Aku menanam dan merawat dengan sepenuh hati, sebuah pohon yang kunamai pohon jiwa.
Awalnya dia tumbuh subur.
Tumbuh dengan semangatnya yang dari sebuah biji, hingga menjadi pohon yang lebat.
Aku mencintai setiap bagian dari pohon jiwa itu.
Aku bermain didahannya setiap hari.
Berharap, akan selalu seperti ini.
Pohon jiwa ini selalu menjadi tempatku untuk 'pulang'
Ketika aku bahagia, aku akan selalu bercerita padanya tentang alasanku menjadi bahagia.
Karena satu-satunya alasanku menjadi bahagia adalah dirimu.
Dirimu yang terlalu maya untuk kudekap.
Lalu suatu ketika, pohon jiwa itu mulai berbunga.
Aku jelas sangat bahagia.
Pohon yang kupupuk dan kurawat sejak dulu, mulai menampakkan perkembangannya.
Kutunggu setiap hari, kupupuk dengan segenap cinta yang kupunya, dan kusiram dengan kasih sayang yang begitu besar.
Lalu, semakin hari, bunga-bunga itu berubah menjadi buah.
Dari penampakannya sepertinya terasa manis.
Buah dari hasil perjuanganku.
Kulihat ada seseorang lewat didepan pohon jiwaku.
Dan seketika, pohon jiwaku mengkhianatiku.
Pohon jiwaku memberikan buahnya pada dia.
Aku yang merawat, menjaga dan mengasihi dengan sepenuh hati, mengapa harus dia yang menerima semua hasilku?
Teganya dirimu!
Bahkan sampai sekarang pun aku masih tetap menjagamu, wahai pohon jiwa.
Meski kau akan selalu memberiku buah yang berduri.
Pohon jiwa, kini kusebut namamu yang sedungguhnya, CINTA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Sepi [COMPLETED]
Sonstiges"Saat kau ucapkan kata cinta, aku kira itu untukku!"