Part 7

1.8K 51 5
                                    

Akhirnya kami sampai di villa dan Fadli langsung memarkirkan mobilnya dalam bagasi mobil yang ada di villa sedangkan aku. Aku menunggu Fadli di bangku pintu masuk yang ada di villa tersebut.

Fadli telah selesai memarkirkan mobilnya di bagasi mobil villa lalu kami segera berjalan untuk berkeliling menikmati pesona puncak pada malam hari. Fadli menggandeng tanganku dan aku pun membalas gandengan tangan tersebut.

Clarisa pov

"Aku berhasil, aku berhasil MELUPAKAN RENO SEBSTIAN MUKHTI dan sekarang yang ada di fikiran ku hanya Fadli, aku merasa hatiku yang rusak parah telah diperbaiki olehnya. Aku bahagia bahkan sangat bahagia. Aku tau tuhan kau telah menyusun begitu banyak rencana dalam hidupku namun aku tak pernah bersyukur dan aku hanya bisa mengeluh padamu. Maafkan aku tuhan." Batinku dalam hati dengan senyum yang kusembunyikan dari wajahku.

Authron pov

Akhirnya kami sampai didepan hamparan sawah yang membentang luas dan disana ada seorang penjual jagung bakar. Kami pun memutuskan untuk berhenti sejenak sambil menikmati hamparan sawah yang luas dan pastinya ditemani dengan jagung bakar yang masih hangat tersebut, kami duduk di bale yang memang sudah ada disana.

"Fadli apakah kau pernah mengajak orang lain selain aku kesini?" Ucapku dengan menatap wajah Fadli dan tentunya sambil menikmati nikmatnya jagung ini.
"Iyah, aku pernah mengajak orang lain kesini dia mantan kekasih ku." Jawab Fadli menundukan wajahnya. mungkinkah dia sedih karena pertanyaan ku? Batinku dalam hati.
"Siapakah dia? Apakah kau masih mencintainya?" Tanyaku kepadanya dengan wajahku yang menunduk dan mataku yang sedikit nanar menahan air mata dan rasanya aku sudah tidak ingin melanjutkan memakan jagung ini walaupun ini sangat nikmat.
"Viola Anggrainy Dewi. Iyah dulu aku sangat mencintainya tapi itu dulu sekarang aku tidak mencintainya lagi karena aku telah memiliki mu Clarisa." Jawabnya dengan senyum di wajahnya dan tangan yang mengangkat wajahku perlahan.
"Tttaapppiiii.." Ucapku setelah akhirnya tangannya menutup mulut ku.
"Tidak ada tapi Clarisa, aku tidak ingin membicarakannya. Aku mencintaimu bukan dirinya dan aku akan seterusnya seperti itu apa kau mengerti. Jangan bahas dirinya lagi oleh." Jawabnya dengan senyum di wajahnya lalu dia mencium keningku dengan begitu lembut.

Clarisa pov

"Aku mengenalmu Fadli. Pasti ada yang kau sembunyikan, namun kau tidak ingin memberi tahu ku entah apa alasan mu merahasiakannya dariku? Apa mungkin kau masih mencintainya Fadli? Yah kau masih mencintainya itu terlihat sangat jelas ketika kau menyebut namanya. Kau begitu baik sampai mengorbankan hatimu untuk aku." Batinku pilu rasanya aku sudah tidak dapat menahannya lagi

"Fadli bisakah kita pulang sekarang aku sudah sangat lelah?" Tanyaku padanya dengan mata yang berkaca-kaca. Sebenarnya aku tidak ingin pul ang namun air mataku yang memaksa ku untuk segera pulang.
"Baiklah kita segera pulang, jika kau sudah lelah kita bisa lanjut esok pagi." Jawabnya dengan tangan yang merangkul pundakku.

Akhirnya aku dan Fadli kembali ke villa. Dan aku segera berlari meninggalkan Fadli. Karena air mata ini nyaris tumpah ketika aku di depan nya.

Fadli pov

"Aku tau kau bukan lelah Clarisa, tapi kau menutupi kesedihanmu aku dapat melihatnya dari mata indahmu itu, air mata yang hampir membanjiri pipimu itu aku dapat melihatnya, aku dapat merasakannya aku sangat mencintaimu Clarisa aku tidak mencintai Viola lagi" Batinku bergegas menuju ke kamar Clarisa.

"Clarisa bukalah pintumu ku mohon sayang." Ucapku dengan wajah khawatir dan terus mengetuk kamar Clarisaku.

Tak ada suara dari kamarnya apakah ia benar-benar tertidur? tapi ku rasa ia tidak tidur aku dapat merasakannya.

"Clarisa ku mohon bukalah pintunya, aku ingin berbicara denganmu." Ucapku kembali dengan tangan yang masih mengetuk pintu kamarnya.

Lalu aku mendengar suara langkah kaki dari balik pintu Clarisa. Ku rasa ia akan membukakan pintunya. Benar sekali tak berapa lama pintu telah di bukanya.

"Ada apa Fadli?" Ucapnya dengan wajahnya yang memerah dan ia tidak memandang ku sama sekali.

Lalu aku masuk ke dalam kamar Clarisa dan duduk di pinggir tempat tidurnya disusul dengan kedatangannya duduk di sebelah ku.

"Clarisa aku tahu kau naik karena kau menangis bukan karena kau lelah." Jawabku dengan menatap kedua matanya dan memegang wajahnya dengan kedua tanganku.
"Apa yang kau katakan Fadli kita hanya sahabat bukan itu hak mu Fadli untuk mencintai siapapun apa hak ku melarangmu. Aku bahagia jika kau bahagia Fadli, aku naik hanya karena aku lelah saja." Ucapnya dengan suara pelan namun ia tidak berani menatap balik kedua mataku.
"Clarisa aku sangat mencintaimu dan Viola hanya masa lalu ku saja. Memang Clarisa kita hanya sahabat tp aku ingin kita lebih dari itu, aku tau kau mencintaiku Clarisa itu semua terlihat dari wajahmu. Aku bahagia jika aku bersamamu Clarisa. Ku mohon Clarisa." Ucapku dengan suara berusaha meyakinkannya dan tangan yang memegang erat kedua tangannya.
"Aku mencintaimu Fadli aku telah melupakan Reno. Kau datang dengan membawa senyumku yang telah lama hilang kau datang mengobati semua luka di hati ku. Aku mencintaimu Fadli dan aku tau kau masih mencinta Viola wajahmu yang memberi tahu ku bahwa kau masih mencintainya." Ucapnya terbata-bata dan ia memelukku erat dengan airmata yang tidak dapat ia tampung lagi.
"Hey Clarisa, kekasihku. Aku tidak mencintainya lagi aku mencintaimu aku tidak ingin melihat wanita ku menangis." Jawabku dengan tangan berada dipipinya berusaha untuk menghapus air mata yang sedari tadi di tahannya.

Tanpa menjawab ia pun memeluk tubuhku dengan sangat erat seakan kali ini tidak akan dilepasnya. Aku pun menjawab pelukannya itu dengan pelukan yang sangat erat juga.

"Baikalah sekarang kau tidur, aku akan kembali ke kamar ku." Ucapku melepas pelukannya dan mencium keningnya.
"Baiklah Fadli aku akan tidur. Aku menyayangimu." Jawabnya dengan senyum indah di wajahnya. Bagai hujan yang setelah itu datanglah pelangi yang begitu indah.

Lalu aku keluar dari kamar nya dan langsung pergi menuju kamarku.

"Mungkin sekarang kau menangis sedih Clarisa tapi esok kau akan menangis bahagia akan ku pastikan itu semua." Bisik ku dengan suara pelan agar Clarisa tidak dapat mendengarnya.

Jangan lupa vote yaah dan minta kritikannya. Maaf kalo ceritanya enggak bagus ini pertama kalinya aku buat cerita:)

terimakasih:)
*happy reading yaah:D

MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang