Makhluk Tak Berhati

50 5 0
                                    

Hitam.
Legam.
Lebat.
Kaku.
Itu rambutmu.
Rambut yang selalu aku rindukan.
Rambut yang berbeda dengan orang lain, yang membuatku selalu bisa mengenalimu walau kau tak pernah menampakkan wajahmu dihadapanku.
Dalam sunyi, aku menatapmu.
Menatap indah ciptaan tuhan diseluruh tubuhmu.
Apa yang melekat ditubuhmu, perlambang akan kemegahan ciptaan-Nya.
Aku juga melihat jari-jarimu terbalut kain hitam.
Kain hitam yang membawamu pada pertarungan-pertarungan kecil.
Tanganmu begitu indah terbalut oleh kain itu.
Kau sangat pintar membalutnya.
Tapi, mengapa sampai saat ini, kau tak pernah bisa membalut hatiku yang penuh luka?
Aku selalu menunggumu datang, dan membalut semua lukaku.
Tapi kau hanya membalut tanganmu, menampilkan seluruh keindahan tanpa mau menutup yang rusak.
Kau membiarkannya rusak begitu saja.
Dimana hatimu?
Kau bagai makhluk tak berhati.
Oh aku lupa, kau kan sudah memberikan hatimu seluruhnya pada dia.
Dan aku memberikan seluruh hatiku padamu yang akhirnya kau patahkan.
Disinilah aku.
Akulah sang makhluk tak berhati!
Yang sesungguhnya.

Memeluk Sepi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang