masuk kedalam mobil, aku tidak langsung mengemudi mobilku.

"Clarisa malam ini malam terakhir kita bersama karena besok pagi kita harus pulang, dan aku ingin kau menutup matamu." Ucapku memegang kedua tangannya.
"Untuk apa aku harus menutup kedua mataku?" Jawabnya dengan dahi yang mengkerut bingung.
"Sudah kau jangan banyak tanya, aku akan melepaskannya jika kita sudah berada di restorannya." Ucapku dengan menarik hidungnya yang mancung itu.

Dia tidak menjawab mungkin dia sudah mulai mengerti maksud dan tujuan ku. Dan akupun segera menutup matanya dengan kain yang telah aku siapkan tadi.

Akhirnya sekitar 45 menit kami sampai juga di taman yang telah aku dekor tadi.

Aku pun segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Clarisa. Aku juga harus menuntunnya karena matanya masih tertutup.

Setelah itu akhirnya kami sampai di restoran hijau yang aku siapkan untuknya.

"Clarisa aku akan membuka kain penutup matamu sekarang."

Dan tanpa menjawab akhirnya aku membukakan penutup matanya.

Authorn pov

"Fadli ini sungguh indah. Restoran alam terbuka dan gunung itu sebagai lukisan yang nyata. Lampu warna warni itu sungguh menakjubkan Fadli. Apa kau menyiapkan ini semua untukku?" Ucapku dengan mata yang rasanya ingin menangis karena kebahagiaan ini.
"Iyah aku menyiapkan ini semua untuk mu. Karena kau spesial dalam hidupku kini Clarisa." Jawabnya dengan mengandeng tanganku menuju meja makan yang berada di tengah taman.

Sesampainya di meja makan ia menarik bangku ku dan kemudian duduk di hadapan ku. Lalu ia menyuruh ku membuka tudung saji yang berada di piring ku. begitu aku membuka tudung sajinya terdapat sebuah kalimat yang sungguh indah bila aku mendengarnya.
"YOU'LL MARRY ME, RISA" Dan ia langsung turun dari kursinya dengan posisi setengah duduk dengan dengkul kaki kirinya menyentuh tanah dan tangannya yang memegang sebuah cincin berlian.

"Jika kau menerima ku, ambil cincin ini dan jika kau tidak menerima ku maka palingkan wajahmu dari wajahku."

"Aku menerima mu karena aku mencintaimu." Tanpa berpikir panjang aku mengambil cincinnya. Dan segera bangkit dari kursiku lalu memeluk erat Fadli dengan airmata kebahagian yang mengalir dari mataku.
"Baiklah, aku akan segera undang orangtua ku untuk menemui keluarga mu. Aku mencintaimu Clarisa." Ucapnya dengan tangan yang mengelus pundakku.

Setelah ia menyatakan perasaannya ia langsung menyuruh ku duduk kembali. Dan menepukan kedua tangannya hingga muncul seorang pelayan yang membawakan makanan yang sesungguhnya dan beberapa pemain biola yang mengiringi makan malam kami hingga selesai.

Aku sangat menikmati malam ini bersama Fadli, makan malam yang begitu indah dan lamarannya yang membuat ku terus tersenyum ketika menginggatnya.

Setelah selesai Fadli mengulurkan tangannya, mengajakku berdansa dibawah sinar rembulan yang menerangi kami dan petikan biola yang begitu indah.

Aku pun menerima tawarannya untuk berdansa. Menyatukan tangan kiriku dengannya, dan tangan kanan yang masing-masing memeluk erat tubuh kami, dengan gerakan kaki yang senada mengikuti alunan suara biola yang sangat indah, dan kadang aku menjatuhkan tubuhku di tangannya.

Setelah selesai menikmati malam ini bersama, kami segera pulang menuju villa. Karena besok kami akan kembali ke Jakarta dan tentunya malam ini tidak akan pernah aku lupakan bersama calon imam ku, calon suami ku Fadli Joynathan.

Clarisa pov

Dalam perjalanan aku hanya bisa tersenyum sendiri mengingat hal yang baru saja aku alami tadi. Dan sesekali Fadli melirikku dengan lirikan yang penuh cinta dan senyum dari bibir kecilnya itu.

Setelah sampai di villa, aku segera keluar dari dalam mobil tanpa menunggu Fadli membukakannya dan membuka kunci villa. Setelah pintu villa terbuka aku segera masuk menuju ke kamar ku. Aku sangat bahagia dan dikarenakan terlalu bahagianya aku, aku sampai tidak berani melihat wajahnya. Ketika aku ingin masuk kedalam kamar lalu tangan Fadli menarik tanganku dan ia berkata I LOVE YOU MY WIFE dan menjatuhkan aku kedalam pelukannya, ia mencium kening ku sebelum ia melepaskanku untuk kembali ke kamar. Dan aku membalas pelukannya dengan membisikan di telinganya I LOVE YOU TO AND YOU'RE MINE dan langsung melepaskan pelukannya untuk segera kembali ke kamarku.

Setelah selesai berganti pakaian tidurku, lalu aku segera naik ke kasur king size ku.

"Aku sangat beruntung memilikinya, dia sangat sulit untuk ku tebak tapi dia dapat membahagiakan aku dan selalu dapat membuat aku tersenyum. Bahagianya aku jika aku dapat terus hidup bersamanya." Ucapku tersenyum dan menarik selimutku tidak sabar menunggu esok dan tidak sabar menunggu kejutan-kejutan darinya lagi.

"Ahh Fadli aku mencintaimu." Ucapku hingga akhirnya aku pun terpejam.

Jangan lupa vote yaah dan minta kritikannya. Maaf kalo ceritanya enggak bagus ini pertama kalinya aku buat cerita:)

terimakasih:)
*happy reading yaah:D

MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang