Raka melangkah ke belakang panggung, mengikuti Vella yang berjalan di depannya.
"Vella," panggilnya.
Tak ada reaksi apapun dari gadis di depannya. Gadis itu terus berjalan.
"Vel," panggilnya sekali lagi dengan lebih kencang. Siapa tahu gadis itu tidak mendengar suaranya karena penonton sedang berteriak-teriak di depan sana.
Walau begitu, tetap tak ada reaksi. Raka pun memutuskan untuk melangkah lebih cepat dan mencengkram lengan Vella. "Vella, tunggu bentar."
Raka terkejut saat melihat wajah Vella yang pucat pasi. Dia juga bisa merasakan kalau tubuh gadis itu bergetar. "Kamu gapapa, Vel?" tanyanya, khawatir melihat kondisi gadis di depannya.
Gadis itu menggeleng pelan. "Gapapa kok," jawab Vella dengan memaksakan seulas senyum. Dia pun menarik lengannya dan berjalan pergi.
Vella melangkah ke belakang gedung sekolahnya. Tidak ada apa-apa di sana. Hanya sepetak lahan berumput. Vella duduk di atas rumput hijau tak terawat itu dan bersandar ke dinding. Dia memegang dadanya yang berdebar tak karuan. Kepalanya terus berdenyut-denyut. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menghilangkan sesak di dadanya. Inilah mengapa dia tak mau menyanyi.
Suara burung berkicau dan angin yang berhembus membuat gadis itu mengantuk. Dia pun memejamkan matanya dan tertidur pulas.
***
"...el... Vel... Vella."
Suara itu semakin jelas. Vella terbangun dan mengusap kedua matanya. Dia pun menoleh dan...
"REY?" Vella terlonjak dan langsung menjauh dari Rey yang duduk di sebelahnya.
Reynaldo terkekeh. "Ga perlu kaget gitu kali."
"N-ngapain kamu di sini?" tanya Vella sambil berusaha menenangkan jantungnya yang masih berdebar-debar karena terkejut.
Reynaldo terdiam sebentar, kembali mengingat kejadian 1 jam yang lalu.
***
"Rey!" panggil seseorang.
Reynaldo berhenti dan memutar tubuhnya. "Oh, Raka, kenapa?" tanya Rey saat melihat kalau yang memanggilnya itu sahabatnya sendiri.
"Nih." Raka memberikan sebuah kantong kecil.
Reynaldo membuka kantong itu. "Heh, aku ga sakit. Ngapain dikasih obat? Obat batuk, obat demam, obat sakit perut, obat maag, mau jualan obat?"
"Ya ngak lah. Itu buat orang yang ada di belakang gedung sekolah," jawab Raka.
Reynaldo mengangkat sebelah alisnya. "Siapa?"
"Ada lah pokoknya kasih aja ke dia ya," pinta Raka sambil menepuk bahu Reynaldo. Lelaki bertubuh jangkung itu pun berjalan pergi.
Reynaldo menatap kantong itu sebentar dan kemudian memutuskan untuk menuruti kata-kata Raka. Dia berjalan ke belakang gedung sekolah dan melihat seorang gadis sedang tertidur dengan punggungnya yang bersandar ke dinding sekolah.
Walaupun wajah gadis itu tertutupi oleh rambut, dia tahu pasti kalau itu Vella.
"Kenapa dia di sini?" gumamnya perlahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/56182200-288-k96774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilationship
RomanceHanya kisah percintaan biasa seorang gadis biasa. Tentang bagaimana ia menghadapi dua orang yang sangat berarti baginya.