Chapter 4

635 52 0
                                    


Yonghwa mendobrak pintu toilet itu, dia baru menyadari kalau ada tulisan toilet rusak di sana.  Gadis itu tergeletak pingsan di sana ketika Yonghwa membuka pintunya.  Baju gadis itu terlihat basah.  Tanpa basa basi Yonghwa menggendong tubuh Seohyun menuju UKS.

Wajah gadis itu sangat pucat, kemungkinan ia sudah berjam-jam terkunci di kamar mandi.  Untung saja di ruang UKS masih ada     Para siswa dan siswi ekstrakurikuler PMR yang siaga di sana. 

"Tolong jaga gadis ini..., dia pingsan mungkin karena lama terkunci di kamar mandi.." Kata Yonghwa pada Kang Sora yang rupanya salah satu siswi PMR.

"Dan juga....bajunya basah...bisakah kau menggantikan bajunya?" Kata Yonghwa lagi seraya membaringkan Seohyun ke salah satu kasur UKS.

"Nee sunbaenim." Jawab Sora.

"Satu lagi, jangan bilang kalau aku yang mengantarnya ke sini...bisakan?"

Sora hanya bisa mengernyitkan dahi.  Ia sendiri bingung kenapa seniornya meminta hal itu padanya.  Setelah Sora mengangguk tanda setuju, Yonghwa segera meninggalkan ruang UKS.

******
Malam hari Seohyun tidak bisa tidur, badannya masih terasa menggigil.  Sepulang dari sekolah tadi, ia langsung tidur seharian. Tapi badannya masih terasa sakit, terlebih dari semuanya hatinya lebih sakit.  Menerima perlakuan dari senior lampir itu.  Bukankah Hyejin sendiri yang menyuruhnya mengerjakan tugasnya, juga tugas piket Yonghwa.  Resikonya sndiri memberikan tugas penting guru kiler itu padanya juga. Jika saja Hyejin mau mengerjakan salah satu dari tugas itu, hukuman itu mungkin saja bisa dihindari.

Seohyun mengambil bantal dan menutupkan ke mukanya.  Ia ingin berteriak sekencang mungkin.  Tapi ia urungkan niatnya.  Ia tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Tak lama iapun tertidur. 

Keesokan harinya Seohyun berangkat sekolah agak lebih siang dari biasanya.  Sebenarnya ia tidak ingin masuk ke sekolah. Tapi ia teringat jika hari ini Jaesuk songsaenim akan mengadakan ujian. Seohyun sedikit tersentak ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Hai, Seohyun..."

"Aah, hai Sora." Seohyun membalas sapaan Sora dengan senyuman. 

"Mmm..anu...kamu...sudah sehat?" Kata sora terbata-bata.

"Nee, karena kamu sudah merawatku kemarin. Trimakasih Sora." Kata Seohyun. 

Dalam hatinya Seohyun sangat gembira, ada yang mengkhawatirkannya.  Ya, selama di sekolah Seohyun tidak pernah punya teman. Mungkin karena Seohyun adalah salah satu korban bully an favorit di sekolah ini, jadi siapapun tidak berani dekat dengannya,karena takut akan terkena bully juga.  Dan mungkin Sora adalah satu2nya orang yang bahkan mau menyapanya.

"Wah wah, rupanya anak ini masih hidup..."
Hyejin tiba2 muncul mendekati Seohyun dan Sora yang sedang berjalan menuju kelasnya.

Sora yang berada di situ seketika langsung menggenggam tangan Seohyun.  Meski bukan dia sasaran sebenarnya, mendengar suara Hyejin saja cukup membuatnya mengkerut.

"Kenapa lagi sunbae? Apa sunbae mau menyiksaku lagi?"

Entah mendapat keberanian darimana sampai Seohyun bisa mengatakan hal itu pada si lampir.  Sora hanya bisa memandangi Seohyun.  Sementara Hyejin membelalakkan matanya, tak menyangka korban bully-an nya akan seberani itu.

"Rupa rupanya siraman air kemarin bikin kamu bernyali hah?"
Bentak Hyejin pada Seohyun.  Hyejin sudah akan mendaratkan tamparan di pipi Seohyun, Seohyun sudah memejamkan mata ketika tangan Hyejin mulai mendekati pipi mulusnya, sampai sebuah tangan menahan pukulan Hyejin.

"Terlalu pagi untuk membuat ulah." Yonghwa menatap Hyejin sekilas, dan melepaskan cengkeraman tangannya dan segera berjalan mendahului mereka. 

"Aku lepaskan kau kali ini karena prasaan hatiku sedang baik."kata Hyejin berbisik sambil menepuk bahu Seohyun.  Hyejin kemudian segera menyusul Yonghwa berjalan di dekatnya. 

"Kamu tak apa Seohyun?" Tanya Sora setelah tersadar karena sempat sedikit terbengong melihat perubahan drastis Hyejin dari nenek lampir menjadi rubah penjilat.

"Hmm." Seohyun hanya mengangguk.  Ia berbohong.  Mungkin ia lebih memilih Hyejin menampar pipinya daripada ia kini harus melihat perempuan itu bermanja manja dengan Yonghwa.

"Nanti kita ke perpus yuk, aku dengar Jihyo songsaenim baru saja membeli buku baru kemarin." Ajak Sora tiba-tiba.

"Benarkah??" Tanya Seohyun dengan mata bersinar.

"Ndee, kemarin aku lihat sendiri songsaenim membawa dua kardus besar berisi buku2." Kata Sora tak kalah semangat.

"Sora kau tahu...., aku sangat bersyukur bertemu denganmu...." Kata Seohyun sambil memeluk teman barunya itu.

"Iih, kamu kenapa sih??" Tanya Sora terkejut.

"Hahaha, tak apa...hanya trimakasih....karena mau menjadi temanku...trima kasih"

Seohyun meluapkan perasaannya pada Sora, karena Sora adalah teman pertamanya, karena Sora ia menjadi seohyun yang lebih kuat dan berani, dan karena Sora ia bisa melupakan sedikit kesedihan karena Yonghwa.  Setelah puas berpelukan, mereka kembali berjalan beriringan menuju kelas mereka.

Pelajaran dimulai dengan ujian dari Jaesuk songsaenim.  Soal ujian hari itu cukup menguras otak.  Membuat para murid berteriak tidak puas saat bel tanda jam pelajaran berikutnya berbunyi, bukan karena mereka sangat menyukai pelajaran Jaesuk songsaenim, lebih tepatnya karena mereka belum menyelsaikan soal2 ujian mereka karena waktu terlalu cepat berlalu.

Meski telah menyelesaikan ujian dengan baik, hari itu Seohyun merasa badannya sedikit tidak enak, terkunci di kamar mandi dengan pakaian basah kuyup selama dua jam ternyata cukup memberi efek untuk Seohyun.  Ia bergegas ke UKS setelah terlebih dahulu meminta ijin pada gurunya untuk tidak mengikuti pelajaran berikutnya.

"Maaf, bisakah saya minta obat flu..., Sora? Kamu di sini?" Seohyun sedikit terkejut melihat sora di UKS juga.

"Ah, Seohyun?...ndee, aku ke sini karena jam  pelajaran kosong.  Kebetulan hari ini anak2 PMR sedang butuh bantuan.  Kamu masih sakit?"
Tanya Sora khawatir.

"Hmm, sedikit." Kata Seohyun meringis.

"Kamu bisa tiduran di sana, aku akan memberimu obat.  Mungkin bisa meringankan pusing."  Kata Sora seraya sibuk mencari obat untuk Seohyun dilemari obat yang cukup besar itu.

"Nee, gumawo Sora.  Aku yakin akan segera baikan setelah istirahat sebentar."

Sora hanya terseyum.  Ia menyodorkan obat dan juga segelas air untuk Seohyun.  Setelah meminum obatnya, Seohyun mulai membaringkan dirinya di sebuah kasur kecil dengan seprai putih, warna kesukaannya. 
Dan tak berapa lama nafasnya mulai teratur. Ia tertidur.

Sayup2 terdengar suara pintu terbuka.  Seohyun mendengar ada seseorang yang berbincang bincang dengan Sora. 

Tak berapa lama suara langkah kaki itu mendekat, terdengar seperti membuka gorden dan bunyi kasur berderit. 

Seohyun merasa di ninabobokan, karena tiba-tiba terdengar suara alunan nada indah dari ruang sebelah.  Kemudian disusul dengan suara gorden terbuka, kali ini rupanya suara Sora.

"Pssst, kak Yonghwa, ada yang lagi tidur di sebelah..jangan berisik" Kata Sora berbisik.

Bersambung...

Yongseo - Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang