Dulu, kita bertemu.
Dulu, kita dekat.
Kau dan aku bercengkrama setiap malam dengan rangkaian kata-kata yang bahkan sulit dipahami satu sama lain.
Kau dan aku tertawa karena hal yang entah apa.
Kau tertawa karena dia.
Aku menangis karenamu.
Kau pernah memberiku setitik harapan yang hingga saat ini masih kuyakini kebenarannya.
Setitik harapan itu berkembang menjadi cinta dihatiku.
Setiap malam aku berharap, kau akan memberiku setitik harapan kembali.
Tapi kau tidak pernah memberinya lagi.
Kau berikan pada dia, si gadis lain.
Apa aku tetap menyimpan setitik harapan itu? Ya.
Aku menyimpannya dengan sangat rapi.
Setitik harapan itu menjadi udara bagi duniaku yang tanpamu.
Jadi, biarkan aku menyimpannya.
Agar ketika kau kembali, aku masih bisa mengembangkan setitik harapan itu menjadi suatu kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Sepi [COMPLETED]
De Todo"Saat kau ucapkan kata cinta, aku kira itu untukku!"