Chapter 9

532 45 0
                                    


"Pergi....pergiiii!!" Teriak Seohyun.

Gadis itu menutup matanya.  Berharap babi hutan itu tidak mendekat padanya.  Lama tak ada pergerakan, kemudian ia mendengar babi hutan itu tiba-tiba berlari menjauh, hewan itu nampak ketakutan melihat seorang pria yang lama kelamaan mendekat dengan membawa sebuah tongkat kayu di tangannya.

"Seohyun?"

Sebuah suara memanggilnya.  Ia masih tidak bisa mengenali orang itu, pandangan mata Seohyun sangat kabur karena mata minusnya.  Namun iya yakin sangat mengenali laki-laki itu dari suaranya.  Laki-laki itu cinta pertamanya, Jung Yonghwa.

Yonghwa bergegas mendekati Seohyun yang masih mematung. Karena tergesa-gesa Yonghwa sempat terpeleset karena pijakan yang kurang kuat ketika akan menghampiri Seohyun yang ternyata berada di tempat yg agak curam.  Ia hanya meringis dan segera mendekati gadis yang sudah dicarinya sepanjang hari ini.

"Kwenchana?" Tanya Yonghwa khawatir.  Seohyun hanya mengangguk. Yonghwa melihat Seohyun tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun, ia melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke gadis yang masih menggigil itu.  Bibir gadis itu terlihat membiru tanda kedinginan.  Bajunya basah, dan hembusan angin malam ini tentu akan semakin membuatnya kedinginan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yonghwa pada Seohyun.  Kini ia sudah duduk di samping gadis itu.

"A-ku...kacamataku..jatuh di sungai...aku tidak bisa menemukannya." Katanya terputus-putus.

"Hari sudah malam, percuma saja....pasti sulit untuk mencarinya..." Kata Yonghwa sambil membetulkan posisi duduknya.

"Dan Sunbaenim....apa yang ....kau lakukan di sini...?" Tanya Seohyun pada laki-laki itu.

"Sora mengatakan padaku jika kau menghilang lagi.  Nampaknya sekarang aku akan mempercayai Minhyuk jika ia mengatakan kalau kau hantu cantik yang selalu menghilang tiba-tiba.."
Yonghwa terkekeh.  Sementara Seohyun mengutuki dirinya.  Kalau saja ia tidak kehilangan kacamatanya, ia mungkin bisa melihat laki2 disampingnya itu tertawa geli.

"Tapi...maafkan aku Seohyun...." Kata Yonghwa. 

"Wae yo sunbaenim?" Tanya Seohyun penasaran.

"Sepertinya kita harus menunggu bantuan datang....kita hanya bisa menunggu sampai mereka menemukan kita.."

Seohyun mengernyitkan dahinya.  Ia tidak tahu maksud Kalimat Yonghwa.

"Waeyo sunbaenim? Apakah kau lupa jalan?"tanya Seohyun menebak.

"Eeeyyy, anieyo...." Yonghwa kembali terkekeh.  Jawaban Seohyun sungguh membuatnya ingin tertawa.  Mereka bahkan hanya berbeda dua tahun, tapi Seohyun menganggap Yonghwa seperti kakek-kakek pikun.

"Kakiku masih ingin istirahat...." Kata Yoghwa kemudian.

"Aah, mianhae Sunbaenim.  Aku membuatmu capek karena mencariku..." Kata Seohyun.

"Yaa, kau bisa menebusnya dengan memijit kakiku.." Kata Yonghwa iseng.

Tanpa pikir panjang Seohyun meletakkan tangannya pada kaki Yonghwa bermaksud untuk menebus rasa bersalahnya pada cinta pertamanya itu karena telah membuatnya mencarinya sampai kedalam hutan. Seketika itu juga Yonghwa tersentak.  Laki-laki itu bahkan sedikit berteriak ketika Seohyun menyentuh kakinya.  Sementara Seohyun pun ikut terkejut melihat reaksi Yonghwa.

"Ssun-baenim....kwencha-na..?" Seohyun merasa ada yang tidak beres.

"Hahaha...tanganmu tepat mengenai lukaku Seohyun..." Kata Yonghwa sambil meringis, menunjukkan gigi gingsulnya.  Rupa-rupanya Yonghwa tanpa sengaja tergores ranting cukup dalam ketika berusaha mencari Seohyun,  ranting itu menggores kakinya.  Dan rasa sakit itu diabaikannya dan baru dirasakannya sekarang.

"Kau tt-terluka?? Apakah sangat sakit?" Tanya Seohyun kemudian. 

"Kwenchana Seohyun...kita hanya harus menunggu sebentar lagi sampai mereka menemukan kita..." Yonghwa menatap gadis itu lama.  Ia nampak sangat khawatir.  Mata gadis itupun mulai berkaca-kaca.

"Mianhae sunbaenim....mianhae...semua karena aku......"Seohyun mulai terisak.  Yonghwa benci ini, ketika gadis itu menyalahkan dirinya...ketika gadis itu menangis.  Entah berapa kali Yonghwa membuat gadis ini menangis.  Dan Yonghwa sudah berjanji pada dirinya sendiri , bahwa ia tidak akan membuat gadis ini menangis lagi, terlebih karena dirinya.  Ia berjanji akan melindungi gadis ini sampai kapanpun. 

Yonghwa meletakkan tangannya di pipi Seohyun, mencoba menghapus airmatanya. Air mata yang terlalu berharga untuk dirinya. Yonghwa bahkan pernah ikut andil membuat gadis di depannya ini ingin mengakhiri hidupnya.. Pantaskah air mata itu untuk dirinya? Tidak, bahkan untuk jatuh cinta pada gadis itu Yonghwa merasa tidak pantas.  Namun hati dan pikiran Yonghwa tampaknya berlawanan.  Yonghwa kini terlihat mendekatkan wajahnya.  Seohyun yang merasakan wajah laki laki itu yang makin mendekat padanya hanya bisa memejamkan matanya. Tak lama sampai bibir Yonghwa menyentuh bibirnya.  Ciuman itu terasa hangat, tubuh Seohyun yang sempat menggigil kini tidak dirasakannya lagi. Tanpa kata-kata, mereka saling mengungkapkan perasaan mereka, di tengah dinginnya malam.

Apakah ini mimpi?  Apa yang dipikirkan Yonghwa saat ia menciumnya, kenapa ia melakukan itu.  Seohyun terus memikirkan itu dalam benaknya sesaat lalu, ketika mereka berciuman. Alhasil ia hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun karena terlalu banyak yang ada dipikirannya saat ini.

Tidak ada suara, hening beberapa saat baik Yonghwa maupun Seohyun.  Tak lama kemudian Yonghwa merapatkan tubuhnya pada Seohyun membuat gadis itu sedikit terkejut.  Suasana tadi cukup membuat Seohyun canggung, ia bahkan terlalu malu untuk memandang wajah laki laki itu sekarang.  Sesekali Yonghwa membetulkan jaket Seohyun, memastikan gadis itu tetap hangat. 

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu nanti..." Kata Yonghwa kemudian. 

"Nee?..Anieyo sunbaenim, aku...yang akan menjagamu..."kata Seohyun yang baru saja kembali dari kesadarannya.  Rupanya ciuman Yonghwa sedikit melumpuhkan kesadarannya.

"Hahahah...uri Seohyunnie....aku yakin kau sudah mengantuk.  Dari tadi aku melihatmu menguap...rupanya ini sudah jam tidurmu..." Kata Yonghwa sedikit menggoda.

Memang benar, Seohyun yang tidak pernah tidur larut malam entah berapa kali ia sudah menguap kali ini.  Kemudian gadis itu mulai memejamkan mata.  Tak beberapa lama Gadis itu sudah tertidur.  Setelah Yonghwa mendengar nafas gadis itu mulai teratur, Ia meletakkan kepala Seohyun di bahunya dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.

"Maafkan aku hyuun..."

******
Yonghwa bangun dari tidurnya, melihat ada sesuatu yang asing di kakinya.  Sebuah saputangan berwarna putih yang kini   Memiliki corak merah yang adalah darahnya membalut luka di kakinya.

"Kau sudah bangun sunbaenim?" Tanya Seohyun.  Muka gadis itu terlihat merona di bawah sinar matahari yang mulai bersinar, atau mungkin itu adalah rona malu.  Yonghwa tidak yakin, satu yang dia yakini bahwa gadis itu terlihat sangat cantik di matanya.

"Aah, nee.  Trimakasih, kau benar-benar menjagaku Seohyun..." Yonghwa tersenyum pada gadis itu seraya menunjuk kakinya yang terbalut sapu tangan milik Seohyun.  "A-anieyo sunbae.."

"Mereka di sini....!!!"

Sebuah suara mengagetkan mereka.  Itu suara Jonghyun.  Dan beberapa menit kemudian Jonghyun dan juga Jaesuk Seongsaenim dan beberapa anak lain yang berada di sekitar sana mendekati mereka.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Jaesuk seonsaengnim mendekat.

"Kaki yonghwa sunbaenim...terluka.." Kata Seohyun mewakili Yonghwa menjawab pertanyaan.

"Kau bisa jalan Yonghwa?" Tanya Jaesuk Seongsaenim setelah sekilas melihat kaki Yonghwa yang bekas darahnya terlihat sudah mengering. 

Yonghwa mengangguk.  Sementara Jonghyun mulai membantu hyungnya untuk berdiri.  Seohyun berjalan di belakang mereka.  Langkah kakinya sedikit berat, meninggalkan tempat yang penuh kenangan malam itu, dalam hatinya ia berharap kejadian malam tadi bukanlah mimpi.

Bersambung...

Yongseo - Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang