Chapter 14

296 35 0
                                    

Maap maap atas typo yang bertebaran~^^
-----------------
"AAAKKHHH!!!"
.
.
.
Yeoja itu menjatuhkan dirinya, beruntung jeonghan dapat meraih tangan kirinya. Dia terus bergerak gerak membuat jeonghan kewalahan.

"Yak! Nona.. Jangan bergerak terus, nanti aku juga ikut jatuh! Kau berat tau!"

"Mwoya?! Berat huh? Jadi lepaskan aku jika kau tak mau ikut mati!"

"Haishh ku kira si pendek itu yang paling keras kepala, ternyata wanita satu ini juga" gumamnya pelan.

"Biarkan aku mati!!! Biarkan aku jatuh!!" teriak yeoja itu dan semakin bergerak gerak, untung sisi baik jeonghan yang ada padanya saat ini, jika tidak jeonghan lebih memilih menjatuhkan yeoja cerewet nan berat ini.

"Haisssshhh. Kfnd#%@+ksbs%£ddg" entah apa yang di ucapkan jeonghan, yang jelas ia memgerahkan seluruh tenaganya hingga berhasil menarik yeoja itu kembali ke atas dan di bawa menjaih dari pinggir gedung.

Namun yeoja itu kembali berlari, dengan gesit jeonghan menarik tangan yeoja itu agar menghadap padanya dan memegang bahu yeoja itu sembari menatapnya dalam. Dalam namun lembut.

"Kenapa? Kenapa kau.. tak biarkan aku mati?" yeoja itu mendadak terisak, reflek tangan jeonghan mengelus surai yang berantakan itu.

"Harusnya aku yang tanya, kenapa kau mau mati hm?" tanya jeonghan lembut.

"Bukan kah lebih baik aku mati? Ketimbang hidup untuk di kejar kejar musuh oppa, di hantui hutang appa, dan ikut ikutan seperti eomma?"

"Ma-maksud mu?" jeonghan membawanya duduk, pegal juga berlama lama berdiri.

"Oppa ku ketua berandalan di sekolahnya, dan tentu dia punya musuh, oppa ku sudah meninggal karna overdosis narkoba, musuhnya masih punya dendam, dan sekarang dendamnya di balas pada ku" jelas yeoja itu panjang.

Jeonghan tak mau memaksa dan menyuruh yeoja di depanya bercerita lebih lanjut, takut takut keinginanya mati semakin besar. Tapi yeoja ini yang ingin bercerita.

"Nama mu?" tanya jeonghan.

"Mirae, boleh ku lanjut? Aku sedikit lega karna berbagi cerita.. Selama ini aku bingung harus bercerita pada siapa"

"Silahkan saja"

"Hmm... Mulai dari mana? Appa. Appa punya perusahaan, namun sayangnya perusahaan besar itu bangkrut, entah karna apa. Dan tau tau saja, banyak orang datang untuk menagih hutang appa. Tak tau untuk apa appa berhutang"

"Memang berapa hutang itu? Yaa jika boleh tau saja, aku tak memaksa"

"350.000.000 won"

"MWOYAAAAA???!!"

Mirae mengangguk mantap, ia menengadahkan kepalanya ke atas menatap awan yang bebasnya berlarian dengan indah di atas sana, betapa bahagianya jadi awan.

"Dan eomma.. Semenjak hilangnya appa yang lari dari tanggung jawab dan meninggalkan hutang sebanyak itu pada kami berdua, eomma berubah. Ia memutuskan hidupnya jadi jalang" mirae makin keras terisak, meremas ujung bajunya untuk menyalurkan emosi yang sudah lama ia pendam

"Jangan bilang kau.." mirae mengangguk menimpali ucapan jeonghan, ya, mirae seorang jalang sekarang. Entah keberanian dari mana jeonghan mendekatkan duduknya pada mirae dan memeluknya, membiarkan yeoja ini menangis di pundaknya.

"Sekarang eomma mu?" mirae menggeleng. Yeoja itu menegakan kembali badanya.

"Eomma meninggal karna di bunuh, saat itu dia sedang jalan pulang, tepat saat kami sedang bertelfonan, tiba tiba saja terdengar teriakanya dan tak ada jawaban atau pun suara dari sebrang sana, yang terdengar hanya derap langkah kaki yang menjauh. Paginya aku mendapat kabar kalau eomma di bunuh.. Dan semenjak itu, 8 bulan ini aku sebatangkara"

My Love For You «S.V.T Fanfic»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang