Chapter 2

747 57 4
                                    


"Hei, Seohyun.." Sebuah suara memanggil Seohyun dari belakang sekembalinya gadis itu dari kelas Hyejin. Saat gadis itu menoleh, tampaklah Jiyeon dengan setumpuk buku di tangannya.

"Boleh aku minta tolong?"kata Jiyeon seraya menunjukkan ekpresi yang menurutnya imut.

"Ya, tentu saja".

Selalu kata itu yang diucapkan Seohyun kepada setiap orang yang minta tolong padanya. Entah apa yang ada dipikirannya. Mungkin Ia terlalu baik untuk menolak permintaan orang lain, atau Ia hanya terlalu bodoh untuk sekedar menyadari bahwa orang-orang ini hanya memanfaatkan dirinya. Dan akhirnya disinilah Seohyun. Ia terlihat sedang mengembalikan buku-buku ke rak perpus, mengurutkan berdasarkan kategori bukunya. Rupanya Jiyeon lah yang seharusnya mendapat tugas untuk mengembalikan semua buku perpustakaan yang dipinjam murid satu kelasnya itu ke perpustakaan. Dan memang keberutungan berpihak padanya saat kemudian Ia melihat Seohyun melewati kelasnya. Gadis itu tidak pernah menolak jika ada yang meminta bantuan padanya bukan?

Seohyun menghela nafas lega, semua buku itu sudah tertata rapi dan telah kembali ke tempatnya. Ia mulai memukul-mukul bahunya yang lelah. Setelah menerima hukuman dari seniornya untuk melakukan ini dan itu, ditambah lagi dengan permintaan Jiyeon yang menyebalkan pantaslah jika badan Seohyun terasa mulai pegal. Dengan langkah gontai Seohyun segera kembali menuju kelasnya.

Jam pelajaran usai. Anak-anak berhamburan keluar kelas. Seohyun masih sibuk membereskan buku-bukunya. Ia sungguh lelah hari ini, rasanya seperti sudah tidak punya tenaga lagi. Setelah membereskan semuanya, Seohyun beranjak dari tempat duduknya. Akhirnya Ia bisa pulang, Setidaknya Ia sedikit lega karena penderitaannya untuk hari ini sudah berakhir.

Harapan Seohyun kandas ketika dilihatnya dari arah berlawanan Hyejin dan teman-teman genknya berjalan menuju ke arahnya. Oh Tuhan apalagi ini?

"A...pa i..ni?" Kata Seohyun seraya menerima setumpuk buku dari senior lampirnya itu. Sungguh, dari penampilannya Hyejin memang terlihat seperti nenek lampir, terutama hidung mancung serta dagunya yang sedikit maju, dan makin sempurna dengan kedua alis yang naik ke atas.

"Ini tugas kami yang harus kamu kerjakan dan besok harus selesai!" Kata Hyejin sambil menyilangkan tangan.

"Aaa...pa?...se..semua ini?" Kata Seohyun seakan tak percaya akan apa yang di dengarnya.

"Kamu tuli hah!?! Aku paling tidak suka mengulangi perkataanku, mengerti??" Teriak Hyejin di depan muka Seohyun.

Sesuatu yang sangat tidak dimengerti Seohyun. Ia harus mengerjakan tugas kakak tingkatnya. Bukankah pelajaran mereka berbeda level?

"Yonghwa!!"

Seohyun terkejut dan mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk di hadapan Hyejin. Hyejin memanggil laki-laki itu, laki-laki yang jika mendengar namanya saja bisa membuat jantung Seohyun berdebar tak karuan. Pandangan Seohyun mulai mengarah pada Yonghwa yang terlihat memakai kaos basket yang kini masih tertutup oleh seragam putih abu2nya. Laki-laki itu tampak semakin cool di mata Seohyun. Nampaknya ia sudah lupa jika Yonghwa juga turut menjadi alasan penderitaanya pagi tadi.

"Kau mau latihan basket?" Kata Hyejin dengan nada yang membuat Seohyun sedikit kesal. Nada bicaranya sangat berbeda beberapa menit lalu ketika ia berteriak padanya.

"Tidak, aku harus menyelesaikan piketku sebelum bermain basket.." Jawab Yonghwa sambil beberapa kali mengarahkan pandangannya pada Seohyun, membuat Seohyun sedikit salah tingkah.

"Aah, begitukah? Kalau begitu kamu main basket saja....soal piket tidak usah dipikirkan...bukankah Seohyun bisa melakukannya?"Hyejin mengatakan itu dengan melirik Seohyun yang kini terlihat sedikit melotot tak percaya. Ia kini memalingkan wajahnya mengarah pada Yonghwa, berharap laki-laki itu akan membelanya karena diperlakukan tidak adil seperti ini.

"Baiklah kalau begitu." Kata Yonghwa sambil menepuk bahu Seohyun dan mulai berlalu. Ia tidak percaya apa yang baru di dengarnya. Ini kedua kalinya laki-laki itu menghancurkan image ideal yang ada di bayangan Seohyun tentang sosok Yonghwa sebagai senior idola, dan sebagai cinta pertamanya.

"Ingat, jangan buat kesalahan lagi. Besok semua tugas kami juga harus selesai. Paham?"

Hyejin tersenyum licik. Senior lampir itu kemudian berusaha menyusul Yonghwa dan mengikutinya kemanapun laki-laki itu pergi. Hyejin merasa dirinya sungguh beruntung bertemu dengan Seohyun. Gadis pintar yang bisa ia manfaatkan untuk mengerjakan semua tugasnya. Gadis itu memang sangat pintar, karena ia adalah satu2nya murid di sekolah yang lolos masuk sekolah ini karena nilainya yang sempurna di setiap mata pelajarannya di SMP. Dengan kata lain Seohyun adalah murid beasiswa.

Mata Seohyun sudah terasa panas, Ia sudah siap menangis. Tapi tidak, Ia tidak akan menangis untuk ini. Tidak akan ada yang berubah jika Ia melakukan itu. Yang perlu Ia lakukan sekarang hanya menyelesaikan ini semua dan segera pulang ke rumah.

****

Sekolah mulai sepi, Seohyun masih terlihat membersihkan kelas seniornya itu. Tangannya seakan sudah tidak punya tenaga tersisa hanya untuk mengangkat tempat sampah untuk di bawa ke tempat pembakaran sampah yang tak jauh dari kelasnya. Ia masih sempat menengok lapangan basket yang memang sudah mulai sepi. Yonghwa, laki laki itu pasti sudah pulang dari tadi karena ia tak tampak di sana, batin Seohyun.

Karena tak memperhatikan jalan, Seohyun terjatuh saat akan menaiki beberapa anak tangga yang sebenarnya tidak terlalu tinggi. Ia hanya salah memijakkan kakinya, mungkin karena ia sudah terlalu lelah. Ia segera membersihkan tangan dan lututnya yang kini terasa perih akibat terjatuh tadi. Seohyun hanya bisa meringis saat membersihkan lukanya itu. Dan dari kejauhan tampak sepasang mata sedang mengawasi gerak-gerik gadis itu.

Bersambung ...

Yongseo - Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang