Part 16

1.4K 29 0
                                    

"Akhirnya sebentar lagi Fadli akan segera pulang rasanya aku tidak sabar untuk memeluknya huuhh cepetlah pulang." Pikirku dalam hati seketika lamunan ku terganggu karena suara dering ponsel yang berada didalam tasku. Sesegera mungkin aku mengambil ponsel ku dalam tas karena ku fikir Fadli yang meneleponku ternyata yang menelepoku itu adalah mbo Sri. Ia adalah pembantu di rumahku.

"Non. Ibu non." Ucap mbo Sri dengan suara gemetar.
"Mbo. Ada apa dengan ibu? Apa yang terjadi mbo?"
"Ibu terkena serangan jantung dan sekarang ia sedang menuju kerumah sakit non cepat menyusul yaa non."
"Baik mbo. Aku akan segera kesana! Tolong sms alamat rumah sakitnya mbo."

Aku harus segera pergi kerumah sakit. Tidak ada waktu untuk aku menunggu taksi atau bahkan keluar kampus mencari angkutan umum. Aku harus mencari Reno aku akan memintanya untuk mengantarku ke rumah sakit tidak perduli apa yang akan dia katakan setelah kejadian kemarin.

Aku berlari terus berlari bertanya kepada teman-teman kampus Reno apakah dia melihat Reno. Namun sia-sia mereka semua tidak melihat Reno.

"Kemana aku harus mencari Reno? Mengapa nomernya tidak dapat ku hubungi. Ya tuhan bagaimana ini." Aku terus berjalan dan aku teringat akan satu hal biasanya ia pergi ke belakang halaman kampus untuk merefreshingkan dirinya atau hanya untuk sekedar mencari udara segar.

Aku terus berlari. Hingga sampai di belakang halaman kampus seperti yang kuduga ternyata benar Reno ada di sana.

"Bagaimana aku bilang padanya? Disana banyak sekali temannya. Tapi ini semua demi ibuku aku rela melakukan apapun walaupun itu akan membuat malu diriku sendiri." Dengan sangat percaya diri aku menghampirinya.

"Reno. Aku mencari mu sedari tadi, bisa kah kita bicara sebentar." Ucapku dengan menarik nafas panjang. Tatapan semua teman-teman Reno tertuju padaku mungkin mereka kaget melihatku seperti ini karena biasanya aku selalu bersikap dingin pada Reno.
"Baik, apa yang ingin kau bicarakan?" Jawabnya menarik tanganku menjauh dari teman-temannya.
"Ibuku terkena serangan jantung sekarang dia berada dirumah sakit. Aku mencarimu dari tadi tapi aku tidak menemukanmu sebenarnya aku tidak ingin merepotkanmu tapi aku berfikir jika harus mencari kendaraan umum itu akan membutuhkan waktu yang lama itu sebabnya aku mencarimu. Ku mohon antarkan aku." Ucapku dengan airmata di mataku mengingat ibuku yang sedang sakit.
"Aku akan mengantarmu. Aku akan selalu ada untukmu. Sebentar aku akan mengambil tasku dan kita akan pergi kerumah sakit kau tunggu saja disini. Dan jangan menangis ada aku disampingmu." Jawabnya dengan tangan yang mengusap tetesan air mataku.

Setelah Reno mengambil tasnya kami segera pergi ke parkiran kampus untuk mengambil mobil Reno dan segera pergi ke rumah sakit. Tanpa menunggunya membukakan pintu mobil aku segera masuk kedalam mobilnya.

"Reno, cepatlah aku mengkhawatirkan ibuku." Ucapku dengan menahan air mataku.
"Kita akan sampai tenang saja. lagi pula ibumu akan baik-baik saja." Jawabnya berusaha terus menenangkanku.

"Bagaimana aku tidak merasa khawatir mommy hanya tinggal dirumah berdua mbok Sri ketika aku pergi ke kampus. karena daddy sedang tugas keluar kota untuk beberapa minggu. Dan rasanya ini sangat menyakitkan bagiku melihat mommy sakit dan pada saat itu aku tidak berada didekatnya. Anak macam apa aku? Mommy cepatlah sembuh mommy." Pikiranku yang selalu saja berpikir tentang mommy aku begitu mengkhawatirkannya.

"Reno bisakah kita lebih cepat lagi, ku mohon." Ucapku dengan kedua tangan memohon ke arah nya.
"Ini sudah kecepatan maksimum Ris. Bersabarlah kita pasti akan sampai. Ibu mu akan baik-baik saja." Jawab Reno memegang tanganku dan dia berusaha menenangkan ku.

Akhirnya kami sampai dirumah sakit. Aku terus berlari untuk mencari kamar mommy tidak perduli dengan orang di sekelilingku hanya mommy yang saat ini kupikirkan.

MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang