20

11.5K 1.9K 558
                                    

Yang Velvet tahu, ia dihadang ketika baru keluar dari mobil. Di hadapannya berdiri seorang perempuan yang sedang menenteng sebuah sketchbook ukuran A3 —Trisya. Wajahnya merah padam. Ada sisa air mata yang tidak sempat diseka di pelupuk matanya.

"Tris, lo kenapa?" tanya Velvet hati-hati.

"Lo...." Trisya menarik napas terlebih dahulu. "Lo tuh kok kayak tai banget ya?"

Dibilang begitu, Velvet jelas naik pitam. Tapi ia berusaha meredam amarahnya. Pelan, ia buka suara. "Lo kenapa lagi, Tris?"

"Lo yang kenapa lagi, Vel!"

"Apaansi gue ga ngerti."

"Setelah lo nginep di hotel sama Luke, sekarang dia nginep di rumah lo? Lo udah ngapain aja sih sama dia, Vel?" tanya Trisya sengit.

Velvet menelan ludah, keringatnya mulai mengucur. "Lo tau dari mana?"

"Lo ga perlu taulah gue—"

"Trisyandita Putriadi, jawab gue. Lo tau dari mana?" Suara Velvet bergetar, berusaha menahan tangis juga.

Trisya masih enggan menjawab, lalu akhirnya Velvet bertanya lagi.

"Bimo?"

Samar, Trisya mengangguk. Lalu Velvet mendesah keras. Sungguh ia tidak habis pikir apa motivasi Bimo sampai membocorkan rahasia besar itu. Velvet mendadak lemas, ia akhirnya duduk di salah satu bangku panjang di situ. Tanpa diduga, Trisya mengikutinya, duduk di sampingnya.

"Trisya, gue minta maaf...." Velvet meminjat keningnya frustasi. "Tapi plis banget lo jangan bilang siapa-siapa soal ini."

"Lo bikin gue sakit hati banget tau ga?"

"Plis jangan bilang siapa-siapa, Tris."

Trisya mengangguk, lalu pergi meninggalkan Velvet meski hatinya hancur bukan main. Sedangkan Velvet, setelah ia tenang nanti, ia tahu akan menuju ke mana.

Tidak sulit mencari Bimo di antara sekian banyak orang di kantin. Velvet hanya harus mencari cowok jangkung yang berkacamata, dengan ransel yang nyaris kopong. Maka, saat menemukan si senior, ia langsung menghampirinya.

"Anjing lu," kata Velvet tidak tanggung-tanggung meski Bimo tengah berada di antara kumpulan gengnya.

"Eh santai dong," celetuk salah seorang senior yang mirip Manu Rios. "Dateng-dateng ngegas lu anak kecil."

"Bawel. Lu juga anjing," desis Velvet saat mengetahui bahwa si Manu Rios KW itu pernah menyuruhnya lari keliling lapangan saat ospek.

"Wah, senga banget ini anak," sahut kakak kelasnya yang lain.

Bimo memutar badan, lalu berdiri hingga ia berhadapan dengan Velvet. "Ada apa?"

"Mulut lu kayak perempuan," tandas Velvet. "Ilang semua respek gua ke elu."

Merasa dipermalukan oleh gadis itu, Bimo menarik Velvet pergi dari kerumunan. Baru setelah sampai di tempat yang agak sepi, Velvet berhenti. Ia juga tidak ingin pembicaraan mereka didengar orang lain.

"Udah elah lepas," kata Velvet sambil menarik tangannya dari cengkraman Bimo.

"Maksud lo tadi apa ngomong gitu depan temen-temen gue?"

"Maksud lu apa bilang Luke ada di rumah gua ke Trisya?"

"Oh, itu." Bimo terkekeh kecil. "Gue pikir dia berhak tau karena dia sahabat lo?"

"Lu ga tau masalahnya, Bim. Ga usah ikut campur."

"Justru karena gue tau, jadi gue ikut campur."

Middle Row ♪ Hemmings | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang