Bel terakhir berbunyi, astaga aku seneng banget.
Akhirnya liburaaaaaaaaaaaann !!!
"Have a nice holiday everyone, see y'all later " Ucap Bu Ina sebelum keluar dari pintu kelas. Senyum lebar merekah di wajahnya.
Dan di wajah kami semua.
Aku sedang merapikan buku buku pelajaran yang masih berserakan di atas meja saat tiba tiba sepasang tangan memelukku dari belakang "Hey babe "
"Hai, langsung pulang? " Aku merisleting tasku, menaruhnya di meja agar tidak menggangguku saat membalik badan untuk menatap Rayan.
"Emangnya mau ngapain lagi ? " Rayan balik bertanya kepadaku.
Aku mengangkat bahu, tidak tahu "Biasanya kan lo juga mampir warteg atau kemana dulu gitu "
Dia menggeleng "No no, lets get home early " Rayan menarikku ke dalam pelukannya lalu mencium bibirku sekilas dan dengan cepat dia keluar dari kelas.
Haruskah dia cium aku sesingkat itu? Aku bahkan sama sekali belum merasakan bibirnya.
Aku meraih tas ku lalu menyusulnya berjalan keluar. Rayan sedang berbicara dengan Zaki di depan kelas, membuatku segan menghampiri dia untuk mengajaknya pulang.
"Ray? Pulang sekarang ? " Tanyaku.
Rayan menoleh, tersenyum "Yup, gitu aja ya Zak gue mau nganter tuan putri pulang dulu "
Aku merengut. Masih aja deh Rayan kaya gitu.
Zaki mengangguk, meninju pundak Rayan "Good luck, mate "
Rayan menggenggam tanganku "You too " lalu kami berjalan ke parkiran.
Zaki kenal Rayan ? Oh bukan bukan, pasti semua orang di sekolah ini kenal Rayan. Tapi Rayan kenal Zaki? Dan mereka keliatan kayak udah kenal lama gitu padahal kalo di kelas ga pernah ngobrol sama sekali ya.
Rayan membukakan pintu mobilnya untukku "Get in, barbie "
Aku menghela napas "Ya ampun Rayan, stop flirting " Aku mencubit bahunya pelan. Kebiasaannya manggil aku pake sebutan yang luar biasa ini benar benar susah hilang.
Dia tertawa lalu menutup pintu di sebelahku, dan melesat masuk ke kursi pengemudi. Menyalakan mesin mobil klasiknya "Ng... gue mau ke rumah temen gue dulu, boleh ? "
"Sejak kapan ya Ray, lo minta izin dulu buat pergi kemana mana sama gue ? " Candaku. Memang, Rayan mana pernah izin dulu kalo kemana mana. Tiba tiba ke Warteg, ke Rumahnya, ke Bioskop atau malah keluar kota.
Rayan tertawa "Since now haha "
Aku menyalakan radio, lalu kembali bersandar di kursi penumpang. Memperhatikan mata Rayan yang bergerak gerak melihat jalanan, dan akhirnya menangkap mataku.
"Apa ? " Tanyaku.
"Pake seatbeltnya baby, ini udah kesekian puluh kali ya gue ingetin " Rayan mencubit pipiku lembut.
"Hahaha oh iya lupa duh maaf " Aku memasang seatbelt yang menggantung di sampingku, memasang cengiran lebar saat Rayan menoleh ke arahku lagi.
Kalau kalian nganggep kita udah pacaran, kalian salah. Rayan kemaren baru nyatain perasaan dia doang, bukan minta aku jadi pacarnya kan ?. Dia juga selama ini nempel sama aku karena disuruh sama kakak kembarku, ya... yang penting kita berdua sama sama tau aja that we love each other. Dan umm tentang ciumannya..... it never tasted bad. Aku kecanduan, dan Rayan suka bercandain aku kaya tadi, nyium cuma sekilas.
Astaga, maafin aku ya jadi keliatan munafik. Tapi cinta emang bisa bikin orang berubah, kan ?
"Bengong terus bengoong " Rayan menjepit hidungku dengan dua jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving The Wrong Guy
Teen Fictionapa jadinya kalau aku punya hubungan dengan anak ter-nakal di sekolah?