Ruang tamu itu tiba-tiba terasa sumpek. Sudah sepuluh menit kedua sahabat itu duduk, ditemani dua cangkir teh hangat yang sengaja Velvet buat terlebih dahulu —mengulur waktu.
"Tris," kata Velvet pada akhirnya. "Gue—"
"Gue benci sama lo, Vel."
Velvet yang tadinya tertunduk, kini mendongak, menatap sahabatnya itu tidak percaya.
"Jadi waktu itu lo nyuruh gue pulang sendiri karena mau jalan sama Luke?" cecar Trisya. "Luke Hemmings, Velvet? Luke Hemmings yang lo tau gue pajang-pajang posternya di kamar, yang gue ciumin tiap malem sebelum tidur?"
"Trisya, sumpah gue—"
"Bentar. Gue belom selesai," sanggah Trisya, menolak pembelaan Velvet. "Lo kenapa ga bilang sih? Lo tuh egois tau ga? Kalo gue jadi lo, gue ga bakal nyimpen ini sendiri. Gue bakal ngasih tau sahabat gue bahkan ngajak dia ketemu idolanya."
"Tris, tapi mereka juga butuh priva—"
"Lo tau kan gue ngga boleh nyetir sama bokap gue? Tapi begitu gue tau cewe itu tuh elo, gue ngambil kunci diem-diem dan langsung ke sini. Gue ga tahan, Vel."
Velvet tidak berusaha untuk memotong lagi. Ia menunggu Trisya memuntahkan semua cercaannya, sambil lagi-lagi menekan ibu jarinya cemas.
"Dari pertama kali berita itu muncul, waktu kita di Wingstop, kenapa lo ngga ngomong sih?"
"Trisya. Gue mau jelasin dulu dari awal, kasih gue waktu sebentar."
Trisya menatap Velvet lurus-lurus. "Gue kira kita sahabat, Vel," katanya sambil meraih slingbag-nya. "Ternyata gue bego banget pernah mikir gitu."
Saat Trisya bangkit dan pulang tanpa pamit, Velvet tidak punya daya untuk menahannya. Ia tahu semuanya tidak ada guna.
Hari itu, perang dingin di antara mereka resmi dimulai.
—
"Vellie!" panggil sang Ibu yang baru sampai di rumah.
Sebenarnya Velvet dapat dengan jelas mendengar. Hanya saja, ia sedang malas bicara dengan siapapun juga.
"Vellie, astaghfirullah," kata Ibunya sambil mendorong pintu kamar Velvet. "Dari tadi dipanggilin ngga nyaut."
"Aku baru bangun, Ma. Tadi ketiduran," ujar Velvet yang jelas saja bohong.
Ibunya duduk di pinggiran ranjang Velvet, menaruh tas kerjanya di lantai. "Mama udah tau beritanya."
Hhhh bahkan itu gosip nyampe ke nyokap gue juga? batin Velvet geram. Teknologi, teknologi.
"Maaf, Ma. Vellie bohong. Vellie ngga nginep di rumah Trisya, malah nonton 5SOS. Tapi sumpah deh itu uangnya murni uang Vellie semua," jelas Velvet.
"Yang itu, Mama ngga papa," kata Ibunya halus. "Tapi mbok ya jangan macem-macem toh, ndok. Pake jalan sama vokalisnya segala."
"Lah aku mana tau, Ma, kalo abisannya diajak ke backstage?"
Ibunya menghela napas, memutar badannya hingga mampu menatap raut wajah anak tunggalnya itu secara utuh. "Habis itu ke hotel?" Suara sang Ibu masih tenang. "Kamu ngapain di hotel?"
"Ngga ngapa-ngapain! Aku cuma nyuruh dia nginep di situ soalnya kalo aku bawa ke rumah, Mama pasti marah. Kalo aku bawa balik ke hotel benerannya juga udah kemaleman.." Velvet merebahkan badannya ke tumpukan bantal di belakangnya, mulai lelah. "Mama kan tau aku anaknya ga bandel...."
"Iya, Mama percaya."
Yaiyalah harus percaya, sahut Velvet dalam hati.
"Mama cuma ga mau kamu jadi susah gara-gara dia. Siapa? Lukman?"
"Luke aja."
"Iya, Luke maksud Mama," ralat Ibunya sambil bangkit dan meraih tasnya lagi. "Mama ngga mau kamu deket-deket dia lagi mulai sekarang."
"LAH?! MANA BISA GITU?!"
"Voice, Vellie," ujar Ibunya memperingatkan. "Jangan berhubungan lagi sama dia, Sayang. Bahaya."
Velvet menarik bed cover hingga ke ubun-ubun, membiarkan dirinya terbungkus seperti kepompong. Lengkap sudah penderitaannya kini; dibenci sahabatnya sendiri, dilarang dekat-dekat dengan Luke oleh Ibunya.
Sebelum benar-benar keluar dari kamar Velvet, sang Ibu menoleh, berusaha mengerti perasaan anaknya itu. "Demi kamu juga, Vellie," katanya lalu menutup pintu.
You're right, Luke, batin Velvet sambil tersenyum pahit. They're really fighting against us.
—
"Luke," panggil Michael sambil duduk di sofa yang Luke tempati.
"Don't fucking talk to me, Mike."
Michael pun menurut, tapi ia tetap duduk di samping Luke. Sedangkan Ashton yang baru bertengkar secara tidak langsung dengan Luke kemarin masih pura-pura tidak peduli. Oh, dan Calum, ia sedang sibuk makan —lapar berat katanya.
"I'm worried about her, Mike."
Michael menoleh. Meski badannya lengket karena keringat hasil konser di Bangkok tadi, ia berusaha mengabaikannya. Luke membutuhkannya saat ini.
"I'm sorry I can do nothing, buddy."
Luke tersenyum sinis. "It's alright. I was the one who started this, though."
"Maybe you just gotta check on her as often as possible," saran Michael. "Let's say that... People can be undeniably cruel to her."
Luke hanya mengangguk, lalu Michael menepuk pundaknya dan pergi. Pikirannya melayang pada sosok Velvet yang mungkin saja tidak sekuat yang ia kira, yang mungkin lebih rapuh dari kelihatannya.
"Why don't you just call her? The time in Thailand is equal to it is in Jakarta."
Luke menoleh, mendapati Ashton duduk di sampingnya sambil menenggak sekaleng bir.
"I'm sorry about yesterday," kata Ashton pelan. "I didn't know she means that much to you."
Luke tersenyum pada temannya itu. "She really means that much to me."
—
"Vellie," sapa Luke saat Velvet mengangkat teleponnya. "Why aren't you sleeping?"
Velvet terkekeh lemah. "You know why."
Luke menghela napas. "My heart wants to come home. I wish I was, I wish I was beside you," gumamnya.
"Aaaw Luke Cutie Hemmings," ledek Velvet. "By the way, you said you broke up with Arzaylea?"
"Yeah."
"You actually broke up with her in a totally wrong timing."
"Is it?"
"Yaiyalah bego," kata Velvet. "Let's just see what will she do after this."
"I don't care, though. She's just tryna be a lil bit sassy. But she fails almost every time."
Velvet tertawa. "You're so mean."
"I just can't help falling in love with you. So, what? What's the thing I should care about if it's not you?"
"Fuck you."
"Fuck you too, Sugar."
—
Baru saja Velvet ingin mematikan ponselnya, tiba-tiba saja mention baru membanjiri Twitternya. Dengan malas, ia membaca. Lalu matanya membelalak, setengah tidak percaya dengan isi tweet itu —meski hanya satu yang mencantumkan username-nya.
@Arzaylea Bish you better get off of my boyf
@Arzaylea He dumped me bcs of her wth
@Arzaylea Hi there @angietavelvet. Take care of Lukey, okay?
—
bawel emang si arjay anjer pen gua sambit
eh doi gua
pakabar ya
denger2 dah punya cewe skrg :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Middle Row ♪ Hemmings | ✓
Fanfiction❝The spotlight is on me but she's all I see.❞ Highest rank #5 in Fanfiction [23/4/16] [ i put this story in the 'mature' section because it contains harsh words and a violence scene] Copyright © 2016 by bajigur