Part 19

10.9K 526 5
                                    

" jendral lie, apakah sudah siap semua para pengawal kita?" Tanya kaisar
" sudah yang mulia" kata para jendral sigap
Tanpa merek ketahui diao chan dan tantan menyelundup masuk kedalam menyamar jadi perajurit. Tantan sudah dibekali kemampuan beladiri oleh nana dan ilmu pengobattan selama melayani diao chan. Sedangkan nana dan linlin di utus diao chan membawa anak-anak ke kediaman jendral lie. Sementara diao chan dan tantan ikut pergi ke medan perang.
Para perajurit mulai bergerak berjalan dan menuju ke daerah perbatasan kerajaan musuh. Ada beberapa kali mereka berhenti untuk istirahat, makan dan minum. Namun tidak ada yang menyadari kalau selir kesayangan kaisar menyamar. Diao chan ikut latihan subuh dan melakukan semua kegiattan laki- laki. Tapi ada pengecualian. Saat mandi. Tentu saja diao chan menunggu semua perajurit itu selesai mandi barulah dia menggunakan sungai itu. Namun karena menggunakan sungai itulah yang membuatnya ketahuan.

Seperti malam biasanya, diao chan menyuruh tantan menunggu di semak-semak supaya jika ada yang datang dia akan memberi tanda pada diao chan. Diao chan melepas semua pakaian dan mencelupkan dirinya di dalam air sungai yang dingin. Hari ini mereka sudah mendekatti perbatassan. Mereka mulai mempersiapkan seluruh persenjataan dan makanan. Namun pikir diao chan, dia ingin mandi dulu sebelum nanti turun ke medan perang.
Kecipak kecipuk air yang di tuang diao chan ketubuhnya menarik perhatian panglima phan. Panglima phan berpikir siapa perajurit yang mandi saat malam begini. Membuat rasa penasaran dan pelan- pelan panglima mengintip. Betapa kagetnya panglima saat melihat sesosok wanita dengan tubuh yang indah. Karena sudah melihat buat apa lagi tutup mata. Tapi semakin dilihat kok semakin familiar. Diao chan deg deg detak jantung panglima berdegup.
" diao er! Apa yang kamu lakukan!" Kata panglima phan
Kontan diao chan kaget bukan kepalang. Menutup tubuhnya dan mencelupkan tubuhnya kedalam air hingga lehernya.
" kakak phan?!" Kata diao chan
" ya Tuhan, diao er... Apa yang kamu lakukan disini. Ini medan perang, bukan tempat bermain" kata panglima phan sebal
" diao er tau, ini medan perang. Aku ingin ikut. Aku ingin ikut perang bersama kaisar. Aku tidak tenang" kata diao chan tanpa takut
" yang mulia akan marah. Kalau dia tahu kamu ada disini diao er" kata panglima phan putus asa. Sedari dulu dia sudah tau. Diao chan keras kepala dan tingkahnya benar- benar buat sakit kepala. Namu dihatinya masih cinta.
" kakak, tingal diam saja. Tidak usah memberi tau yang mulia. Kan selesai masalah kak" kata diao chan dengan muka jutek nya.
" ya sudah, aku diam tapi mulai malam ini kamu tidak boleh satu kamp dengan prajurit lainnya. Nanti aku akan kasi tau panglima lu untuk pindahhin kamu" kata panglima putus asa
" kakak mau lihat aku telanjang sampai kapan. Diao er kedinginnan ini. Kakak mau kepala kakak dipenggal kaisar karena melihat aku apa !" Kata diao chan sebal
" ups, maaf diao er" kata panglima phan langsung membalikkan badannya. Dia lupa kalau diao chan sedang telanjang didalam air. Astaga, benar- benar harus masuk sungai malam ini meredakan hasratnya.
" yang mulia, ini baju anda. Maafkan hamba, tadi tidak mendengar panglima melihat anda" kata tantan menyesal. Kemampuan tantan memang masih kurang. Tapi soal kesetiaan dia tidak kalah setia dengan nana.

Seperti kata panglima phan, diao chan dipindah langsung ke kamp tersendiri. Diao chan mendapat omellan dari panglima lu juga karena nekad ikut dalam medan perang ini. Aku ikut perang karena ingin melihat perang sesungguhnya yang ayahanda hadapi. Begitu jawaban diao chan pada ayahnya dan paman phan. Membuat mereka sebal karena tidak mungkin menyuruh diao chan kembali ke istana karena sudah dekat dengan perbatasan.

Didalam kemah kaisar
" kita akan mulai strategi apa jendral phan dan jendral lie. Musuh kita ada disini" kata kaisar menunjukkan sebuah peta dengan berbagai bendera merah biru.
" mungkin dengan 'perdaya langit melewati samudera' yang mulia" kata panglima phan
" kalau gagal, bakalan banyak korban luka di pihak kita panglima phan. Sedangkan kita tidak membawa cukup tabib untuk ikut. Tabib yu saya suruh diam diistana menjaga pangeran dan putri" kata kaisar
" anda tidak perlu khawatir yang mulia karena. Ada tabib ahli disini" kata jendral phan dengan muka datar
" kalau begitu baiklah, kita coba saja dengan strategi itu" kata kaisar tidak sadar kata jendral phan mengartikan sesuatu.

Di medan perang. Diao chan di berikan barisan paling akhir untuk menolong perajurit yang cedera sejak diketahui oleh ayahanda nya. Kaisar barisan paling tengah yang akan menyerang bagian utara. Sedangkan jendral lie dan panglima lu bagian selatan. Jendral phan dan panglima phan dari arah barat.
Strategi ini membuat kaisar sebagai umpan terlebih dahulu. Dimana diao chan ditaruh di barisan paling belakang dari kaisar. Diao chan bersyukur, dengan begitu dia tetap bisa memantau kaisar. Tantan dipersenjatakan pedang dan panah. Diao chan dipersenjatakan pedang dengan membawa obat-obattan sedikit dia simpan dalam tubuhnya.
Mendengar suara terompet mulai perang. Semua prajurit maju serentak memasang panah dan melepas panah. Diao chan ingin lihat kedepan tapi tidak kelihatan karena tertutuppi kerumunan perajurit. Perang berkecamuk, pasukan musuh tertipu memtah- mentah sampai mundur dari kota yang sudah mereka rebut dari kerajaan qi. Walau tak di pungkiri tetap saja ada jatuh korban dari perajurit kerajaan qi. Namun masih banyak korban di kerajaan musuh. Para prajurit terluka dibawa kembali ke kemah. Demikian mayat para prajurit yang telah berkorban untuk kerajaan qi diangkut dan dikuburkan secara massal.
Diao chan tidak hentinya bekerja dibantu tantan di kemah prajurit. Ada yang perlu dijahit, di bersihkan luka dan banyak yang demam.
" yang mulia tiba, yang terluka tidak perlu memberi penghormatan. Yang mulia mau mengibatti lukanya" kata kasim cu
Mendengar kaisar terluka, diao chan khawatir dan menunggu kaisar masuk ke kemah. Seorang tabib langsung berjalan ke arah kaisar dan mengobatinya. Diao chan mengintip kearah kaisar sambil menunduk dan melihat luka kaisar hanya luka goressan. Hatinya pun tenang.

Lelah seharian, iya itu yang dirasakan diao chan. Dia melihat bajunya kotor oleh debu dan darah.
Kalau kaisar melihat aku. Pasti juga dia tidak mengenal aku. Pergi kesungai deh, cuci muka. Kata diao chan dalam hatinya.
Sesampainya di sungai. Diao chan mengubah keinginnannya, toh juga udah malam. Siapa yang datang kesungai. Tantan ditinggalkan dalam kemah masih membantu para tabih. Diao chan mencari semak paling lebat dan membuka seluruh pakainnya. Dia mencelupkan tubuhnya kedalam sungai sambil mendesah senang. Walau air sungai sedingin es. Diao chan mencelupkan seluruh tubuhnya kedalam air sampai kepala. Tiba-tiba terdengar suara.
" siapa disana!" Teriak kaisar membawa pedang dengan waspada.
Gawat, itu suara yang mulia. Huwee... Tuhan tolong aku. Kaisar bakallan marah kalau lihat aku. Kata diao chan dalam hati
Diao chan berenang pelan dalam air, bermaksud melarikan diri. Belum aja juga sampai tepian tuh pedang yang mulia udah dileher diao er. Dengan meringis diao chan diam tak bergerak.
" siapa kamu?! Seorang wanita bukan untuk berada di medan pertempuran. Kamu dari pihak musuh! Kamu harus mati disini. Hadap saya!" Kata kaisar garang. Membuat diao chan pun gemetar.
Dengan pelan diao chan menghadap kaisar. Kaisar kaget bukan kepalang.
" ya Tuhan, diao er... Apa yang kamu lakukan disini!" Kata kaisar kesal sambil menurunkan pedang yang tadi sudah terarah dileher diao chan.
" maafkan hamba yang mulia. Diao er hanya penasaran dengan medan perang. Jadi diao er jadi ikut kesini" kata diao chan menunjukkan penyesalan pura-puranya. Supaya kaisar tidak murka.
Bukannya murka, kaisar malah memeluk diao chan erat-erat.
" sebenarnya kamu tidak boleh ikut kesini diao er. Anak-anak bagaimana?" Tanya kaisar sambil menyurukkan hidung ke leher dan rambut diao chan menghirup bau diao chan.
" sama ibunda yang mulia, saya sudah tidak tau lagi dimana tempat terbaik. Tabib yu juga sudah saya suruh diam di sana" kata diao chan menatap kaisar dengan istilah keren zaman sekarang puppy eyes nya.
" ya sudah, kalau begitu saya hukum kamu huang gui fei" kata kaisar
Diao chan menatap kaisar dengan mata memohon. Diao chan asli takut hukuman dari kaisar. Mengandai-andai hukuman apa yang akan diberikan. Kaisar menatap diao chan yang takut langsung tertawa. Di balas tatappan merengut oleh diao chan
" hukuman kamu,melayaniku sampai subuh" bisik kaisar ditelinga diao chan. Mencium leher sampai kerahang diao chan.
Mengelus kedua bukitnya, mengulum satu persatu bergantian dan membuat diao chan mendesah nikmat. Terus dan terus membelai diao chan.
Setelah melakukan nya di sungai. Kaisar tidak memperbolehkan diao chan kembali ke kemah perajurit untuk mengobati prajurit lagi dan kembali ke kemahnya. Diao chan dibawa kaisar ke kemahnya dan mengulanggi perbuattan di sungai sampai subuh sesuai demgan janji kaisar. Walau besok masih berada di medan perang. Saat bersama diao chan semuanya pasti lancar. Diao chan adalah dewi keberuntungan kaisar qi. Terus memeluk diao chan dalam tidurnya.
Diao er bagaimana aku mau menghukummu. Setiap melihat mu hasrat ku sudah menggebu. Kata kaisar dalam hati dan mengecup kening diao chan penuh cinta.

My lovely concubine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang