Part 12

1.3K 29 0
                                    

hulala kembali lagi bersama saya penulis baru yang berharap cerita pertama saya akan di sukai oleh banyak pembaca. Okeh next story. Zzzzzzzzzzz
--------------
Kebahagianku terus berjalan, hari yang aku lalui bersama Fadli seakan tidak akan pernah berhenti hingga pada akhirnya ada seorang wanita cantik menghampiriku didepan pintu pagar ku, yang terlihat sedang sakit, aku bisa mengetahui dia sakit karena bibirnya yang berwarna pucat dan dia mengenakan syal yang terlilit dilehernya. aku tidak tau dia siapa bahkan aku tidak pernah melihat sebelumnya.

"Kau Clarisa Zeofany Putri kan?" Sapanya kepadaku dengan mengulurkan tangannya.
"Iyah aku Clarisa, kau siapa yah? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Jawabku dengan memegang uluran tangannya.
"Aku Viola, Viola Angrainy Dewi. Mungkin kau tidak mengenal ku tapi aku mengenal mu. Memang sebenarnya aku tidak tinggal disini, aku tinggal di Jerman."
"Aku ingat Fadli pernah menyebut namamu, kau mantan kekasih Fadli bukan? kau seperti sedang sakit."
"Iyah, aku adalah mantan kekasih Fadli. Mungkin umur ku sudah tidak lama lagi. Aku terkena kanker otak stadium 4. Dan aku ingin di umur ku yang mungkin tinggal beberapa hari lagi aku ingin menghabiskan waktuku bersama Fadli. Aku sangat mencintainya ku mohon mengerti lah." Jawabnya dengan kedua tangan memohon kepadaku dan airmata yang menetes diwajahnya.
"Kau gila. Aku tidak akan melepaskan Fadli aku mencintainya. Apa yang kau katakan kau bisa mencari laki-laki lain. Mengapa harus Fadli? Aku minta kepadamu tolong jangan usik kebahagian kami. Biarkan aku bahagia bersama Fadli." Ucapku tegar dan segera pergi meninggalkannya. Tanpa membalikan tubuhku untuk melihatnya.

"Apa dia gila? Bisa-bisanya dia berkata seperti itu padaku apakah dia tidak tau bahwa aku adalah kekasihnya? Dengan berpura-pura sakit seperti itu apa aku akan percaya dengannya dan memberikan cintaku kepada wanita itu?. Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya apakah dia fikir Fadli adalah barang bisa seenaknya di pinta dan dibuang begitu saja. Mungkin memang wanita itu gila!" Ucapku dengan nada yang marah akibat ulah wanita tadi.

Viola pov

"Aku tau kau orang baik Clarisa, kau hanya marah karena aku meminta kekasihmu! Tapi aku hanya ingin bersama Fadli dihidupku yang singkat ini. Aku hanya ingin dia mendampingiku hingga aku menemukan kedamaian abadi ku nanti. Biar kau mengganggap aku gila, perempuan tidak punya hati, perusak hubungan orang. Atau apapun yang kau fikirkan tentang ku Aku akan terima Clarisa asal aku dapat terus hidup bersama Fadli." Ucapku dengan airmata yang membasahi pipiku.

"Aku akan tetep meyakinkan mu bahwa aku benar-benar sakit dan aku akan membuat mu mengerti Clarisa karena aku tau kau sangat baik dan kau tidak akan membiarkan orang lain terluka." Ucapku dengan tangan dipipi berusaha menghapus air mataku dan senyum kecil yang kembali terpancar dari wajahku.

Clarisa pov

Hari ini aku tidak bertemu dengan Fadli karena dia sedang berada di luar kota selama seminggu untuk melihat perkembangan perusahaannya disana. Sebetulnya aku sangat merindukannya namun apa boleh buat aku harus sabar menunggunya kembali lagi ke Jakarta dan aku akan menceritakan tentang wanita gila itu.

Rasanya malam ini aku sangat lapar dan aku memutuskan untuk pergi ke restoran terdekat dari rumah ku. Bergegas aku mengambil kunci mobil ku dan segera pergi menuju restoran.

Sesampainya disana aku segera duduk didekat jendela restoran. Dan segera memesan makanan yang aku inginkan.

"Biasanya Fadli yang menemani ku tapi sekarang dia tidak ada, jadi aku harus pergi sendiri. Segera lah pulang Fadli aku mengkhawatirkan mu." Ucapku dalam hati. Dan tidak lama kemudian ada seorang pria menghampiri meja ku.

"Reno. Untuk apa kau disini? Ucapku kaget karena melihat laki-laki itu.
"Ini tempat umum bukan? aku kesini karena aku lapar dan kebetulan ada kamu jadi aku Menghampirimu." Jawabnya sopan dengan senyum yang dia pancarkan membuat jantungku terasa ingin berhenti bukan karena aku mencintainya tapi karena dia terlihat sangat tampan jika sedang tersenyum seperti itu. Aku hanya terdiam mendengar jawabannya dan berharap agar makanan ku cepat datang dan sesegera mungkin aku menghabiskannya lalu aku segera pergi dari tempat ini.

"Kau kesini sendiri Clarisa? Dimana kekasihmu apa dia tidak menemanimu?"
"Iyah aku sendiri, dan sekarang aku tidak sendiri karena kau duduk bersama ku. Dia sedang tugas diluar kota."

Akhirnya makanan yang kutunggu datang juga. Dan aku segera memakannya tidak perduli panasnya makanan itu, yang aku fikirkan hanyalah dapat pergi dari sini.

Akhirnya makanan ku habis dan aku bergegas pergi. Ketika aku hendak pergi tangan Reno menahan tanganku tidak membiarkan aku untuk pergi.

"Apa yang kau lakukan? Aku ingin pulang!! Lepaskan tanganku."
"Clarisa aku merindukan mu. Tunggulah sampai aku menghabisakan makanan ku. Dan kita akan keluar bersama." Jawabnya dengan senyum yang seolah-olah menghipnotisku. Dan tanpa menjawab aku kembali duduk di bangku ku. Sambil menunggu nya aku memainkan iphone 6 milikku, berharap Fadli akan memberi kabar padaku. Tidak lama kemudian Reno selesai dari menyantap makanannya dan dia langsung membayar billnya.

"Reno. Tidak usah aku bisa bayar punya ku sendiri." Ucapku dengan menahan tangannya.
"Tidak Clarisa, aku yang akan bayar, sebagai rasa terima kasih ku karena kau mau menemani ku makan malam ini." Jawabnya dengan memegang tanganku yang menahannya.
"Ttttaaapppiiiii.." Dia memotong pembicaraan ku tidak membiarkanku untuk melanjutkan ucapanku.
"Sudah tidak ada tapi jangan bantah aku lagi. Mengerti!" Jawabnya dan langsung membayar billnya. Aku berjalan keluar restoran menuju mobilku dan seperti biasa dia mengantar ke mobil ku dan membukakan pintu mobilku.

"Baik, terimakasih karena kau telah traktir aku malam ini. Dan aku akan segera pulang." Tanpa membiarkan dia menjawab aku langsung pergi meninggalkannya.

Reno pov

"Hahaha yesss malam ini aku bisa menemuinya lagi. Dan kurasa dia mulai mencintaiku lagi semua itu terpancar dari wajahnyaa. Reno, Reno kau memang sangat beruntung. Perlahan kau bisa memilikinya kembali." Ucapku dengan kegirangan tanpa memperdulikan orang lain yang melirik kearah ku.

Clarisa pov

Sepanjang perjalanan aku hanya tersenyum mengingat kejadian tadi.

"Sudah lah Clarisa lupakan jangan ingat lagi. Bisa-bisa kau akan mencintainya lagi. Jika kau mencintainya lagi bagaimana dengan nasib Fadlimu? Sudah lupakan, lupakan dan lupakan."

Dan akhirnya aku sampai drumah bergegas masuk kamar dan pergi untuk tidur.

"Baru satu hari Fadli pergi kau sudah mulai memikirkan Reno. Bagaimana jika satu minggu? Mungkin kau akan mencintai Reno lagi. Cepat lah pulang Fadli aku merindukanmu." Ucapku pelan memeluk boneka ku dan berharap bahwa yang sedang ku peluk saat ini adalah Fadli, lalu mematikan lampu kamar hingga akhirnya aku terlelap dalam tidur ku.

Hhoho. Minta saran dan votenya yaah para sahabat:)

Happy readers dan tetep stay tone with moveon. Thanks for partisipasi dalam membacanyaa:)

*salam kecup:)

MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang