Oh my, look at what this girl is doing to me. I'm going crazy.
-j.m
Jimin menggigit bibirnya resah, jam sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi sedari tadi ia tidak melihat Hyera keluar dari gerbang sekolah.
Setelah menunggu beberapa jam di depan halaman, ia memutuskan untuk kembali ke dalam, dan mengecek locker. Sticky notes yang tadi pagi ia pasang masih bertengger di sana, artinya Hyera masih di sekitar sini.
Tanpa sadar, Jimin berlari keliling sekolah. Lidahnya kelu, tidak peduli keringat membasahi wajahnya, ia khawatir. Jimin khawatir pada Hyera.
"Akh!" Jimin mendengar teriakan dari arah belakang. Jantungnya seketika berdetak cepat. Tidak mungkin, tidak. Mau tidak mau dengan cepat ia berlari ke arah belakang.
Menemukan Hyera yang sudah jatuh, berlumuran entah apa yang membuat bajunya kecoklatan, dan kaca matanya yang terlempar jauh. Jimin mengepalkan tangannya, menahan emosi agar tidak memukul Seulmi.
"Memangnya kau cantik?! Aku hanya menyuruhmu membuatkan pr-ku tapi kau tidak mau? Wanita jalang," Seulmi menyiram lagi Hyera dengan sesuatu, Hyera hanya diam, dan menangis. Ia memeluk badannya sendiri, membuat Jimin iba.
Saat Seulmi akan menampar Hyera, ia dengan cepat menahannya dan membuat Seulmi terjatuh. "Cukup, Seulmi."
Gadis dengan make-up tebal itu terkejut, ia tidak tahu masih ada orang di sekolah, dan itu Jimin. Jimin-nya. "Oppa!" Seulmi berlari ke arah Jimin, menangis. "Aku disakiti olehnya," ia menunjuk Hyera yang ketakutan.
"Aku bilang cukup, Kim Seulmi. Pergi." Seulmi mendelikkan matanya, dan pergi begitu saja. Ia bersumpah akan membalas Hyera karena telah merebut Jimin-nya.
Sementara Jimin langsung membuka kemeja sekolahnya, menyisakan dalaman kaos yang membuat badannya terbentuk. Ia membungkus tubuh Hyera yang menggigil. "Ayo,"
Seperti di hipnotis, Hyera langsung bangun dan mengikuti Jimin, membiarkan Jimin memeganginya. Saat mereka sudah sampai setengah perjalanan, ia menghentikan langkah Jimin.
"Aku akan mengantarmu pulang, ayo!"
Hyera berbalik, "aku meninggalkan sesuatu."
Jimin menyerngit. "Apa?"
Hyera tidak menjawab dan berjalan menuju locker. Senyumannya mengembang, semangatnya kembali. Sticky notes itu di sana. Semangatnya. Dengan tangan yang gemetar ia mencabutnya dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu menuliskan sesuatu, ia sungguh berusaha untuk tidak gemetar.
Tanpa ia ketahui, Jimin melihat semuanya, dan setetes air mata mengalir di pipi laki-laki itu.
Tell me more about yourself, please?
KAMU SEDANG MEMBACA
STICKY NOTES
Fiksi PenggemarPark Jimin harus rela menjalani dare untuk tiga puluh hari ke depan; memberikan tiga puluh sticky notes berbeda di locker seorang nerd, Shin Hyera. [Completed] cover by sassgyrls.