Sirius // 18

57 6 0
                                    

Malam ini selesai sholat magrib. Gue dapet telepon dari nomor yang ga di kenal. Gue angkat dan jawab telepon masuk itu

Hallo

Hallo key. Jawab orang di sebrang sana

Siapa yah?. Tanya gue

Kalo mau tau liat keluar. Ujar dia

Dengan perasaan penasaran gue liat keluar. Dengan kaget gue ngeliat sosok cowok yang slalu datar. Yap itu nabil. Gue menghampirinya dan bertanya

"Ngapain kamu ke sini?" tanya gue

"Aku mau ngajak kamu ke tempat indah" jawab dia

"Kemana? Ini udah malem tau"

"Bentar doang kok. Tadi aku udah ketemu papa kamu dan dia udah ngebolehin" ucap nabil

"Loh kok bisa?" jawab gue heran

"Iyah bisa lah" tanpa persetujuan gue. Nabil langsung menarik tangan gue ke dalam mobilnya. Dia menutup mobilnya. Lalu dia masuk mobil juga dan berangkat.

Di perjalanan gue dan nabil tidak berbicara sedikit pun. Walau di dalam otak gue penuh tanya. Gue canggung buat nanya ke nabil. Setengah jam berlalu di jalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan.

Di sebuah puncak yang dingin dan gelap. Satu-satunya penerangan hanya dari mobil nabil. Kami keluar mobil dan duduk di batang pohon yang sudah tumbang. Beberapa menit duduk dan tak berbincang sepatah katapun. Akhirnya nabil memulai perbincangan.

"Kamu suka tempatnya?" tanya nabil sambil menatap langit penuh bintang

"Eemm. Su..suka kok" jawab gue yang tiba-tiba gagu

"Kamu liat itu?" sambil menunjuk ke atas langit. "Bintang yang disana itu adalah bintang favorit aku" lanjutnya

"Sirius?" tanya gue

"Iyah. Bintang itu bintang paling terang. Dulu aku sama papa sering banget duduk di balkon rumah sambil natap langit. Dan sirius juga bintang favorit papa aku" jelasnya yang masih tetap memandang langit

"Aku juga suka sirius" jawab gue sambil menatap langit juga

Seketika pandangan nabil berpindah menatap gue. Gue yang menyadarinya langsung menatapnya juga. Terasa hangat saat setiap kali gue liat matanya.

"Kamu juga suka sirius?" gue cuma menganggukan kepala.

Nabil tersenyum manis yang membuat gue heran dan mengernyitkan alis.

"Udah mulai gila yah? Senyum-senyum sendiri" gue memegang dahi nabil. Saat gue mau menurunkan tangan gue dari dahinya. Nabil menahan tangan gue.

"Kayanya sih emang bener aku udah gila. Gila karena jatuh cinta sama kamu key" cetus nabil

"Aihh apaan sih" seketika gue langsung melepaskan tangan gue dari dahinya

Gue mulai salah tingkah. Tapi nabil masih tetap memandangi gue.

Aduh ni orang kenapa sih? Apa beneran sarap? Jadi takut plus salting gini nih gue.

20 menit di sana. Kami memutuskan untuk pulang. Di perjalan pulang kali ini nabil terlihat beda. Di dalam mobil nabil lebih banyak bicara. Aneh sih tapi gue lebih suka nabil yang ini. Yang lebih santai dan humoris.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang