Special Chapter [I]

21.2K 2.3K 547
                                    

Jimin dan Hyera adalah salah satu pasangan yang membuat semua orang tergila-gila, mereka terlihat cocok bersama, dan sepertinya masalah enggan datang pada hubungan keduanya.

"Yang," Hyera menoleh, Jimin sudah menunjukkan wajah bosan, sudah lima belas menit berlalu, tapi ia belum juga menyelesaikan catatannya. Hyera mengelus laki-laki berpipi chubby itu pelan, dan tertawa. Jimin lucu sekali kalau sedang mengantuk.

Di ruang kelas ini hanya ada mereka berdua, dengan Jimin yang sudah setengah sadar karena jam sudah menunjukkan jadwal tidur siang, sedang gadis di sebelahnya tengah sibuk menulis. "Pulang duluan saja, Jimin. Masih banyak yang harus aku catat."

Jimin menggeleng. "Tidak. Aku ini gentleman, tidak akan membiarkan gadisnya pulang sendiri,"

Hyera hanya menggeleng malu-malu, Jimin selalu saja bisa membuat debaran jantungnya menjadi lebih cepat. "Kalau begitu, beli minuman saja dulu."

Jimin mengangguk dan beranjak, "Mau sesuatu, sayang?"

Hyera menggeleng.

Jimin mengusap kasar matanya sipitnya, laki-laki yang tidak begitu jangkung itu menoleh kiri dan kanan, koridor sudah sangat sepi. Namun di ujung jalan, ada seorang gadis yang sedang berjalan juga dengan ekspresi kebingungan.

"Halo?"

"Ah, halo." Gadis itu menunduk, memperlihatkan tata krama kalau bertemu orang baru.

"Aku belum pernah melihatmu sebelumnya,"

"Kenalkan, aku Kang Seulgi."

"Park Jimin,"

**

Tampak belakang gadis ini memang mudah di kenali, tubuh rampingnya bak idola membuat namanya dengan cepat melesat dan terkenal.

"Jimin!"

Gadis itu memanggil laki-laki yang berada tidak jauh darinya, hampir berteriak dan cukup menyita perhatian sebagian orang di kantin.

"Kau sendirian?" Jimin mengangguk. Dan dengan begitu, tanpa segan Seulgi menarik tangan laki-laki itu dan mengajaknya memesan makanan bersama, duduk dalam satu meja.

"Kau sedang tidak menunggu seseorang kan?" Jimin tersedak, kaget dengan pertanyaan Seulgi yang mampu menusuk hatinya. Tentu saja dia menunggu seseorang.

Dengan ragu Jimin menjawabnya, "eh... Aku, i-tidak. Aku tidak menunggu siapapun," Seulgi puas dengan jawabannya, dan melanjutkan menghabiskan isi piringnya.

Hyera calling...

"Halo?"

"Sayang, dimana?"

Jimin terdiam, "kantin."

"Aku boleh titip sesuatu? Aku harus membantu ketua kelas membuat daftar piket,"

"Mau apa?"

"Roti dan air mineral, terima kasih."

Jimin mematikan panggilan dari Hyera dan melanjutkan makannya. Sedang Seulgi menatapnya dengan bingung. "Siapa?"

"Bukan siapa-siapa."

--
jadi yha gitu.....
annyeong.....

STICKY NOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang