2-Tarizqa Belajar Masak

2K 156 12
                                    

Akhirnya kami bertujuh telah sampai di mansion yang cukup luas untuk kami tinggali bertujuh. Aku memasuki mobil range rover yang diberi Papa saat usiaku tujuh belas tahun, ah gak nyangka sekarang aku sudah tua. Disusul dengan mobil BMW dan Ferari kepunyaan Ratu dan Wawa.

Dan disinilah kami, di ruangan tamu yang cukup luas, aku melihat keenam sahabatku mereka seperti orang yang belum tidur selama tiga hari saja, bayangkan saja belum beberapa menit mereka duduk di sofa sudah tidur seperti kebo, apalagi si Rina yang tidur dengan memeluk Azza sungguh membuatku ingin muntah.

Ngomong-ngomong tentang muntah mengapa perutku jadi lapar? Mana disini tak ada pembantu, ya begitulah kita biasanya melakukan perkerjaan sendiri secara kita anak mandiri, rajin menabung dan tidak sombong, tapi masaalahnya bukan itu, masalahnya aku tak bisa masak mungkin hanya masak air aja itupun sampai airnya habis.

Biasanya yang memasak untuk kami bertujuh itu Angel karena ia pinter masak diantara kita-kita ini dan si Angel lagi ikutan ngorok, karena aku orangnya gak enak hati karena jujur aku gak suka makan hati akhirnya aku mencoba untuk buat makanan sendiri ya sekalian belajar.

Kulihat didalam kulkas ternyata ada sosis, telur saja, terpaksa aku bikin makanan dengan dua bahan itu walau aku gak ngerti cara bikinnya bagaimana. Aku mengambil bahan tersebut dan menyiapkan wadah untuk menempatkan telur, perlu kalian tau ini pertama kalinya aku memecahkan telur dan aku bingung caranya.

Akhirnya aku coba mengetuknya dengan sendok dengan pelan-pelan agar isinya tidak keluar, tetapi setelah 5 kali ketukan telur ini tak pecak pecah , akhirnya aku mengetunya dengan keras dan sayangnya telur itu pecah dan mengeluarkan semua yang ada didalamnya.

Aku mengambil telur lagi didalam kulkas dan mencoba memecahkannya dengan teliti tetapi hasilnya sama pecah lagi. Aku mencoba terus menerus karena aku bukan tipe orang putus asa, sampai telur yang berada dikulkas hanya tinggal satu. Dengan hati-hati aku mengetuknya, kuhitung diameternya agar ia bisa pecah dengan cara mulus, aku mencari tepat yang tepat untuk memecahkannya yaitu dengan mencari lebar dan panjangnya, setelah itu aku menemukan tempatnya yaitu diujung telur diperkirakan disana akan menjadi tempat yang mulus untuk memecahkan telur.

Aku memperkirakan kecepatan sendok yang dipakai untuk mengetuk sendok termasuk dengan gaya gravitasinya karena kalau cepat gerakannya maka telur itu akan pecah dengan tragis dan kalau lambat telur itu tidak akan pecah. Dan hasil perhitunganku ternyata benar dan akurat, telur ini pecah dengan mulus dan hanya dengan 3 ketukan saja, aku hebat kan.

Setelah itu aku memotong sosis dengan kecil-kecil dan kumasukkan dalam telur yang sudah berada didalam wadah, lalu aku memasukkan sesuatu yang aku tak tau namanya tapi aku sering melihatnya, kata Angel itu adalah penyedap rasa dan aku mengaduknya agar menjadi rata.

Lalu aku mengambil wajan dan menaruhnya diatas kompor, tetapi yang membuatku bingung yaitu aku harus memasukkan margarine atau minyak goreng, tapi setelah aku pikir lebih baik pakai minyak goreng saja.

Ku masukkan minyak goreng sebanyak seperempat botol, minyak itu meletuk-letuk membuatku takut, akhirnya aku memasukkan semua adonan telur ke dalam wajan, tetapi bukannya berhenti malah aku terkena cipratan minyak goreng dan kalian tau kawan bagaimana rasanya? Rasanya itu sakit lebih sakit dari pada dikacangin sama doi.

Dengan pelan-pelan aku membaliknya dan untung saja tidak gosong, kurasa eksperimenku berhasil, setelah itu aku menaruh telur buatannku diatas piring, telurnya keliatan lembek kaya bencong yang diam ditaman lawang, tapi aku tak peduli siapa tau kalau ia sudah dingin akan mengeras seperti dodol.

Aku mengambil nasi dan menuju meja makan, namun langkahku terhenti saat aku mendengar bisikan setan yang berada di depanku.

"OH MY GOSH TARIZQA LO APAIN NIH DAPUR." Kurasa itu bukan bisikan setan melainkan teriakan setan yang sedang marah, seperti ibu kos yang lagi nagih bulanan.

"gue cuma belajar masak aja wa, lo mau rasain masakan gue nih."

"BELAJAR MATA LO INI UDAH KAYA PEMBUANGAN SAMPAH TAU."

"WOI ANJIR RIBUT BANGET LO GANGGU ORANG TIDUR AJA." Teriak Ratu dari luar tamu

"Masyaallah iki dapur nopo to? Kok ancur buanget?" kata Rina yang baru datang denga mendok jawanya.

"Biasa aja kale, juga ntar gue bersiin ribet amat lo." Kataku yang sudah berada dimeja makan untuk menyantap makananku, tetapi saat satu sendok ingin masuk kedalam mulutku, tangan wawa sudah mengambilnya dan memasukkannya kedalam mulutnya dan kalian tau apa yang terjadi permisa?

"Ukhuk-ukhuk, tarizqa lo masukin garam berapa sendok sih?" Wawa memuntahkan hasil karyaku pemirsa, sakit banget ya makanan buatan sendiri gak dihargai sama seperti hati ini.

"Tiga sendok wa, kan makin banyak makin enak." Rina mencoba telur buatanku dan reaksinya sama seperti Wawa, apa salah telurku yatuhan.

"Pe'a lo kasih garam tiga sendok berasa makan air laut tau."

"Wawa gak boleh gitu sama Tariszqa, kita harus menghargai masakannya." Ah memang Rina memang sahabat yang perhatian.

"Tar masakan kamu itu enak kok Cuma kamu lebih baik gak usah masak lagi ya." Kutarik kata-kataku.

"lagian lo kenapa sih gak pesen makanan aja kan lebih praktis?" Tanya Wawa.

"Beli makanan diluar itu gak baik Wa, gak sehat juga, emang kamu tau itu dibuat pake apa? Kalau pakai sianida gimana? Trus ya makanan luar itu belum tentu halal, ntar kalau itu daging babi gimana kan haram, haram itu dosa, dosa ntar masuk neraka, Wawa mau masuk neraka, apalagi masuk neraka-"

"udah lo diem anak kecil, kalau mau ceramah noh dimasjid sebelah." Rina langsung kicep dikatain sama Wawa.

"Gue lagi ngirit Mama belum kasih uang, katanya Papa ngambek gak dikasih jatah sama Mama jadi uangnya juga distop." Jawabku Saat Wawa ingin menjawab pertanyaanku tiba-tiba ada seseorang yang memencet bel dari luar, dengan hati yang kesal dan penuh kesabaran Wawa akhirnya bangkit untuk membuka pintu karena semuanya masih tidur termasuk Rina yang tidur lagi dimeja makan.

Namun sudah lima menit tak ada suara dari Wawa ataupun orang yang memencet bel. Karena aku penasaran akhirnya aku menyusul Wawa dan kalian tau apa yang terjadi kawan? Wawa pingsan didepan cowo yang berada didepan pintu yang melihat Wawa dengan tampang bingung.

TO BE CONTINUE

Jangann lupa tinggalkan jejak kawan

Lv yu salam dari dd rina:D

Trio Jahannam Vs Trio SorgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang