Day 25

15.1K 2.5K 259
                                    

Gadis itu benar-benar bangun pagi. Menyiapkan kotak bekal, sebuah hadiah kecil yang cukup menarik. Setelah semuanya siap, ia beranjak lagi ke kamarnya untuk bersiap sekolah.

Rambut panjangnya hari ini ia biarkan jatuh, dan kaca mata yang akhir-akhir ini sering ia gunakan lagi diganti menjadi lensa kontak berwarna abu-abu. Bau strawberry menguar dari parfum milik gadis ini. Dan ia siap berangkat!

Jam di tangannya baru menunjukkan pukul enam pagi. Namun gadis berwajah tirus dan berdagu lancip itu sudah di sekolah. Ia menoleh ke kiri dan kanan, memastikan bahwa tidak ada satu orang pun yang datang.

Krek. Dibukanya sebuah loker, di tempelinya sticky note di atas hadiah kecil miliknya. Yup! Misi berhasil. Ia hanya harus menunggu hasilnya, eh eh belum. Ia menepuk keningnya dan berjalan ke arah lokernya sendiri, menempelkan sebuah sticky note di pintunya.

-
Jimin menguap entah yang keberapa kali. Kemarin ia tidak bertegur sapa sama sekali dengan Hyera, padahal ia tahu gadis itu yang mengganti kopi kalengnya dengan susu dan memberinya makan siang.

Dan ia sedang berjalan menuju tempat loker. Sambil merenggangkan badan, mengusap kasar wajahnya agar tersadar sepenuhnya, ia terus berjalan dan menatapi loker Hyera sejenak.

Sekali, ia kembali membaca sebuah tulisan di pintu loker Hyera.

Dua kali, ia mengusap kasar wajahnya memastikan apa yang tertulis di sana.

Before you give me another gift,
Please kindly check your locker first.

Jimin merasakan sesuatu akan meluap dari tubuhya, iya dia tahu apa itu, kebahagiaan. Dengan segera ia membuka lokernya dan menemukan sebuah buku kecil berukuran pas di genggaman tangannya bertempelkan sebuah sticky note berwarna hitam.

I'm sorry, i also did wrong.

Sebelum Jimin sempat membuka hadiah si pengirim -oh! tentu saja ia tahu siapa- sebuah lengan kecil memeluk kedua perutnya dengan hangat. Gadis itu menangis, Jimin bisa merasakan sesuatu yang basah dan bergetar dari belakang punggungnya.

Ia tidak bisa mendeskripsikan euphoria yang terjadi di dalam tubuhnya sendiri. Rasa bahagia dalam dirinya begitu membuncah, memenuhi semua rongga di dalam tubuhnya. Menghilangkan semua gelisah yang akhir-akhir ini melandanya.

"Hyera," Jimin berbalik dan menatap gadis itu, menguncinya dengan menangkup kedua pipinya. Membuat Hyera tidak lagi bisa pergi.

"Maaf.." Mereka berkata bersamaan, Hyera menggigit bibir bawahnya, sisa air mata mengering membuat Jimin iba dan mengusapnya.

"Aku yang harusnya minta maaf."

Hyera mengangguk.

"Aku juga."

"Hyera?"

"Hm?"

"Kau benar-benar memaafkanku?"

Hyera mengangguk sekali lagi.

"Hyeraaa."

Hyera mendongakkan kepalanya dan menatap Jimin, "apa lagi?"

"Peluk!" Dan dengan begitu, Jimin mendekap Hyera ke dalam pelukannya yang hangat. Betapa Jimin menantikan momen ini, memeluk gadisnya -Jimin sudah mulai bersikap posesif sekarang- dan mencium baru strawberry yang sekarang menjadi favoritnya.

Ckrek. Ckrek.

"Yaampun Taehyung! Silent dulu ponselmu!"

Jimin melepaskan pelukannya dan melihat dua mahluk aneh sedang mengubah jati diri menjadi paparazzi, memotretnya dengan Hyera.

Mereka bahkan menggunakan kaca mata hitam dan masker, totalitas yang harus diacungi jempol sekaligus ditertawakan.

"Jungkook, Taehyung, aku sudah melihat kalian." Jimin menghela napasnya panjang dibuat-buat, sedangkan Hyera hanya terkikik pelan.

Dua mahluk itu segera menghadap dan menyengir, memberikan Jimin tanda peace dan membuka penyamarannya.

"Wah selamat!"

"Kalian sudah berbaikan ya, sudah berpelukan pula! Tapi memangnya kalian pacaran?"

"Jungkook." Jimin mendelik pada Jungkook.

"Uh, tidak. Kami hanya teman, Jungkook." Hyera bersumpah ia merasa pipinya menghangat mendengar pertanyaan Jungkook.

"Teman tidak berpelukan seperti itu, Hyera."

"Shut up. Cepatlah ke kelas!"

"Kau harus membayari kami makan siang."

"Call." Dengan cepat Jimin mengiyakan agar waktunya bersama Hyera lebih banyak. Ia tentu tidak ingin menyia-nyiakan waktunya dengan hal tidak penting seperti ini.

Setelah dua mahluk itu pergi, laki-laki itu membuka lokernya, mengambil semua hadiah dari gadis yang sedang berdiri di sebelahnya.

"Boleh aku buka?" Hyera mengangguk.

"Buka dengan cepat setiap halamannya, dan bukalah dari halaman paling belakang." Hyera mengambil kotak bekal yang dibuatnya dari tangan Jimin agar laki-laki itu bisa berkonsentrasi.

Jimin menyerngitkan alisnya tapi melakukan apa perintah gadis itu. Seiring berjalannya halaman demi halaman, ia bisa melihat gambar seorang laki-laki yang menaruh sticky notes di loker seseorang lalu bagaimana seorang gadis -pemilik loker- mengetahuinya, dan halaman terakhir, berakhir saat mereka bergandengan bersama. Jimin mengembangkan senyumnya.

"Kau bisa menggambar sebagus ini?"

Hyera tertawa. "You don't know me,"

"I'd love to know more about you, Hyera."

Mereka tertawa bersama.

-
INI RECEH BAT DAH
bilang apa sama w
kenceng biar cepetan hiatus juga HAHA
i'm gonna miss you so so so much guys
dan ini sisa lima part ok

STICKY NOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang