Matahari pagi berhasil membangunkan keyra. Matanya sangat susah di buka karena sembab akibat nangis. Rasanya ingin tetap tidur karena dengan tidur dia bisa melupakan sakit itu walau sebentar.
Perlahan ia membuka mata walaupun cukup sulit. Beberapa kali ia mengerjapkan mata sampai matanya kembali fokus. Di lihatnya kanan ranjang terdapat seseorang yang ia kenali sedang menggenggam tangannya dengan erat.
Ya Allah semoga ini bukan mimpi. Jika kenyataannya ini mimpi, please jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini. Batin keyra
"Ehm.." lelaki itu berdehem lalau mengangkat kepalanya hingga menatap keyra. Tetapi baru beberapa detik lelaki itu menunduk kembali.
"Bil?" panggil lirih keyra. Tetapi nabil tetap diam seribu bahasa.
"Bil maafin aku" permintaan maaf keyra.
Akhirnya nabil mengangkat kembali kepalanya dan memberanikan untuk menatap keyra. Ia menggenggam tangan keyra makin kuat. "Aku udah maafin kamu key"
Hening sesaat. "Tapi kayanya kita jadi teman lagi aja" lanjut nabil.
Hancur. Iyah hancur sudah harapan dan hati keyra. Seperti gelas yang pecah. Berantakan sudah perasaannya. Air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya terjatuh juga.
Nabil hanya memandangnya sesaat lalu bangun dari duduknya. Tetapi dengan cepat keyra memeluk nabil dari belakang. "Kenapa? Kenapa bil kita harus jadi teman lagi?" isak tangis keyra pun menghiasi satu ruangan.
Nabil membalikkan badannya melepaskan pelukan keyra. "Denger key. Kamu itu terpaksa ngejalin hubungan sama aku. Kamu sebenarnya salah masukin bekel itu kan? Harusnya itu buat aldy kan? Terus kamu ga enak kalo nolak aku, iya kan?"
Keyra terdiam sesaat tak mampu menjawab pertanyaan nabil. Mulutnya terasa berat untuk berbicara. Dan pandangannya lurus memandang nabil. Hanya menangis yang bisa ia lakukan.
Tetapi ia tidak bisa diam terus. Ini semua harus di bicarakan sebelum semuanya terlambat. Dengan perlahan ia kembali mendekatkan badannya ke dekapan nabil. Pelukannya benar-benar erat seakan keyra benar-benar tidak mau pisah dengan nabil. Sedangkan nabil hanya diam terpaku tak membalas pelukan keyra.
"Bil?" suara serak keyra yang hampir tak terdengar memanggil nabil tepat di depan telinga nabil. Nabil tak menjawab panggilan itu.
"Bil aku jujur. Aku emang suka sama aldy". Nabil yang mendengarnya sangat kaget. Dia perlahan berusaha melepaskan pelukan keyra. Tetapi keyra memeluknya dengan erat.
"Tapi itu dulu bil. Itu keyra yang dulu. Keyra yang sekarang cuma suka, sayang, dan cinta sama kamu. Nabil fayadh bramantio". Terasa lega di dada keyra setelah berkata itu. Nabil sekejap terpaku tetapi ia langsung membalas pelukan keyra dengan erat. Di dalam pelukan itu keyra menangis. Kali ini keyra menangis bahagia.
"Please jangan nangis lagi key" pinta nabil. Tetapi tangisan keyra semakin kencang.
"Loh kok nangis nya malah makin kenceng sih? Cup cup cup jangan nangis lagi yah. Aku udah maafin kamu kok. Jadi jangan nangis lagi yah" jelas nabil. Sedangkan keyra membalasnya dengan tawa pelan.
"Kok sekarang malah ketawa?" heran nabil. Nabil melepaskan pelukannya. Lalu tangan kirinya memegang pundak keyra sedangkan tangan kanannya memegang dahi keyra. "Kamu ga gila kan?" tanya heran nabil.
Keyra memukul lengan nabil. "Aw" nabil meringis kesakitan.
"Ya engga lah. Aku masih waras tau!" bantah keyra. Nabil hanya memberi senyum cengengesannya sambil menunjukan deretan gigi putih nya. Lalu memeluk kembali keyra.
"Love you bil!" bisik keyra.
Nabil mengelus rambut keyra. "Love you more keyra!" balas nabil.
Tok..tok..tok
Suaru ketukan pintu membuyarkan keromantisan keyra dan nabil. Mereka melepas pelikan dan menatap pintu itu. Perlahan gagang pintu bergerak dan masuklah sepasang manusia ke dalam ruangan itu.
"Hey key!' sapa lita sambil berjalan mendekati keyra dan nabil. "Abis acara nangis-nangisan yah?" lanjut lita. Entah bertanya atau menyindir pertanyaan yang di lontarkan lita. Sedangkan yang di tanya tersipu malu.
"Kalian ini kompak banget sampe masuk rumah sakit aja barengan. Pake acara nangis-nangisan lagi" sekaramg giliran aldy yang bersuara.
Nabil mendekatkan tubuhnya pada keyra dan merangkulnya. "Iya dong kita kan tidak akan terpisahkan oleh ruang dan waktu. Dan cinta akan lebih indah bila di hiasi dengan air mata" jelas nabil dengan tampang sok bijak.
Aldy menonjok pelan bahu nabil. "Sok bijak!" cetus aldy. Sekarang pandangannya berpindah pada keyra. "Gimana kabar kamu? Udah sehat?"
Keyra dan nabil bengong sesaat. "Ini bener pacar kamu kan lit? Kok manggil kamu? Biasanya juga songong. Kok jadi lembut sih?" tanya keyra di iringi tawa renyah nya.
Akibat perkataannya satu jitakan berhasil mendarat di kepala keyra. Tetapi dengan cepat nabil membalas perbuatan aldy dan menjitak kepala aldy. Aldy dan keyra meringis kesakitan bersamaan. Lalu nabil mengusap kepala keyra. "Sekali lagi jitak kepala pacar gue. Mati lo!"ancam nabil kepada aldy.
Aldy langsung bersembunyi di balik punggung lita. "Ih atut bebz" cetus aldy sok imut.
Lita membalikkan badannya lalu mengusap kepala aldy. "Aduh kasian kamu bebz" kata lita.
"Alah ga bakal sampe gagar otak juga kali lit" cetus nabil.
"Bukan gitu bil. Aku takut pacar aku makin bego" jawab lita. Mata aldy langsung terbelalak mendengar perkataan lita. Lalu lita, keyra, dan nabil tertawa riang.
Tok..tok..tok
Pintu itu berbunyi kembali. Saat gagang pintu bergerak dan pintu terbuka. Masuklah tian dengan tampang masamnya menghampiri mereka.
"Kamu kenapa?" tanya keyra.
"Sebel!" jawabban singkat, padat, jelas dari tian.
"Sebel kenapa sih?" tanya lita.
"Tadi pas aku keluar dari toilet, aku tabrakan sama cowo ganteng. Tapi sumpah tuh cowo rese abis" tian menghembuskan nafas kesalnya.
"Masa dia yang nabrak aku yang di caci maki. Pake katain aku cebol segala. Bawa fisik banget tuh cowo" lanjut tian.
Tok..tok..tok..
Untuk yang ketiga kali nya itu pintu berbunyi kembali. Gagang pintu bergerak kembali dan pintu terbuka. Masuklah seseorang dan menghampiri mereka.
"Kamu! Ngapain di sini? Jangan-jangan ngikutin aku" teriak tian sambil menunjuk cowok itu.
"Berisik! Kalo ngomong ga bisa pelan-pelan emang?" cetus dingin zidan sambil menutup kupingnya.
"Oh jadi ini cowo ganteng itu?" tanya lita pada tian dengan mengangkat alisnya. Tian yang malu tidak bisa menyembunyikan rasa malunya itu sampai wajahnya sudah merah sekali. Tetapi zidan tidak menanggapinya dia tetap cuek.
"Alah si zidan di sebut ganteng. Masih gantengan aldy zirki afsyah kemana-mana lah" cetus aldy sambil mengelus kasar rambutnya kebelakang.
"Ew!" satu kata kompak dari teman-temannya sambil memutar bola mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRIUS
Teen FictionWhat's Wrong with Sirius? Aku cinta Sirius. Sama halnya rasa cinta aku ke kamu. Dari bintang ini aku belajar banyak tentang cinta. sekarang SIRIUS dan KAMU selalu menerangi dan mewarnai hidupku.