4

16.2K 2.3K 1.7K
                                    

"It's a wrap!" seru Manda saat menghampiri Velvet di seat-nya. "Parah. I'm in love with them even more."

Velvet mengangguk setuju. "Gue ga bakal bisa move on dari konser ini sumpah."

"Iya! Ga yakin bisa tidur deh malem ini." Manda berjalan, mengikuti orang-orang yang berhamburan keluar Hall 5 dan 6. "Yuk, Vel. Haus gue, mau beli minum."

"Umm..," gumam Velvet sambil celingukan. "Gue mau di sini dulu, Man. Lo duluan aja."

Awalnya, Manda bingung. Tapi ia mempersilakan Velvet untuk berdiam di venue sebentar —meski ia tidak tahu apa yang akan dilakukan temannya itu.

Petugas-petugas kebersihan mulai menyisir lokasi konser. Tempat itu semakin sepi, tapi tidak benar-benar kosong. Beberapa orang sibuk berfoto, beberapa lagi masih fangirling.

"Mbak, maaf, silakan keluar," usir seorang satpam saat menghampirinya.

Velvet tersentak. "S-saya ada perlu, Mas."

"Tapi Mbaknya harus keluar, Mbak. Ruangannya mau disterilkan."

"Bentar deh, Mas. Saya lagi nunggu orang soalnya," kilah Velvet.

Satpam itu menghela napas, lelah berdebat. "Yaudah. Kalo sepuluh menit lagi Mbak belum keluar, saya proses lho ya."

Lagi-lagi, ingin rasanya Velvet berkata kasar. Jika saja tidak ditahan, puluhan kata makian sudah meluncur dari mulutnya dari tadi. Tapi semuanya ia abaikan demi bertemu Luke, termasuk sang Satpam yang mulai beranjak, mengusir penonton lain.

Lima menit setelah hanya Velvet yang tersisa di venue, Satpam itu kembali lagi.

"MBAK KAN SAYA UDAH BIL—"

"MAS YA ELAH ORANG BELOM SEPULUH MENIT," sanggah Velvet.

"TAPI SEMUA ORANG UDAH KELUAR, MBAK! RUANGANNYA MAU DIBERSIHIN."

"WOI NGAJAK RIBUT LU ANJ—"

"Enghiita Velvet?" tanya seseorang berkepala plontos dan badan kekar yang berlari tergopoh-gopoh ke arahnya. "Are you Enghiita Velvet?"

Dave! jerit batin Velvet. Shit. This is happening.

"Y-yes. I-it's actually Angieta Velvet," ralatnya. "But nevermind, it's alright."

Si Bapak Satpam bingung. "Lha lha? Ini apa toh?"

"Sorry, I need to bring this girl to the backstage, it's a demand from the band," jelas Dave.

"No, Mister. It's phorbidden," ujar Bapak Satpam dengan bahasa Inggris yang belepotan.

"Who are you to forbid me? I'm their bodyguard." Dave menarik tangan Velvet, mengalunginya semacam ID Card. "Follow me."

Dengan itu, Dave menuntun Velvet menuju backstage, meninggalkan si Bapak Satpam yang terbengong-bengong.

Ruangan yang tidak begitu luas di belakang panggung itu dinginnya bukan main. Ada beberapa sofa empuk di sudutnya. Velvet berdiri mematung, sedangkan Dave tersenyum di sampingnya.

"Luke ordered me to bring you here," katanya. "So, may you enjoy yourself."

"Wa-wait. Where's—"

Seorang laki-laki berambut hitam yang sedang shirtless menghempaskan diri di atas sofa, matanya terpaku pada ponsel. "Mike, where the fuck is my t-shirt?"

"It's so sweaty and gross," teriak seorang lagi yang belum terlihat batang hidungnya. "Just fucking wear a towel to cover yourself up!"

Velvet nyaris pingsan di tempat. Retinanya menangkap figur seorang Calum Hood tanpa atasan, dengan lengan yang mampu membuat lutut siapa saja yang melihatnya melemas. Baru saja ia ingin menoleh pada Dave, tapi ternyata sang bodyguard sudah menghilang dari situ.

Dentam sepatu boots makin lama makin terdengar olehnya. Dan kini, sang empunya berdiri sepuluh senti darinya sambil terkekeh. "I'm so sorry, they swear a lot."

"This is so surreal," desis Velvet.

"Stop saying that," ujar Luke sambil mengedarkan pandangan. "It's not as unbelievable as you think."

"Is this what you guys do every single tour? Bringing a fan into your backstage?"

Luke menggeleng. "Not really. We do such things only if we want to."

"Guys, have you seen Lu—" Ashton menoleh pada Calum, lalu Luke yang sedang berdiri di samping Velvet. "Who is this?"

"Guys, this is Velvet." Luke mengenalkan perempuan di sampingnya itu. "Velvet, 5SOS."

Terdengar bunyi rusuh dari balik salah satu partisi, lalu dari sana, keluar Michael dengan membawa sekantung Lay's. "VELVET!"

Velvet menoleh kebingungan, sekaligus kaget dan terpana melihat idolanya dari dekat. "H-hi, M-michael," kata Velvet. "H-hi Ashton, Calum."

"You look better in person, Velvet," komentar Michael. "Luke stalked your instagram, by the way."

Luke mendelik ke arah temannya itu. "Fuck you!!!!"

"H-hey, don't swear, Luke," ujar Velvet memperingati.

"Aw, she's stuttering." Calum meletakkan ponselnya di sofa, berjalan menghampiri Velvet. "Hello, Velvet. Nice to meet you."

"N-nice to meet you too, C-Calum."

"Hi, Velvet," sapa Ashton. "Thank you for attending our show."

"Why were you looking for me, Ash?" tanya Luke saat ingat bahwa Ashton sedang mencarinya.

"Your phone. It won't stop ringing. Arzaylea is calling."

Kini, Luke dan Velvet berada di balik partisi yang lain di ruangan itu, duduk di sofa yang agak sempit untuk ditempati berdua.

"No, I can't facetime you right now," jawab Luke pada Arzaylea di ujung telepon. "Yeah ... I'm not sure ... Tomorrow ... Yes ... Okay ... Bye."

Luke mengunci ponselnya, lalu menoleh pada Velvet yang sedari tadi menunduk. "Sorry, sometimes she gets a little bit irritating."

"It's okay. She's your girlfriend, though," balas Velvet sekenanya. Ia menyadari posisinya, bahwa ia hanyalah seorang penggemar dan Luke adalah pemuda yang dipuja-puja gadis sedunia.

"Where do you live, Velvet?"

"Jakarta."

Luke terkekeh. "I know. I mean, the specific address."

"Jalan HOS Cokroaminoto nomor 165, Menteng, Jakarta Pusat," balas Velvet lengkap. "Mampus lu kaga ngerti kan."

"Sorry?"

"It's kinda far from here, Luke. Just so you know, we're not in Jakarta right now. This is Tangerang."

"Tangerang?"

"Yeah. And Jakarta is 16 miles away from here."

"Really?" Luke menganga kaget. "So we're not in Jakarta?"

"Technically, no."

"How do you get back to Jakarta?"

"I'll drive all the way home."

Di otak Luke, kini terbersit sebuah ide gila. "Take me with you."

Velvet mengernyitkan dahi, terkesiap mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir Luke. "ARE YOU KIDDING ME?!"

Luke menggeleng, lagi-lagi tersenyum asimetris dengan mata yang tidak redup meski badannya letih. "Be my one-night tour guide, Vellie."

itu gue googling y jakarta-tangerang brp mil HEHEHEH rajin khand

nih dobel apdet krn ku sayang kalian

dah ya

Middle Row ♪ Hemmings | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang